Tembi

Berita-budaya»LOMBA PLESETAN TERPLESET

27 Jun 2011 07:22:00

LOMBA PLESETAN 'TERPLESET'Dari kata kunci ‘dhawa’ yang dilonatrakan, lomba plesetan dimulai. Kata itu diterukan menjadi ‘dhawa 19’, yang maksudnya Dewa 19, dan ditersukan menjadi ‘belas kaca’, ‘kaca tertib’, tertib lalu lintas’ dan seterusnya. Kata-kata plesetan tidak selalu bersambung dan seringkali malah mleset, sehingga harus dijelas-jelaskan maksudnya. Tidak urung, penonton yang mengikuti lomba plesetan tertawa bukan karena lucu, tetapi lantaran plesetannya tidak nyambung. Jadi, plesetannya ‘terpleset’.

Dagelan plesetan merupakan guyon/humor keseharian untuk warga Yogya. Hampir tak ada kata yang tak bisa diplesetkan. Selalu saja, bisa menemukan kata plesetan untuk jenis kata yang disampaikan. Pada lomba plesetan,. yang ‘terpleset’ sehingga tidak lucu, membuat, Anang Batas dan Gepeng Kesana-Kesini tampil spontan, mungkin untuk memberi inspirasi pada peserta lomba, yang masih ‘yunior’. Dimulai dengan kata ‘Thiwul’ Anang memplesetkan menjadi ‘Thiwul Arwana’ dan Gepeng meneruskan dengan kalimat plesetan Thiwul Gatot’ dan diteruskan ‘Gatotkaca’, “kacammu sempal’, ‘sempal iwak sapi’, ‘sapi ing pamrih rame ing gawe’. Tentu saja, plesesan demi plesetan mengundang gelak tawa hadirin. Semuanya terpingkal-pingkal mendengar plesetan yang tangkas dan responsif ala plesetan.

LOMBA PLESETAN 'TERPLESET'Memang, sejumlah kata plesetan muncul dan saling sambung menyambung. Selalu saja, plesetan dimulai dengan kata kunci. Misalnya, kata yang dilontarkan adalah kata ‘pinter’ dan segera meluncur menjadi ‘binter mercy’, ‘mercy guslow’, ‘guslow jawa’, ‘jawa banget’, ‘banget-banget tahi ayam’, ‘ayam reading sang kancil’, ‘Kancil menyelam minum air’, ‘air lagu, ‘lagu cinta padamu’.

Meneruskan kata plesetan memang tidak mudah, selain harus cepat merespon dan memerlukan banyak kosa kata. Seringkali plesetan mendeg lantaran lawan mainnya tidak responsif atas kata yang dikeluarkan. Peserta lomba, berulangkali terjebak untuk mencari-cari kata guna meneruskan kata sebelumnya. Sampai hitungan kesepuluh tak juga ketemu kata plesetan lanjutannya, dinyatakan sebagai kalah.

Kelihatannya hanya plesetan, tapi rupanya memerlukan kecerdasan, atau mungkin bukan kecerdasan, melainkan ingatan yangLOMBA PLESETAN 'TERPLESET' kuat akan kosa kata yang dimiliki. Dengan memiliki kosa kata yang banyak, kata demi kata akan menemukan plesetannya. Kata tidak harus sama bahasanya, bisa mengambil bahasa lain, misalnya kata ayam diplesetkan menjadi ‘ayam reading’, yang maksudnya ‘ I am reading’. Atau mengambil bahasa Jawa, karena kata yang dimunculkan asosiasinya adalah bahasa Jawa, misalnya kata Kedah, yang merupakan nama kota di Malaysia bisa diplesetkan, dalam bahasa Jawamenjadi ‘Kedahpundi’, yang dalam bahasia Indonesia artinya ‘bagaimana’.

Plesetan merupakan dagelan keseharian di Yogya. Siapapun bisa melakukannya. Selalu saja, mendengar kata plesetan orang akan tertawa, meski kata plesetannya sudah berulangkali didengar, tetapi konteks situasinya berbeda, sehingga seperti memberi makna baru.

Kata plesetan ‘nggak majalah’ merupakan jenis plesetan yang berulangkali muncul, tetapi orang tetap bisa tertawa mendengarnya karena konteks situasinya pas. Maksud dari ‘nggak majalah’ adalah ‘nggak masalah’.

Makanya, nikmati saja ‘plesetan juruh’ Ha..ha..ha…

Ons Untoro



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta