Tembi

Berita-budaya»KISAH DERITA KORBAN CHERNOBYL

12 Jul 2011 08:55:00

KISAH DERITA KORBAN CHERNOBYLKiranya kita belum lupa petaka nuklir di Rusia, Ukrania, Belarusia dan Kazakhstan 25 tahun yang lalu, atau yang lebih dikenal sebagai peristiwa nuklir Chernobyl. Ledakan di reaktor no 4 pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl, Ukrania, pada dini hari tanggal 26 April 1986.

Para korban Chernobyl, bukan hanya yang hidup dimasa ledakan nuklir itu terjadi, teranyata anak-anak yang dilahirkan setelah ledakan itu, bisa menjadi korban, seperti Annya Pesenko, yang saat ini berusia 21 tahun. Artinya Annya dilahirkan pada tahun 1990, 4 tahun setelah ledakan itu terjadi. Namun sejak lahir, Annya menderita tumor otak dan harus menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas tempat tidur.

Ada lagi kisah lain yang lebih menyedihkan, seorang anak umur 6 tahun, Ainagul namanya. Ayahnya berasal dari desa Znameka, dekat uji coba Polygon. Pertumbuhan Ainagul berhenti ketika umurnya 3 tahun.

Karya fotogrtafi kisah memilukan korban Chernobyl dipamerkan di Sangkring Art Space, Nitiprayan, Yogyakarta, karya dua orang fotografer Robert Knoth dan Antoinette de Jong. Berbagai macam ekspresi korban Chernobyl ‘dikisahkan’KISAH DERITA KORBAN CHERNOBYLdan membuat kita bisa belajar atas dampak nuklir bagi masyarakat yang tinggal tidak jauh dari area PLTN. Apalagi, anak yang dilahirkan setelah peristiwa ledakan nuklir juga menjadi korban. Sehingga, bagi anak yang dilahirkan merupakan penderitaan, kesakitan dan ketergantungan serta masa depan yang suram.

Rasanya, foto-foto menyangkut korban Chernobyl ini perlu untuk didistribusikan pada khalayak lebih luas di Indonesia, terutama di wilayah di mana PLTN akan dibangun. Supaya mereka tahu informasi dan memikirkan dampak serta masa depan mereka. Tanpa informasi yang jelas, pilihan menggunakan PLTN memiliki resiko yang mengerikan.

Pameran fotografi ’25 tahun setelah Chernobyl’ memberikan informasi yang patut dan perlu untuk diteruskan pada khalayak yang lebih luas, Informasi itu misalnya disebutkan seperti bisa dibaca berikut ini:

“Pada tahun 2002, pemerintah Ukrania mengeluarkan data. Lima belas ribu pemuda yang dipaksa bekerja membersihkan areal yang terkena radiasi di sekitar PLTN Chernobyl telah meninggal dunia. Pasca ledakan, ribuan orang terpaksa meninggalkan rumah dan tempat tinggal mereka semKISAH DERITA KORBAN CHERNOBYLula. Mereka lebih beruntung. Ribuan lainnya terpaksa kembali ke wilayah yang terkena dampak radiasi, kembali menetap di sana dan memasrahkan diri mereka terpapar radiasi sepanjang sisa hidup mereka. Mereka tidak memiliki pilihan lain”.

Tahun 2005 Robert Knoth bersama Greenpeace mengabadikan kehidupan para korban Chernobyl. Mereka menjalani kehidupan yang sangat berat. Berbagai penyakit serius seperti tumor, kanker, kelainan kelenjar tiroid, keterbelakangan mental, merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka.

“dan di tahun 2010 Robert Knoth kembali kesana. Situasi tidak banyak berubah. Sebagian dari mereka yang ditemui di tahun 2005 telah meninggal dunia. Sebagian lagi tidak membaik kondisi kehidupannya” tulis Nur Hidayati, Indonesia Country Representative, Greenpeace Asia Tenggara.

Dalam konteks kasus Chernobyl, rakyat Indonesia sesungguhnya mempunyai pilihan, demikian dijelKISAH DERITA KORBAN CHERNOBYLaskan Nur Hidayati. Pilihan pertama, mempertaruhkan nasib generasi saat ini dan generasi yang akan datang pada satu sistem pembangkitan listrik yang berbahaya, mahal dan mewariskan jutaan masalah; atau pilihan kedua, mewujudkan masa kini dan masa depan yang lebih aman, terjangkau dan lestari dengan sumber energi terbarukan.

Masak bangsa Indonesia akan memilih pilihan pertama yang penuh resiko dan sangat berbahaya. Apalagi Jerman dan Jepang, yang terdepan dalam ilmu pengetahuan, teknologi, serta memiliki budaya keamanan tinggi, lebih memilih pilihan kedua dan mengabaikan pilihan pertama. Kita, sebagai bangsa yang masih tetinggal dibibang tekonologi akan memilih pilihan yang pertama. Artinya, bangsa kita, terutama para pemimpin dan pengambil keputusan tidak mau belajar dari bencana Chernobyl. Dan, sepertinya sengaja akan membuat rakyatnya menderita dimasa depan.

Ons Untoro




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta