JALAN SETAPAK DI PINGGIR YOGYA
Menyebut Yogya sesungguhnya tidak hanya menunjuk kota Yogya, melainkan Daerah Istimewa Yogyakarta, yang terdiri dari 4 Kabupaten dan 1 Pemerintah Kota Yogya, yang dikenal dengan sebutan pemkot. Salah satu dari 4 Kabupaten itu ialah Kabupaten Kulonprogo, yang terletak di wilayah paling barat, berbatasan dengan Kabupaten Purworejo.
Wilayah kabupaten memang memiliki dusun-dusun, seperti halnya pemerintah kota mempunyai kampung-kampung. Yang khas dari pemerintah dusun, biasanya memiliki jalan yang menghubungkan dari satu dusun ke dusun lainnya, meski jalannya sudah bagus, tidak lagi susah, namun ada juga yang sifatnya sebagai jalan setapak.
Setidaknya, di dusun Gridang, khusunya RT 21 RW 05, Hargobinangun, Kokap, Kulonprogo, kita bisa menemukan jalan setapak, yang jika hujan turun menjadi terasa licin. Jalan setapak ini naik ke bukit, dan di atas bukit itu ada rumah tinggal penduduk, dan satu-satunya warga di RT disebut di atas yang bertempat tinggal disitu.
Laiknya jalan setapak, masih berupa tanah, dan tidak bisa dipakai untuk melangkah bersama lebih dari 2 orang. Paling banter dua orang bisa berjejer. Yang paling aman setiap orang melangkah secara berurutan. Jalan setapak ini tidak lurus, laiknya pematang sawah, melanikan naik. Diantara jalan setapak terdapat selokan kecil, dan diberi jembatan yang terbuat dari batu yang ditumpuk, sehingga orang yang akan melewati jalan setapak harus melalui jembatan batu ini.
Di Yogya, terutama di wilayah dusun-dusun di Kabupaten masih mudah ditemukan jalan setapak, yang hanya bisa dilewati dengan jalan kaki. Kalau menggunakan sepeda mesti harus dipikul. Dan kalau mengendarai sepeda motor, harus ditinggal di bawah. Jalan setapak, sebut saja ‘ jalan Gridang’ ini, karena menuju ke bukit ada banyak pepohonan sehingga rindang, meski lelah menapak setapak demi setapak, tetapi tidak langsung disengat sinar Matahari.
Jalan setapak, yang masih berupa tanah, memberi kesan, sekaligus menunjukkan, bahwa dusun-dusun di desa, untuk orang kota sebagai sesuatu yang eksotik. Orang suka untuk menikmati, tetapi biasanaya enggak untuk bertempat tinggal. Jadi, eksotisme jalan setapak yang dinikmati, bukan ruang untuk tinggal keseharian.
Ya, jalan setapak di Yogya sebelah barat, tepatnya di Kabupaten Kulonprogo, setidaknya masih menunjukkan, bahwa Yogya merupakan wilayah rural dan agraris, yang tidak lagi bisa ditemukan di kota kota-kota besar yang industralis.
Ons Untoro
Artikel Lainnya :
- 1 September 2010, Kabar Anyar - TUBUH-TUBUH PROVOKATIF MARIA MAGDALENA(01/09)
PROSES MENJADI PENTING BAGI MASYARAKAT JAWA(11/01) - DOLANAN BEKELAN(13/09)
- 20 Nopember 2010, Kabar Anyar - Menghadirkan Masalalu(20/11)
- Denmas Bekel(18/08)
- 7 Juni 2010, Kabar Anyar - PENGHARAGAAN BERBASIS BUDAYA(07/06)
- 27 Agustus 2010, Kabar Anyar - MAKNA SUFISTIK KEPEMIMPINAN JAWA DAN ISLAM, RELEVANSINYA BAGI KARAKTER KEPEMIMPINAN BANGSA(27/08)
- Kanal Benteng Vredesbrug Tahun 1920(17/10)
- Janma Tan Kena Kinira(15/01)
- 30 Maret 2011, Yogya-mu - Sentra Mebel Bambu(30/03)