Budi Dayaning Manungsa Ora Bisa Ngungkuli Garise Sing Kuwasa
Peribahasa Jawa di atas secara harafiah berarti budi daya manusia tidak bisa melampaui takdir Hyang Maha Kuwasa.
Pepatah ini sebenarnya ingin mengingatkan orang/manusia agar bisa menerima segala macam takdir atau nasib yang sedang menimpa dirinya. Orang atau manusia memang diwenangkan untuk berusaha untuk mencapai cita-citanya. Akan tetapi tidak setiap cita-cita atau keinginan manusia bisa diraih. Pada sisi ini orang diharapkan mendasarkan hidupnya agar semakin selaras dengan kehendak Sang Khalik.
Ada banyak contoh kasus dari usaha atau upaya manusia yang secara hitung-hitungan di atas kertas dipastikan berhasil atau sukses, namun pada akhirnya menemui kegagalan. Cerita kuno mengenai pembangunan Menara Babel merupakan salah satunya. Kasus meledaknya pesawat Challenger juga merupakan salah satu kasus yang lain. Demikian pula dengan tenggelamnya kapal Titanic. Sepintar-pintar manusia, sehebat-hebat manusia ia hanyalah makhluk ciptaan Tuhan yang harus mengerti bahwa di luar dirinya ada kekuatan maha kuat yang tidak mungkin bisa ditandingi manusia.
a.sartono
Artikel Lainnya :
- Makam Patih Rojoniti(16/08)
- 27 Januari 2011, Kabar Anyar - SAWAH TUMBUH RUMAH (27/01)
- 15 Oktober 2010, Figur Wayang - Dendam Menjadi Cinta(15/10)
- Antasena(29/04)
- 14 September 2010, Ensiklopedi - DOLANAN DHING-DHINGAN(14/09)
- MENU JAPANESE DI JOGJA(31/10)
- 24 Januari 2011, Kolom - DENTINGAN MAGIS DAN VOKAL PENUH HARMONI DARI FRAU(24/01)
- 18 Januari 2011, Bothekan - KAYA DUK SANDHING GENI(18/01)
- DAFTAR BUKU PERPUSTAKAAN RUMAH BUDAYA Tembi(02/10)
- MENDONG JENIS TANAMAN KHAS DARI MINGGIR, SLEMAN, YOGYAKARTA(09/06)