Memasukkan Benang dalam Jarum-2
(Permainan Anak Tradisional-85)
Apabila saatnya lomba dimulai, anak-anak yang ikut lomba berkumpul di tempat lomba. Demikian pula dengan panitia lomba. Sebelumnya panitia lomba telah menyiapkan ubarampenya atau peralatan pendukungnya. Sebelumnya aturan lomba disampaikan oleh panitia. Misalkan jumlah benang yang akan dimasukkan jarum masing-masing peserta telah ditentukan ada 2 atau tiga. Setiap memasukkan benang bisa diselang-seling dengan lari atau langsung memasukkan sampai tuntas baru kemudian berlari hingga finish. Aturan lain, jika ada anak lari di luar lajurnya dianggap diskualifikasi dan harus diulangi lari dari awal. Aturan-aturan lain bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Kemudian anak-anak mendapatkan giliran lomba sesuai dengan urutan dan lajurnya. Mereka maju lomba lima lima. Setiap babak kualifikasi diambil satu pemenang. Pemain dianggap pemenang apabila pertama kali dapat memasukkan benang dalam jarum dan finish paling awal.
Saat lomba berlangsung biasanya anak akan grogi. Apalagi tahu ada pemain lain yang sudah bisa memasukkan benang dalam jarum, pasti anak yang tidak mempunyai ketenangan jiwa, akan semakin panik. Maka itulah, jelas dolanan ini melatih anak untuk melatih sifat emosional anak agar terlatih sabar. Selain itu, anak dilatih untuk cekatan, cermat, dan kuat berlari. Walaupun sederhana, ternyata dolanan ini juga melatih anak untuk bermain sportif. Apabila kalah juga harus mau mengakui keunggulan lawan. Sebaliknya jika menang, tentu bangga dan senang.
Pada tahap babak final, ketentuan lomba biasanya sama. Hanya yang diadu lagi adalah anak-anak yang menang di babak kualifikasi. Baru di babak ini dicari pemenang satu hingga tiga untuk menjadi juaranya. Biasanya panitia lomba akan menyediakan hadiah sesuai dengan kategori umur. Untuk anak-anak biasanya mendapatkan hadiah berupa alat tulis atau snack. Begitu pula dengan kelompok lainnya, juga disediakan hadiah berupa alat mandi, alat rumah tangga atau lainnya.
Walaupun tidak sepopuler dolanan lainnya, tetapi yang jelas dolanan ini termasuk mengasyikkan dan menghibur. Sayangnya sekarang sudah sangat jarang dilakukan dalam lomba pitulasan.
Suwandi
Sumber buku “33 Permainan Tradisional yang Mendidik, Dani Wardani, 2010, Yogyakarta: Cakrawala; Pengamatan dan Pengalaman Pribadi
Artikel Lainnya :
- Memasuki Lorong Waktu Melalui Benda Purbakala(06/02)
- Sengkuni, Sang Patih Licik (1)(09/11)
- DOLANAN ANJIR(04/10)
- Mengenang Muslim Abdurrahman, Mengenang Islam Transformatif(14/08)
- SEJARAH PLERED IBU KOTA MATARAM II(08/04)
- Kebudayaan Indis. Dari Zaman Kompeni sampai Revolusi(18/01)
- Buku Pramoedya Di Toko Buku(13/09)
- 6 September 2010, Kabar Anyar - LAGI-LAGI MEMBINCANG KORUPSI(06/09)
- Jembatan Gondolayu(23/07)
- Tembung-Tembung Alus(13/07)