Tanda Mata IX: Bagian dari Tonggak Sejarah Kesenian Jogja

Tanda Mata IX: Bagian dari Tonggak Sejarah Kesenian Jogja

Mengkoleksi (yang dalam hal ini berarti menyimpan-merawat) lukisan atau hasil karya senirupa bukanlah perkara yang mudah. Tempat yang memadai atau katakanlah cukup luas sangat diperlukan mengingat ada begitu banyak karya terutama karya lukis yang berukuran cukup besar. Penataan yang baik dan rapi juga sangat diperlukan untuk menjaga kualitas cat agar tidak cepat rusak. Suhu dan peredaran udara di dalam ruang koleksi pun perlu diperhitungkan untuk menjaga keawetan karya. Karya juga harus dijauhkan dari berbagai binatang seperti tikus, ngengat, kecoa, tokek, cecak, rayap, semut, laba-laba, dan lain-lain yang semuanya potensial menimbulkan kerusakan pada karya.

Tanda Mata IX: Bagian dari Tonggak Sejarah Kesenian Jogja

Bentara Budaya Yogyakarta yang telah mengkoleksi cukup banyak karya bukannya tidak menghadapi tantangan seperti di atas. Ruang yang relatif sempit dan terus bertambahnya koleksi karya hasil sumbangan para seniman membuat Bentara Budaya harus berpikir cukup keras untuk dapat menyimpan karya-karya tersebut dengan baik. Karya yang semkian banyak dengan aneka ragam gaya dan teknik dari masing-masing seniman membuat koleksi Bentara Budaya Yogyakarta cukup kaya akan corak karya. Kekayaan itulah yang kemudian dipamerkan oleh Bentara Budaya Yogyakarta mulai tangga; 7-15 September 2012. Pameran koleksi itu sendiri diberi tema Tanda Mata IX, Koleksi Bentara Budaya Yogayakarta, 2012.

Tahun 1997 Bentara Budaya mengawali pameran koleksi yang diberi tema atau judul Tanda Mata I. Pameran Tanda Mata ini dilakukan setiap dua tahun sekali sebagai bentuk pertanggungjawaban Bentara Budaya Yogyakarta kepada para seniman yang telah menyumbangkan karyanya. Selain itu hal tersebut juga sebagai bentuk ucapan terima kasih Bentara Budaya Yogyakarta kepada para seniman.

Tanda Mata IX: Bagian dari Tonggak Sejarah Kesenian Jogja

Dalam pameran Tanda Mata IX ini Bentara Budaya Yogyakarta memamerkan 58 karya yang terdiri dari 35 lukisan, 5 patung, 12 karya grafis, 4 kriya, dan sebuah karya batik. Karya-karya tersebut murni pemberian dari para seniman. Artinya, para seniman itulah yang memilih sendiri karyanya untuk diberikan kepada Bentara Budaya. Karya-karya itulah yang kemudian menjadi koleksi Bentara Budaya. Ke depan karya-karya ini akan disimpan di Bentara Budaya Jakarta karena ruang di sana lebih memadai daripada ruang yang ada di Bentara Budaya Yogyakarta.

Karya adalah tonggak-tonggak perjalanan sejarah kreatif dari sang seniman. Pada masa yang akan datang karya-karya tersebut dapat dipandang sebagai catatan sejarah sang seniman, zaman, dan lingkungan tempat karya tersebut dilahirkan. Bentara Budaya Yogyakarta sebagai lembaga yang peduli tentang hal itu menjadi semacam laboratorium dan pusat dokumentasi hasil-hasil karya seniman. Pembukuan akan koleksi karya, ulasan, analisis, kritik, dan catatan akan semuanya itu menjadi penting bagi perkembangan dan kegairahan berkarya para seniman/budayawan. Tidak bisa dipungkiri, Bentara Budaya Yogyakarta menjadi salah satu lembaga kebudayaan yang disasar para seniman untuk kemudian mempercayakan karya-karyanya untuk ”dikelola”. Sinergitas semacam itu di mana pun sangat diperlukan.

Tanda Mata IX: Bagian dari Tonggak Sejarah Kesenian Jogja

Pembukuan kumpulan koleksi yang pernah diterbitkan tahun 2004 oleh Bentara Budaya Yogyakarta dengan judul ”Perjalanan Seni Lukis Indonesia: Koleksi bentara Budaya” dan kemudian dicetak ulang dalam bahasa Inggris tahun 2008 dengan judul ”The Journey of Indonesian Painting the Bentara Budaya Collection” dan dicetak fullcolour dan hardcover pada sisi lain menjadi koleksi bagus juga untuk para pecinta seni. Sekaligus hal demikian menjadi salah satu catatan atau dokumen kesejarahan dunia kesenian di Yogyakarta. Mungkin tradisi pembukuan semacam itu perlu dilakukan lagi pada tahun 2012 mengingat pembukuan semacam itu awalnya memang dilakukan empat tahunan.Koleksi Tanda Mata adalah koleksi tonggak sejarah kesenimanan dari Yogyakarta.

a.sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta