Tembi

Berita-budaya»SEKATEN DALAM FOTO

25 Apr 2011 08:30:00

SEKATEN DALAM FOTOSekaten senantiasa hadir dalam dua wajah, sakral dan profan. Barangkali karena itu acara ini terus bertahan, dan hadir setiap tahun. Pengunjungnya selalu ramai, ada yang sekadar menghibur diri, ada yang menyalurkan hasrat spiritualnya.

Foto-foto tentang Sekaten karenanya sering bermain dalam wilayah yang terduga, yakni kemeriahan pasar malamnya, keanggunan upacaranya, serta human interest manusia-manusia yang terlibat di dalamnya. Demikian pula foto-foto yang dipajang dalam pameran foto pariwisata ‘Jogja dalam Lensa 2011’ di Gedung KR.

Hasil jepretan atas pasar malam perayaan Sekaten tampil menarik berwarna-warni. Pasar malam yang dibidik dari jauh menampilkan sosokSEKATEN DALAM FOTOmenyeluruhnya yang mengesankan arena hiburan yang menawarkan banyak permainan. Kolam plastik berukuran besar terlihat mencolok, di samping tenda-tenda bergaris-garis warna-warni. Sedangkan saat dibidik dari jarak dekat, para fotografer harus tampil lebih jeli dalam memilih komposisi dan obyeknya. Misalnya, kapal-kapalan yang masing-masing berwarna hijau, biru, merah, putih dan hitam, dengan bentuk yang serupa dan susunan simetris, menjelma jadi foto yang manis. Begitu pula misalnya telur berwarna merah (endog abang) yang ditusuk dengan batang kayu, atau putaran ombak banyu denganSEKATEN DALAM FOTOwarna-warni lampu yang cantik.

Sedangkan upacara sekatennya tampil, di satu sisi, dengan kesan yang anggun, misalnya para serdadu brigada yang berbaris rapi berlatar gerbang kraton. Di sisi lain, mengedepankan kesan-kesan tradisional. Meski demikian, foto-foto upacara ini lebih terasa suasana budayanya ketimbang suasana religinya. Barangkali ini karena obyek-obyek foto yang diambil lebih mengambil momen-momen budaya daripada religi. Kesatuannya kurang tertangkap dalam pameran ini.

SEKATEN DALAM FOTOUnsur yang senantiasa lebih terbuka untuk digarap adalah aspek human interest. Melalui pilihan aspek ini, sekaten memiliki daya bertutur yang lebih dinamis. Misalnya, kerumunan orang yang saling berebut berkat, mengisyaratkan nilai-nilai budaya dan religi secara simbolik dalam sekaten. Atau foto yang berfokus melalui lubang tiket pada wajah sang penjual tiket yang murung. Disamping tentu saja ekspresi-ekspresi manusia dalam warna hitam putih. Suasana juga terasa ketika ada anak kecil yang menangis digendong ayahnya di pintu masuk rumah hantu.

SEKATEN DALAM FOTOFoto human interest juga tampil dalam komposisi yang cantik ketika membidik dari atas terhadap orang-orang yang tergeletak tidur dalam tong setan. Lingkaran yang tak sekadar menarik tapi mengisyaratkan simbol lingkaran kehidupan.

Ada pula foto yang memposisikan tradisi dan modern dengan menjepret seorang penjual sate di depan gerobak burger dan fried chicken.

SEKATEN DALAM FOTOPameran yang berlangsung pada 21-24 April ini merupakan hasil lomba foto yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta yang bertujuan untuk menyemarakkan Pasar Malam Perayaan Sekaten dan upacara Sekaten. Diharapkan para wisatawan, khususnya para pecinta fotografi, akan datang menonton Sekaten yang berlangsung pada 7 Januari - 16 Februari. Selain dari Yogya, lomba ini diminati fotografer dari Jakarta, Salatiga dan Solo. Acara yang rutin digelar setiap tahun dengan tajuk ‘Jogja Dalam Lensa’ ini, sekarang mengambil tema ‘Tradisi Mengawal Inovasi’.

Penjurian dan pengumuman pemenang dilakukan pada 31 Maret. Tampil sebagai juara 1 adalah Tubagus Silahudin dengan foto berjudul ‘Sri Sultan’, juara 2 Budi Purnomo dengan foto ‘Ombak Banyu Cinta’, dan juara 3 adalah Slamet Widodo dengan foto ‘Ceremonial Grebeg Mulud 2011’. Selain memajang foto-foto pemenang, pameran ini juga menampilkan 25 foto nominator serta beberapa foto non nominator pilihan panitia.

barata




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta