- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Makanyuk»LOTEK BU NUR
09 Jan 2012 07:32:00Seperti halnya gudeg,, lotek juga mudah ditemukan di Yogya. Dibanyak tempat, apalagi malam hari, menemui gudeng mudah untuk dicari. Berbeda dengan lotek, yang buka pada siang hari. Biasanya, jam 9 warung lotek sudah buka, meski siang hari pelanggan baru pada datang. Biasnya, sore hari, pukul 5, atau bahkan pukul 4, warung lotek sudah tutup.
Ini ada warung lotek yang telah memiliki pelanggan, dan tidak hanya menyediakan lotek, tetapi ada jenis menu sayuran lain. Yang tidak ketinggalan menu gado-gado. Maka, warungnya dikenal dengan nama ‘’Warung Lotek-Gado-gado ‘Bu Nur’”. Lokasinya di jalan Parangtritis Km 7, dekat dengan kampus ISI (Institut Seni Indonesia), Yogyakarta.
Berulangkali, kuliner ‘Tembi’ telah mampir di warung ‘Bu Nur’ ini dan pesannya selalu sama, lotek, cabainya satu saja. Namun, sesekali pernah juga mencoba gado-gado. Minumankhas, juice sirsak atau juice jambu. Pilihan menu dan minuman, menambah rasa segar di tubuh.
Saat siang hari, pada jam makan siang, warung ‘Bu Nur’ penuh pelanggan. Tidak jarang antri cukup banyak. Namun begitu, tidak menunggu terlalu lama, meski pelanggan banyak yang datang. Kebanyakan anak-anak muda. Biasanya pula mengambil tempat duduk lesehan. Namun bukan berarti warung ‘Bu Nur’ monopoli anak-anak muda. Orang dewasa, yang suka pada lotek, mudah sekali dilihat menikmati lotek atau gado-gado di warung ‘Bu Nur’ ini.
Terhadap kuliner ‘Tembi; penjualnya seperti sudah hapal apa yang akan dipesan. Mungkin karena selalu menu dan minuman sama yang dipesan, setiap kali ke warung ‘Bu Nur”.
“Juice sirsaknya habis’ begitu kuliner masuk warung dan mendekati penjaga warung
“Ya, juice jambu biji” kata kuliner Tembi
‘Tanpa es ya” tanya pelayan warung
‘Begitulah” kata kuliner Tembi. Dan sama-sama tertawa.
Rasa lotek di warung ‘Bu Nur’ ini memang ‘joss’. Meski sudah berkali-kali makan lotek, tidak membuatnya bosan. Selalu saja, dalam jarak waktu tertentu ingin kembali ke warung lotek ini, untuk menikmati lotek, dan tentu saja juice. Bumbu kacangnya memang betul-bentul bumbu kacang yang ditumbuk di cowek. Perempuan yang menyiapkan pesanan lotek seperti sudah terbiasa menumbuk kacang, sehingga cepat sekali kacang berubah menjadi lembut. Teman lainnuya sudah menyiapkan sayuran lotek dan tinggal dimasukkan ke cowek yang sudah ada bumbunya. Jadi, dengan cepat pesanan lotek diantar pada pemesan.
Selain pelanggan yang makan di warung, ternyata tidak sedikit pelanggan yang memesan dan dibungkus untuk dibawa pulang. Karena itu, meski di warungnya hanya ada 2-3 orang yang sedang makan, penjualnya tidak berhenti menumbuk/menguleg kacang di cowek dan teman lainnya menyiapkan sayuran,sebab pembeli yang memesan akan mengambil jika pesanan selesuai dibuat.
Selain gudeg, lotek merupakan jenis menu ‘khas’ Yogya yang lain. Dibanyak tempat di Yogya, penjual lotek tidak terlalu sulit untuk ditemukan. Asal bukan malam hari. Sebab, warung lotek, sore hari biasanya sudah tutup. Warung lotek yang memiliki banyak pelanggan, biasanya membuka cabang di beberpa tempat di Yogya, salah sattunya warung lotek Colombo, yang membuka cabang di beberapa lokasi. Warung lotek ‘Bu Nur’ inipun ada tulisan ‘cabang Colombo’. Ini artinya, lotek ‘Bu Nur’ merupakan lotek cabang Colombo yang sudah cukup dikenal di Yogyakarta.
Kita tahu, adalah lotek jenis menu yang sedikit sekali menggunakan minyak goreng, kecuali pada bumbu kacang, kerupuk sebagai kelenngkapan lotek dan bakwan goreng, yang diiris-iris dan dicampur dengan lontong dan sayuran
Maka, kalau ke Yogya, jangan lewatkan lotek.
Makan yuk ..!
Ons Untoro
Artikel Lainnya :
- Bentuk-bentuk Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta(12/08)
- 12 April 2011, Ensiklopedi - DOLANAN PATHON(12/04)
- 17 Mei 2010, Suguhan - KIKIL LOMBOK IJO DAN BRONGKOS(17/05)
- INDONESIA MENENTUKAN NASIB(21/06)
- Dolanan Layangan-2 (Permainan Anak Tradisional-78)(13/03)
- KAMPUS BIRU MENJADI PASAR TIBAN(01/01)
- MENGENANG 1000 HARI RAMA TAN DAN MENEMUKAN SPIRITUALITAS PETANI(02/12)
- BATU GILANG DAN BATU GATENG KOTAGEDE DI MASA LALU(16/07)
- JALAN SETAPAK DI PINGGIR YOGYA(14/12)
- 31 Desember 2010, Figur Wayang - Baladewa(31/12)