Pameran Chairs and Bones

Lima seniman yang sudah banyak malang melintang dengan ragam ekspresi masing-masing berpameran di Bentara Budaya Jakarta 18-28 Maret 2010 mendatang. Mereka adalah Nasirun (pelukis), Suatmadji (pelukis), Komroden Haro (pematung), Ipong Purnama Sidhi (pelukis), dan Samy RR Bermeulen (pematung asal Jerman). Menurut sang kurator sekaligus dosen Fakultas Seni rupa di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Suwarno Wisetrotomo, tajuk Chairs and Bones merupakan pintu masuk mereka untuk menelusuri persamaan dan perbedaan visi diantara mereka berlima dalam memandang kompleksitas kehidupan, khususnya terkait dengan harapan-harapan mereka tentang masa depan.

Pameran ini berawal dari gagasan seorang pematung berkebangsaan Jerman, Samy R.R Vermeulen, selama tinggal di Yogyakarta dan intensitas bertemu dengan sejumlah perupa di sana, pria yang tekun dan penyelidik ini menggagas sebuah pameran dengan salah satu syaratnya adalah mereka berkarya dengan basis mitologi dan bervisi tentang tata nilai kearifan. Bagi Samy pameran ini sangat menarik untuk menggali pengaruh seni tradisi dan mitologi spiritual dalam seni rupa Indonesia modern, dan topik Chairs and Bones akan lebih baik dipahami sebagai metafora dan puncak sebuah bangunan, sehingga setiap perupa bebas untuk mengekspresikan dirinya dengan inspirasi-inspirasi yang paling dalam menurut diri masing-masing. Dan kenapa hanya 5 perupa, Samy memiliki makna tersendiri pada angka 5, yaitu ia pernah diramal oleh seorang laki-laki Indian bahwa dalam tempo lima bulan ia akan cepat berkembang, dan tepat lima bulan kemudian Samy untuk pertama kali berpameran di Asia.

Lihat saja karya beberapa karya Samy, sebuah patung berbahan perunggu dalam ukuran 5 kali manusia berjudul Lima Bidadari, patung ini memiliki gambaran tubuh seorang perempuan, dengan kepala dalam bentuk abstrak yang menunjukkan simbol khusus. Menurut Samy, simbol itu tidak diperoleh dari tradisi atau mitologi manapun, tetapi sebagai pernyataannya tentang sebuah visi yang dikerjakan di studionya, Yogyakarta. Pada karyanya yang lain, Samy juga membuat patung seorang wanita duduk pada sebuah kursi di dasar kakinya terdapat retakan dan tumbuhan muda menjulur terhampar yang diberi judul The Throne Of Richness, karyanya ini merupakan seorang dewi sebagai simbol untuk menjaga semua kehidupan. Dalam beberapa tahun terakhir, Samy mengaku sangat tertarik dengan bentuk tanduk dan sebuah kursi, karena itu ia menciptaka patung kursi yang mempersatukan keduanya.

Karya temannya yang lain, adalah karya ornamentasi milik Suatmaji yang menurut sang kurator bersifat asesoris atau sebagai gurauan, seperti pada karyanya yang berjudul King Of Pop bentuk wayang raksasa Buto Cakil yang ornamentik mempararelkan gerak lincah dan lentur antara Cakil dan Michael Jackson. Pada telinga si Raja Pop disemati sumping asesori busana sebagai tanda seorang raja. Karya-karya Ipong Purnama Sidhi lain lagi, menurut Suwarno Ipong lebih mengungkapkan persoalan-persoalan kehidupan sehari-hari yang penuh lelucon, kepalsuan, dan kesalahpahaman. Sedangkan pada karya Komroden, bentuk-bentuk representasi itu mewakili ide-idenya tentang harapan misalnya pada patung bayi, anak-anak, tunas, biji. Masih banyak karya-karya penuh makna dan kritikan pada manusia-manusia modern yang sebagian besar bekerja keras demi kekuatan dan kesejahteraan material. Selain di Bentara Budaya Jakarta, pameran ini direncanakan sebagai pameran keliling yang akan dipamerkan di beberapa tempat.

Titin Natalia