Balapan Theklek-2
(Permainan Anak Tradisional-75)
Jika peralatan untuk lomba sudah ada, maka untuk persiapan lomba balapan theklek tinggal mengatur tempat. Biasanya tempat lomba balapan dibuat lajur-lajur sesuai dengan jumlah kelompok yang berlomba. Misalkan setiap lomba ada 4 kelompok, maka lajur dibuat minimal 4 lajur atau menyesuaikan situasi dan kondisi di lapangan. Pemisah lajur dengan lebar sekitar 75—100 cm dapat dibuat dengan siraman air, remukan kapur gamping, tali rafia, dan sejenisnya. Sementara untuk panjang lintasan juga sesuai dengan kesepakatan, misalkan 15 meter, 20 meter, atau 25 meter. Untuk setiap tim lomba memulai dari garis start dan berakhir di garis finish. Apabila garis start dan finish jadi satu, otomatis, setiap kelompok harus menyelesaikan dua putaran atau bolak-balik, pergi-pulang.
Aturan dalam balapan theklek, biasanya kelompok yang jatuh sebelum garis finish, harus mengulangi dari garis start lagi. Begitu pula jika ada kelompok yang sampai garis balik, tetapi sudah mendahului balik duluan dan belum menyentuh garis balik, dianggap dis atau tidak sah, berarti harus balik lagi untuk sampai pada garis balik. Demikian pula jika satu kelompok belum menyentuh garis finish tetapi sudah jatuh, maka harus diulang lagi dari garis start. Begitu serunya permainan ini, sehingga banyak penonton yang melihatnya.
Untuk mengawali permainan, maka 4 kelompok pertama harus sudah bersiap-siap di garis start sesuai dengan urutannya masing-masing. Mereka sudah harus berada di atas thekleknya masing-masing. Setelah aba-aba mulai, maka setiap tim harus berlomba untuk saling mendahului. Tidak boleh satu tim dengan sengaja mendorong tim lain yang menyebabkan jatuhnya lawan. Begitu pula setiap tim tidak boleh berjalan di lajur lawan. Jika itu dilakukan berarti diskualifiasi. Jika sudah selesai dilanjutkan dengan 4 kelompok berikutnya hingga semua tim sudah mengikuti lomba permainan ini.
Dalam permainan ini kekompakan sangat utama. Jika tidak kompak, maka tim tidak akan pernah sampai ke garis finish. Bermain kompak, berarti harus melangkahkan kaki yang sama dalam berjalan. Dan biasanya dipimpin oleh ketua tim bermain. Kelompok yang berhasil menyentuh garis finish tanpa ada yang jatuh, itulah tim yang menang. Hanya saja, jika banyak tim yang ikut lomba balapan theklek, maka tim-tim menang harus diadu lagi. Biasanya mereka akan bersaing di babak final. Di babak final inilah, maka tim yang menyentuh garis finish paling awal, menduduki juara pertama, disusul dengan tim yang finish nomor dua dan seterusnya. Tim kalah tidak akan mendapatkan hukuman, sementara tim menang, biasanya mendapatkan perhargaan.
Risiko dari permainan lomba ini adalah jatuh dan kaki lecet. Maka setiap anggota tim sudah harus mengetahui risikonya. Jika jatuh, bisa jadi kaki luka atau keseleo. Sementara kaki bawah akan mudah lecet terkena gesekan karet theklek. Untuk itu harus ada antisipasinya.
Permainan ini termasuk salah satu dolanan tradisional yang masih terus dilakukan hingga saat ini, walaupun hanya dalam event-event tertentu. Namun begitu, dolanan ini tetap bisa terjaga untuk melatih kekompakan tim.
Suwandi
Sumber: 33 Permainan Tradisional yang Mendidik, Dani Wardani, 2010, Yogyakarta: Cakrawala; Pengamatan dan Pengalaman Pribadi
Artikel Lainnya :
- DAFTAR BUKU PERPUSTAKAAN RUMAH BUDAYA Tembi(03/07)
- 30 Nopember 2010, Ensiklopedi - DOLANAN GOBAG GERIT(30/11)
- PASAR SINGKONG DI YOGYAKARTA(01/01)
- 8 Juni 2010, Kabar Anyar - ANAK-ANAK MENARI DI Tembi(08/06)
- Pameran Artist In Residence # 6 Rosit Mulyadi Aku dan Sekitarku(02/02)
- 20 Maret 2010, Kabar Anyar - PAMERAN TUNGGAL BAMBANG SUPRIYADI(20/03)
- JEMBATAN BARU KARANGJATI-POGUNG ITU TELAH SELESAI DIBANGUN(11/02)
- SENDANG NGEMBEL DAN LEGENDANYA(25/08)
- Catatan Hari Baik untuk Berpergian(16/02)
- Denmas Bekel(11/05)