Kacang Ninggal Lanjarane

Kacang Ninggal Lanjarane

Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti kacang meninggalkan lanjaran (sandaran yang biasanya berupa bilah bambu yang digunakan sebagai tempat melilitkan batang tanaman yang merambat). Pengertian kacang dalam pepatah ini mengacu pada pengertian kacang panjang. Kacang panjang memang merupakan tanaman merambat yang membutuhkan tempat (bilah bambu atau kayu) untuk merambat.

Kacang ninggal lanjarane berarti bahwa tanaman kacang itu memang meninggalkan tempatnya untuk merambat. Hal demikian merupakan sesuatu yang tidak lazim atau sesuatu yang langka karena bagaimanapun juga tanaman kacang (panjang) membutuhkan tempat untuk merambat. Dalam arti kiasan lanjaran dalam pepatah ini diartikan sebagai orang tua dan kacang adalah anak dari orang tua yang bersangkutan. Hal demikian menyiratkan bahwa anak bergantung pada orang tuanya dan akan mewarisi sifat-sifat bahkan juga bentuk fisik (perwajahan) dari orang tuanya yang dalam hal ini dikatakan sebagai lanjaran.

Pepatah ini sebenarnya ingin menyatakan bahwa dalam kehidupan yang sesungguhnya selalu ada kemungkinan pohon atau tanaman kacang panjang meninggalkan lanjarannya. Dalam kiasan hal ini dimaksudkan bahwa dalam kenyataannya ada anak yang tidak mewarisi sifat atau watak dari orang tuanya. Bahkan juga tidak mewarisi bentuk tubuh atau wajah dari orang tuanya.

Bisa saja terjadi anak dari seseorang yang pekerjaannya merampok atau mencopet justru menjadi anak yang baik dan kemudian menjadi orang yang bekerja secara wajar. Mungkin juga dia juga tidak mewarisi bentuk-bentuk fisik dari orang tuanya. Pada contoh lain bisa saja ada anak dilahirkan dengan wajah cantik atau tampan sekalpun kedua orang tuanya bewajah biasa-biasa saja atau bahkan buruk.

a.sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta