- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Berita-budaya»MENGENANG 1000 HARI RAMA TAN DAN MENEMUKAN SPIRITUALITAS PETANI
02 Dec 2011 07:13:00Dengan menempati Ruang Kondjono, Komunitas Pangkal Sejahtera “Tan Soe Ie” dan Universitas Sanata Dharma melaksanakan kegiatan sarasehan peringatan seribu hari wafatnya Rama FX. Tan Soe Ie, SJ. Acara ini dilaksanakan hari Sabtu, 26 November 2011. Ada 100-an peserta hadir dan mengikuti acara ini. Sarasehan menghadirkan tiga narasumber dan satu keynote speaker. Tiga narasumber tersebut adalah Prof. Dr. A. Sudiardja, MA., SJ. (Direktur Pusat Studi Ignasian-USD), Dr. Ir. MT. Lindayani (Dosen Fak. Teknologi Pertanian dan Program Masgister-Universitas Soegijapranata), Indra Gunawan, S.Tp. (Direktur Komunitas Pangkal Sejahtera ”Tan Soe Ie”. Sedangkan key note speaker dalam acara ini adalah Rama Dr. Ir. Paulus Wiryotamtono, SJ. (Rektor USD). Sarasehan itu sendiri dibingkai dalam tema ”Urip lan Nguripi, Inilah Hasil Bumi Atas Usaha Manusia dan Karena Kemurahan-MU”.
Dalam paparannya Prof. Dr. A. Sudiadja, MA. SJ. menyatakan bahwa sosok Rama Tan Soe Ie sepintas terkesan galak atau keras, tetapi setelah orang mengenal lebih dalam akan tampaklah ciri-ciri spiritualitas Ignasian yang dihayatinya dari dalam. Kekerasan atau kesan kegalakan itu merupakan ketegasan sikap Ignasian, yang mau bekerja bagi sesama dengan mengolah tanah/bumi ciptaan untuk memuliakan Tuhan. Cara pendidikannya mungkin bersifat kontroversial, tetapi ia telah menyumbangkan corak pendidikan yang khas, untuk kaum muda yang mempunyai hati dan komitmen mengolah dunia, membawa mereka juga pada semakin besarnya kemuliaan Allah.
Sarasehan ini secara garis besar menampilkan kesan kerabat dan sahabat serta kenalan atas sosok dan kiprah Rama Tan. Salah satu kesan yang diutarakan oleh salah satu teman Rama Tan menyebutkan bahwa Rama Tan adalah sosok yang sangat mencintai alam. Ia mencintai alam dengan mengolahnya. Pengolahan alam yang baik dan seimbang akan memberikan hasil yang baik pula. Rama Tan selalu berusaha membantu orang lain dengan cara apa pun. Bahkan ia juga memberikan uang bagi orang-orang yang kesulitan uang. Oleh karena itu ia juga kerap kena tipu daya oleh orang-orang yang katanya meminjam uang padanya, namun pada akhirnya tidak mengembalikannya. Rama Tan tidak pernah memikirkan soal pengembalian utang tersebut.
Rama Tan memberikan keteladanan hidup dengan mengajak orang-orang sekitar untuk mau berubah, berkembang, maju, dan mengenal atau menemukan Tuhan di dalam segala dan segala di dalam Tuhan.
Rektor USD, Rama P. Wiryotamtono lebih banyak memaparkan riwayat hidup Rama Tan. Tentang semangat atau spirit Ignasian yang ada di dalam hidup Rama Tan yang kemudian menggerakkannya dalam kehidupan sehari-hari baik kehidupan spiritualnya maupun kiprah fisiknya dalam membangun dan mengembangkan lingkungan. Tema Urip lan Nguripi adalah landasan untuk dapat memberikan hasil kepada sebanyak-banyak orang.
Kemurahan yang diterima dari Tuhan haruslah dikelola secara bersama-sama secara baik dan bisa dinikmati bersama-sama. Oleh karena itu pula ciptaan yang lain selain manusia juga digunakan untuk memuliakan Tuhan. Karya-karya yang dilakukan Rama Tan juga bukan merupakan sebuah kelekatan yang tidak bisa lepas dari dalam dirinya. Ia selalu siap melepaskan kekaryaannya itu bagi banyak orang. Ada semacam pemeo yang menjadi landasan spirit hidup Rama Tan, di antaranya mengubah tahi menjadi hati dan merubah hantu menjadi tuhan.
Dr.Ir. MT. Lindayani lebih menyoroti apa yang diinginkan atau visi Rama Tan. Rama Tan menandaskan bahwa apa yang kamu ambil dari alam itu kamu kembalikan pada alam sehingga terjadi keseimbangan. Keberlangsungan hidup bumi ini harus bisa dikelola oleh manusia yang menghuninya jika manusia ingin bumi itu lestari. Pada intinya MT. Lindayani melihat sosok Rama Tan dari sisi pertanian dan filosofi cara bertaninya.
Indra Gunawan yang lama ikut auatu nyantrik pada Rama Tan menandaskan bahwa Rama Tan merupakan sosok yang unik. Salah satu keunikannya adalah bahwa Rama Tan tidak suka membuang waktu. Ia juga kurang suka diskusi atau sarasehan yang baginya merupakan pemborosan waktu. Rama Tan juga merupakan sosok yang selalu mau belajar. Untuk masuk ke sebuah komunitas tertentu orang harus mau mempelajari bahasa tempat komunitas itu hidup. Rama Tan juga menyatakan bahwa pertanian di Indonesia hingga saat ini masih kurang dihargai, namun Rama Tan percaya bahwa sepuluh tahun lagi pertanian di Indonesia akan mendapatkan perhatian yang membanggakan. Rama Tan pulalah yang mencoba mencari spiritualitas petani. Ia menemukannya di dalam Doa Syukur Agung yang menjadi rangkaian liturgi ekaristi dalam tradisi Gereja Katolik. Spiritualitas petani itu adalah: Inilah Hasil Bumi dan Karena Kemurahan-MU.
Spiritualitas ini hendaknya menjadi ruh jagad pertanian sehingga pengelolaan dunia pertanian selalu tidak lepas dalam kaitannya dengan usaha baik manusia dan tentu atas berkat dan rahmat Tuhan. Demikian menurut almarhum Rama Tan yang salah satu produknya pertaniannya cukup terkenal sampai sekarang, yakni Pupuk Kascing (bekas cacing) dan pertanian organik.
a.sartono
Artikel Lainnya :
- BAKMI BAKAR DAN BEEF N ONION(19/04)
- 22 Juni 2010, Ensiklopedi - KOKO-KOKO(22/06)
- 11 Februari 2011, Pasinaon basa Jawa - SEKATEN LAN GREBEG MULUD 1944 TAUN JAWA(11/02)
- 26 Agustus 2010, Primbon - Mengenali Watak Dasar Bayi(26/08)
- UPACARA REBO PUNGKASAN WONOKROMO, PLERET, BANTUL, YOGYAKARTA(01/01)
- TeMBI Is In Da House (On Twitter)(23/08)
- ALAT TRANSPORTASI(01/01)
- Mengenang Rendra(09/08)
- KAYA KETIBAN DARU (NDARU)(17/01)
- Ungkapan Tradisional yang Ada Kaitannya dengan Sila-sila dalam Pancasila D.I. Yogyakarta(15/07)