Kampung-kampung Ramadhan di Jogja
Bulan ramadhan merupakan bulan yang sangat ditunggu-tunggu seluruh umat muslim. Pada bulan ini umat muslim menjalankan ibadah puasa yang merupakan wujud dari matiraga atau pengekangan hawa nafsu yang kemudian diakhiri dengan kemenangan pada hari raya Idul Fitri. Menjelang bulan ini umumnya umat muslim melakukan berbagai persiapan. Di Jawa (atau di tempat lain) ada tradisi yang dinamakan padusan. Padusan sendiri merupakan perwujudan pensucian badan (dan batin) untuk kemudian menjalani puasa di bulan ramadhan. Kecuali itu, dapat dikatakan juga bahwa semua masjid juga berbenah untuk memasuki bulan suci tersebut. Di beberapa masjid hal demikian bahkan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan untuk menunjang atau mengisi bulan ramdahan tersebut.
Pada masjid-masjid dengan jumlah umat relatif banyak hal demikian juga dimeriahkan dengan Kampung Ramadhan. Hal demikian ini di Jogja setidaknya bisa kita saksikan di Jogokaryan, Nitikan, dan Kauman. Seperti diketahui ketiga wilayah itu merupakan pusat-pusat pemukiman umat muslim atau setidaknya jumlah umat muslim di wilayah-wilayah tersebut jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan umat yang bukan muslim.
Kampung-kampung Ramadhan ini boleh dikatakan tidak akan pernah jauh keletakannya dengan masjid yang menjadi tempat ibadah dari warga setempat. Demikian pun dengan Kauman, Jogokaryan, maupun Nitikan. Dapat juga dikatakan bahwa masjidlah yang menjadi pusat dari kegiatan Kampung Ramadhan tersebut.
Agar kegiatan kampung ramadhan ini memberikan kesan yang berbeda dengan kampun ramadhan lainnya, maka beberapa wilayah mengambil nama kegiatan ramadhan di kampung ini berbeda dengan nama di daerah lain. Jogokaryan mengambil nama Kampung Ramadhan Jogokaryan. Sementara Nitikan mengambil nama Jalur Gaza. Kauman sendiri karena secara tradisi sudah menjalankan tradisi kampung ramadhan sejak lama lebih mendasarkan kegiatannya seperti yang sudah-sudah yakni semacam pasar sore ramadhan.
Kampung Ramadhan Jogokaryan memunculkan semacam ikon gambar prajurit Jogokaryan namun dengan atribut pakaian muslim (prajurit muslim). Sementara Nitikan menekankan pada sisi Jalur Gaza yang menjadi wilayah konflik nyaris tanpa berkesudahan yang melibatkan Palestina dan Israel. Apa yang disebut sebagai Jalur Gaza di Nitikan ini juga dilengkapi dengan nuansa Palestina, yakni dengan ditampilkannya bendera Palestina. Meskipun Jalur Gaza yang menjadi ikon kampung ramadhan di Nitikan sesunguhnya merupakan singkatan dari ”jajanan, lauk, sayur, gubug azhar, serba ada”.
Hal ini menunjukkan tentang sajian makanan khas bulan puasa yang dijajakan di sepanjang Jalan Sorogenen, khususnya ruas jalan yang berdekatan dengan masjid di Nitikan tersebut. Jajanan, lauk, sayur, dan serba ada mungkin merupakan istilah yang tidak asing lagi. Sedangkan gubug azhar mungkin belum cukup familiar. Gubug azhar yang dimaksud di sini adalah gubug-gubug yang menjual aneka macam keperluan berbuka puasa dan ibadah yang dibuka selepas waktu azhar.
Kampung Ramadhan di Jogja bisa dipastikan turut memberi warna dan ksemarakan bulan ramadhan. Sebulan penuh kampung demikian ini beraktivitas. Bukan hanya berkaitan dengan urusan jual-beli makanan dan kebutuhan lain. Akan tetapi banyak juga yang mengisinya dengan aktivias lainnya seperti parade bedug, festival kuliner tradisional, ramadhan ger, lomba koor, lomba menghias rumah, lomba menghias masjid, lomba spanduk, buka bersama anak yatim piatu, temu relawan masjid, talk show, dan sebagainya. Pada galibnya bulan ramadhan adalah bulan yang banyak dinantikan karena pada bulan ini secara lebih khusus dan intens segala kebaikan ditingkatkan dan segala keburukan disingkirkan dari dalam hati.
a.sartono
Artikel Lainnya :
- 29 Oktober 2010, Pasinaon basa Jawa - AWAS MERAPI(29/10)
- SRI PAKU ALAM VIII DALAM PAKAIAN MILITER BELANDA, 1941(26/07)
- CERITA BERGAMBAR MENUJU KEMERDEKAAN(07/07)
- DOLANAN LUMPAT TALI(06/12)
- KETEDUHAN DI JALAN PAKUNINGRATAN, BAGAIMANA MEWUJUDKANNYA (27/01)
- Pameran Chairs and Bones(23/03)
- Tanda Mata IX, Bagian dari Tonggak Sejarah Kesenian Jogja(14/09)
- SEPENGGAL KISAH REL BAWAH TANAH YOGYAKARTA-SEMARANG(01/01)
- MENGENANG KAWAN HERU TELAH TIADA(03/08)
- Serba Soto Di Tembi(27/02)