Tembi

Yogyakarta-yogyamu»PASAR SINGKONG DI YOGYAKARTA

01 Jan 2008 05:25:00

Yogyamu

PASAR SINGKONG DI YOGYAKARTA

Singkong sering diidentikkan sebagai jenis bahan makanan ndesa, kampungan, tidak bergengsi, dan dekat dengan kemiskinan. Padahal jenis umbi ini sebenarnya disadari atau tidak telah banyak memberikan andil dalam urusan mulut dan perut bagi banyak orang di Indonesia. Ketika bangsa Indonesia ditimpa kesulitan ekonomi yang sangat parah di tahun-tahun 1930, 1960-an, singkong mau tidak mau menjadi pengganti makanan pokok padi. Orang tidak lagi berpikir soal padi atau beras ketika ekonomi demikian parah. Singkong adalah alternatif lain yang murah, mudah, dan dan terjangkau.

Tanaman singkong yang relatif mudah tumbuh ini cukup beragam jenisnya. Sekalipun singkong identik dengan ndesa, namun makanan yang terbuat dari bahan baku singkong sebenarnya sudah menembus ke berbagai lapisan atau kelas sosial masyarakat. Dengan berbagai perpaduan makanan yang berasal dari bahan baku singkong dapat berubah wujud dan rasa menjadi makanan yang sering disebut-sebut cukup berkelas. Sebut saja kroket, gethuk goreng, gethuk lindri, kerupuk, keripik adalah jenis-jenis makanan yang dapat mengubah citra ndesa singkong menjadi makanan yang cukup mempunyai gengsi.

Singkong dapat ditemukan di hampir semua pasar tradisional di Jawa, khususnya Yogyakarta. Melihat ketersediaannya yang cukup tersebar luas, maka dapat disimpulkan bahwa sekalipun sering diremehkan, singkong merupakan jenis bahan makanan yang banyak dibutuhkan.

Kecuali mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional singkong dan jenis umbi lain yakni ubi dapat ditemukan dalam jumlah besar di Yogyakarta, khususnya di Pasar Tela, Karangkajen, Mergangsan, Yogyakarta. Di Pasar Tela ini orang tidak akan menemukan komoditas lain kecuali singkong dan ubi. Bagi masyarakat Yogyakarta tela dan ubi ini semuanya disebut dengan istilah tela. Hanya saja dalam bahasa lisan masyarakat Yogyakarta tela dibedakan menjadi dua, yakni tela kaspa ‘singkong’ dan tela pendhem ‘ubi jalar’. Pasar tela ini merupakan pusat perkulakan tela di Yogyakarta. Jadi, hampir semua pedagang pengecer singkong dan umbi mengambil atau mengkulaknya di Pasar Tela ini di samping mereka membelinya langsung dari petani. Hanya saja pembelian langsung kepada petani ini relatif jarang dilakukan mengingat sekarang petani singkong di Yogyakarta bisa dikatakan sudah tidak begitu banyak.

Singkong dan ubi yang disetorkan ke Pasar Tela Karangkajen ini tidak hanya berasal dari Yogyakarta saja, tetapi banyak yang berasal dari daerah Temanggung, Magelang, Muntilan, Wanagiri, dan sekitar daerah-daerah itu.

Berikut Tembi menyajikan hasil bidikannya berkenaan dengan keberadaan Pasa Tela, Karangkajen. Selamat menikmati.

Teks: Sartono K.
Foto: Didit PD.




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta