Tembi

Yogyakarta-yogyamu»TRADISI LEBARAN DUSUN DERESAN, KALURAHAN RINGINHARJO, KECAMATAN BANTUL, KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTA

01 Jan 2008 05:03:00

Yogyamu

PESTA OBOR:
TRADISI LEBARAN DUSUN DERESAN, KALURAHAN RINGINHARJO, KECAMATAN BANTUL, KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTA

Di berbagai wilayah di Yogyakarta ada banyak tradisi yang sampai sekarang masih berlangsung. Salah satu tradisi yang ada di Yogyakarta, khususnya yang berlangsung di Dusun Deresan, Kalurahan Ringinharjo, Kecamatan, Bantul, Kabupaten Bantul adalah tradisi Pesta Obor. Menurut sumber setempat tradisi Pesta Obor itu berlangsung sejak 1930-an. Menurut Yuniarto (27 taun) yang menjadi ketua pemuda Dusun Deresan, Ringinharjo, Pesta Obor ini dimulai dari jam 19.00 sampai selesai. Pesta ini dimulai satu hari menjelang shalat Idul Fditri sampai dua-tiga hari berikutnya. Jadi, bertepatan dengan waktu takbiran keliling sampai dengan tiga hari setelah Hari Raya Idul Fitri. Pesta Obor ini sebenarnya merupakan wujud dari rasa syukur warga Ringinharjo kepada Tuhan karena mereka telah selesai melaksanakan ibadah puasa selama sebublan penuh. Puncak dari kegembiraan dan syukur itu diwujudkan dengan pesta obor yang dilanjutkan dengan kegiatan jual beli seperti pasar malam.

Pesta Obor ini dimulai dengan perarakan. Pesta Obor dimulai dari suatu tempat yang telah ditentukan kemudian dilanjutkan dengan perarakan menuju tempat atraksi api obor di sebuah tanah terbuka di bawah pohon beringin yang besar dan rindang. Pohon beringin yang menjadi tempat atraksi Pesta Obor di Deresan ini sampai sekarang masih terlestarikan. Nama Kalurahan Ringinharjo konon sering dihubung-hubungkan dengan keberadaan dua pohon beringin tersebut di atas. Diameter pohon beringin tersebut untuk saat sekarang (Oktober 2003) 70 sentimeter, sedang ketinggiannya ada sekitar 15 meter.

Perarakan obor itu sendiri hanya diikuti oleh kaum laki-laki (biasanya pemuda) dengan jumlah antara 30-40-an orang. Sedangkan kaum wanitanya lebih banyak terlibat sebagai penonton dan penjual aneka makanan serta mainan di lokasi atraksi obor. Perarakan obor itu juga diiringi dengan alat musik berupa rebana dan bedug sarta nyanyian shalawat.

Wujud obor dalam Pesta Obor ini juga bermacam-macam. Sebagian bersar memang hanya berupa obor biasa (terbuat dari bambu dengan sumbu kain pada ujung obor). Akan tetapi ada juga obor dalam bentuk lain seperti obor yang memiliki sumbu pada kedua ujung obornya. Ada pula obor yang dibuat berbentuk bundar seperti roda tana ruji-ruji, obor yang terbuat dari tali panjang dan direntangkan, obor dengan empat sumbu, obor renteng (obor dengan banyak sumbu), dan sebagainya.

Cara memainkan obor pun dengan cara bermacam-macam. Obor dengan sumbu pada bagian pucuk dan pangkalnya biasanya dengan cara diputar-putar baik dengan kedua tangan maupun kaki. Orang yang membawa obor dengan wujud tali biasanya dimainkan dengan meloncat-loncat dan obor tali tersebut diputar-putarkan oleh dua orang yang masing-masing memegang ujung tali. Sedangkan yang membawa obor berbentuk bundar seperti roda cara memainkannya dengan meloncati lubang obor. Ada pula atraksi lain dari pesta obor ini misalnya dengan menyemburkan minyak tanah dari dalam mulut ke dalam nyala obor, dan sebagainya.

Menurut keterangan Yuniarto, ketua pemuda Dusun Deresan, Ringinharjo, setiap kali Pesta Obor ini berlangsung penonton yang menyaksikannya dapat mencapai jumlah 2000-an orang. Sekalipun demikian tradisi Pesta Obor ini pernah terhenti sekitar 3 tahun berturut-turut karena pernah ada orang yang terbakar akibat mengikuti atraksi obor.

Sejarah Pesta Obor Ringinharjo

Menurut keterangan penduduk setempat Pesta Obor ini terjadi sejak tahun 1930-an. Konon pada tahun tersebut di Ringinharjo tinggal seorang ulama bernama KH. Kholil. KH. Kholil tersebut giat menyiarkan agama Islam di Ringinharjo dan sekitarnya. Kholil. Ulama ini terkenal karena kedermawanannya, khususnya pada hari raya Idul Fitri. Pada hari raya Idul Fitri ini KH. Kholil membagi-bagikan makanan berwujud sate daging dan minuman yang terbuat dari kelapa muda dan sirup gula jawa (juruh) dan aneka macam makanan kecil lain. Sekalipun ada makanan lain, tetapi dua jenis makanan yakni sate daging dan minuman dari kelapa muda tersebut selalu disajikan oleh KH. Kholil untuk sedekah bagi warga Ringinharjo dan sekitarnya. Oleh karena itu pula, maka sampai sekarang setiap kali tradisi Pesta Obor dilakukan kedua jenis makanan tersebut pasti disajikan/dijual di Ringinharjo. Dua jenis makanan tersebut di atas menjadi menu khas dalam Pesta Obor di Ringinharjo. Masyarakat Ringinharjo menginginkan tradisi Pesta Obor dapat dijadikan aset wisata.

Foto: Dokumentasi Pemuda Ringinharjo dan Sartono K
Teks: Sartono K




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta