DOLANAN ANJIR-2
(PERMAINAN ANAK TRADISIONAL-68)

DOLANAN ANJIRAnak-anak laki-laki yang bermain anjir biasanya mengambil waktu sore hari, usai sekolah, sebagai waktu yang ideal untuk “ngarit” atau mencari rumput. Namun jika hari libur, mereka biasa pula mencari rumput pada pagi hari, karena waktu begitu longgar. Saat itulah, ketika mereka bertemu di tanah lapang, memainkan dolanan anjir.

Misalkan ada 5 anak yakni A,B,C,D, dan E yang hendak bermain anjir, setelah mereka usai mencari rumput, mereka berkumpul di satu lokasi yang cukup nyaman. Setelah itu, sebelum mereka bermain, biasanya ada peraturan lisan yang menjadi kesepakatan bersama, misalkan: 1) sabit yang dipakai untuk bermain harus lengkap, artinya sabit yang ada gagangnya atau tangkainya; 2) sabit dinyatakan anjir (menancap berdiri tegak) apabila ujung sabit menancap di tanah dalam posisi berdiri; 3) jumlah rumput yang menjadi taruhan sudah dikumpulkan menjadi satu sebelum permainan dimulai; 4) peserta paling sempurna bermain anjir berhak mendapatkan rumput; 5) apabila ada 2 atau lebih pemain yang menang melakukan anjir, maka dilakukanDOLANAN ANJIRpengulangan lagi; 6) kesempatan melempar sabit hanya satu kali. Itulah beberapa aturan anjir yang biasanya disepakati bersama secara lisan.

Setelah siap semuanya, semua peserta berdiri di belakang garis batas yang sebelumnya telah dibuat. Dari garis itulah setiap pemain memegang sabitnya masing-masing. Cara memegang sabit, yakni dengan dipegang bagian ujungnya dengan ibu jari dan jari telunjuknya. Setiap pemain melemparkan sabitnya masing-masing ke arah depannya. Urutannya melempar bebas. Begitu pula dengan cara mengayunkan sabit. Sebisa mungkin harus dengan konsentrasi tinggi. Pemain tidak boleh mengambil sabit sebelum semuanya melempar. Hal ini untuk menjaga agar pemain tidak kena sabit yang sedang dilempar.

Setelah semua anak melempar sabit, maka harus ditentukan pemenangnya. Apabila tidak ada sabit yang berdiriDOLANAN ANJIRtegak, maka permainan dimulai dari awal lagi. Jika sudah ada yang menjadi pemenangnya, maka permainan bisa diawali pula dari awal, dengan mengumpulkan rumput taruhan menjadi satu. Demikian tadi permainan bisa diulang-ulang hingga anak-anak merasa lelah. Bisa jadi permainan dihentikan karena waktu sudah petang.

Demikian tadi permainan anjir yang biasa dilakukan oleh kalangan anak-anak tertentu, yang biasanya dimainkan oleh para penggembala. Jika ada anak sekolah ikut, namun posisinya sebagai penggembala saat bermain anjir. Selain mengajarkan kompetisi yang sehat, menjaga pergaulan di antara sesama penggembala, dolanan ini mengajarkan kepada anak-anak untuk rajin merawat sabit agar tetap tajam, sehingga mudah untuk mencari rumput. Sayang, dolanan ini sudah sangat jarang kita temui di era sekarang ini.

Suwandi

Sumber: Baoesastra Djawa, WJS. Poerwadarminta, 1939, Groningen, Batavia: JB. Wolters’ Uitgevers Maatscappij NV dan Permainan Tradisional Jawa, Sukriman Dharmamulya, dkk, 2004, Yogyakarta, Kepel Press




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta