DOLANAN BÈKELAN-2
(PERMAINAN ANAK TRADISIONAL-67)
Permainan bèkelan yang biasa dilakukan oleh anak perempuan ini memang tidak banyak membutuhkan tempat bermain. Tempat ukuran 2 m persegi saja sudah bisa dipakai untuk bermain. Tempat-tempat yang biasa dipakai dolanan ini biasanya bernuansa rindang, sejuk, teduh, nyaman, dan bersih. Bisa merujuk ke teras rumah, halaman rumah yang rindang, halaman sekolah yang teduh, di dalam ruangan kelas dan rumah, dan tempat-tempat lainnya pula. Dolanan ini juga tidak terikat waktu. Bisa dilakukan pagi, siang, sore, atau malam hari. Juga bisa dilakukan saat istirahat sekolah. Jika dilakukan malam hari harus ada lampu sehingga tempat bermain menjadi terang. Yang jelas, dolanan bèkelan dilakukan saat senggang atau usai membantu orang tua.
Setidaknya harus ada 2 pemain sebagai syarat bermain bèkelan. Tidak bisa dilakukan sendirian. Karena sifat dolanan ini adalah kompetitif, harus ada yang menang dan kalah. Lebih ideal dolanan ini dimainkan oleh 4 anak, mereka berkeliling berhadap-hadapan. Jika terpaksa ada 5 pemain masih memungkinkan. Namun jika ada 6 pemain, sebaiknya dibagi menjadi 2 kelompok. Dolanan ini juga bisa dimainkan secara beregu. Jika demikian, sebaiknya setiap kelompok terdiri dari 2 pemain yang saling berhadapan. Sebaiknya setiap regu menempatkan diri pada baris yang sejajar. Apabila hanya ada 1 kelompok, maka bèkel yang dipakai cukup 1 set saja. Namun jika beregu, maka bèkel yang dipakai sesuai dengan jumlah kelompok yang bermain.
Misalkan ada satu kelompok bermain bèkelan yang terdiri dari 4 anak, yakni pemain A,B,C, dan D. Sebelummereka bermain, ada beberapa aturan bermain yang tidak tertulis, seperti: bèkel terlempar atau tidak tertangkap dianggap mati, bèkel tidak mau berbalik sesuai yang diinginkan juga mati, bèkel tersentuh tangan atau buah bèkel lain juga mati, dan bola tidak tertangkap atau menyentuh lantai lebih dari 1 kali juga dianggap mati. Setelah itu, mereka segera mempersiapkan tempat yang bersih dan 1 set bèkel, yang terdiri dari 1 bola dan 4 buah bèkel. Setelah mereka berkumpul, untuk memulai permainan dilakukan hompimpah dan sut. Pemain pemenang nomer satu mengawali dolanan, sementara pemenang kedua dan seterusnya menunggu giliran permainan sambil memperhatikan pemain yang sedang bermain.
Langkah pertama, pemain A melemparkan bola ke atas sekaligus 4 buah bèkel ke lantai. Bola harus segera ditangkap setelah jatuh ke tanah 1 kali. Apabila bola tidak bisa ditangkap berarti mati dan harus digantikan oleh pemain giliran kedua. Tetapi jika tertangkap dilanjutkan dengan langkah selanjutnya. Pemain A segera melempar lagi bola ke atas sambil mengambil 1 buah bèkel ke tangan kemudian segera menangkap bola yang sudah memantul sekali di lantai. Bèkel yang diambil bebas. Kemudian mengambil satu lagi dengan langkah yang sama. Sementara bèkel yang ada di genggaman tangan dipertahankan. Pada langkah terakhir, jika di lantai tinggal satu buah bèkel, maka langkah terakhir melempar bola ke atas sambil meraup buah bèkel terakhir setelah itu segera melepaskan semua buah bèkel di tangan. Kemudian segera menangkap bola setelah memantul sekali ke lantai. Apabila pemain A berhasil melewati langkah ini bisa melanjutkan ke tahap berikutnya. Jika gagal, ia digantikan oleh pemain berikutnya, misalkan pemain B. Nanti jika pemain A mendapat giliran kembali, maka ia harus memulai lagi dari tahap ini.
bersambung
Suwandi
Sumber: Baoesastra Djawa, WJS. Poerwadarminta, 1939, Groningen, Batavia: JB. Wolters’ Uitgevers Maatscappij NV., pengalaman pribadi, dan wawancara dengan anak-anak
Artikel Lainnya :
- 17 Mei 2010, Kabar Anyar - KETOPRAK JOGJA HENDAK KEMANA ?(17/05)
- 11 Januari 2011, Bothekan - DERMAN GOLEK MOMONGAN(11/01)
- YOGYAKARTA DAN HURUF JAWA(01/01)
- Akar-Akar Pohon di Jalan Jenderal Sudirman, Bantul(18/04)
- PESONA KEBUN BUAH NAGA DI LERENG MERAPI(24/06)
- TeMBI RUMAH BUDAYA(21/10)
- Dolanan Wilwa-2 (Permainan Anak Tradisional-77)(28/02)
- Bow Vernon, Menghapus Perang di Kalangan Pesulap(15/11)
- 12 Juni 2010, Denmas Bekel(12/06)
- PASAR TIBAN MINGGUAN DI YOGYA(05/01)