- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Jaringan-museum»Aktivitas Intelektual di Awal Abad Ke 19
24 Jan 2012 09:46:00Pada masa-masa penjajahan Belanda apa yang dinamakan hasil cetakan berupa buku dapat dikatakan masih cukup langka. Bahan bacaan dapat dikatakan sangat minim. Dengan demikian, aktivitas membaca juga cukup langka. Barangkali aktivitas ”intelektual” semacam itu hanya bisa ditemukan di kalangan kaum bangsawan atau bangsa Eropa sendiri yang notabene telah melek huruf dan memiliki dana lebih untuk membeli atau menyewa buku.
Sekalipun demikian, foto berikut menunjukkan aktivitas dari orang yang tengah membaca (mungkin belajar). Tampak ada semacam ketegangan dalam ekspresi orang yang menjadi objek bidik dalam foto tersebut. Ketegangan itu mungkin saja berasal dari ketidakbiasaan orang yang bersangkutan untuk menjadi objek bidik kamera. Dapat juga berasal dari tidak mudahnya isi bacaan untuk dimengerti. Dugaan lainnya mungkin saja ketegangan itu muncul karena dimuncul-munculkan agar ”akting” keseriusan dalam aktivitas atau adegan membaca kelihatan lebih ”serius”.
Dilihat dari objek yang ditampilkan dalam foto tersebut kelihatan bahwa pada masa lalu aktivitas membaca dengan meletakkan buku di lantai (bukan di meja) mungkin merupakan sesuatu lazim atau biasa. Tampaknya pula tradisi duduk di kursi belum lagi marak dan menjadi tradisi bangsa pribumi (Jawa) saat itu.
Pakaian yang dikenakan orang dalam foto itu juga menunjukkan bagaimana kira-kira bangsa Jawa masa itu berbusana. Penutup kepala yang terbuat dari kain batin yang dililitkan dan diikat sedemikian rupa menjadi busana pelindung dan penghias kepala yang cukup lumrah. Bertelanjang dada tanpa baju pun menjadi pemandangan yang biasa pula. Sabuk besar merangkap dompet juga menjadi kelengkapan berpakaian (khususnya untuk pria) di masa lalu. Kain sebagai penutup pinggul hingga mata kaki yang disebut dengan bebed juga menjadi pemandangan biasa di kala itu.
Mungkin sekali foto ini diambil di sebuah studio. Bukan di sebuah tempat yang sesungguhnya sebagai tempat beraktivitas membaca atau belajar. Hal itu tampak dari gorden yang kelihatan ditata di salah satu sisi setting atau background objek bidik. Selain itu pola posisi orang yang membaca yang kelihatan di dalam foto tersebut tampak demikian ”rapi”, bersih, serius, dan kelihatan diatur sebelumnya.
Apa pun itu, foto ini menyuguhkan sebuah aktivitas ”intelektual” di masa lalu yang kemungkinan di masa itu aktivitas semacam itu dianggap sebagai aktivitas yang ”mewah”, modern, intelek, dan mungkin untuk menunjukkan derajad keilmuan tertentu dan belum begitu umum berlaku di tengah masyarakat luas.
a.sartono
Sumber: L. Th. Mayer, 1897, ”Een Blik in Het Javaansche Volksleven,” Leiden: Boekhandel en Drukkerij.
Artikel Lainnya :
- Siti karo Samet. Jilid 2(24/05)
- Tomyang Kepala Ikan(21/05)
- Rambu Khusus untuk Pejalan Kaki di Malioboro(03/10)
- 2 Februari 2010, Bothekan - YEN WEDI AJA WANI-WANI, YEN WANI AJA WEDI-WEDI(02/02)
- 25 Oktober 2010, Kuliner - BAKSO LEGENDARIS BETHESDA(25/10)
- TOMBAK(11/11)
- 27 Juli 2010, Kabar Anyar - KETOPRAK 'LEREH KEPRABON' SULTAN HAMENGKU BUWONO VII(27/07)
- Memilih Hari Untuk Minggu Depan(09/08)
- Perang Potlot Perang Cocot Perang Otot(13/03)
- MEKAR SARI(20/07)