Wonder Eyes
Project
Promosi Pelestarian Lingkungan
Pameran foto bertajuk Sumatera Dibalik Lensa kerjasama antara Wonder Eyes Project, WWF Indonesia dan Japan Foundation ini telah berlangsung sejak 16-25 Februari 2010 di Japan Foundation, Jakarta. Kegiatan kreatif untuk anak-anak ini menggunakan medium fotografi sebagai penyampai pesan juga sebagai alat promosi untuk pelestarian lingkungan. Wonder Eyes sendiri adalah kegiatan fotografi oleh anak-anak yang diinisiasi oleh fotografer profesional asal Jepang, Hikaru Nagatake. Kegiatan ini telah berlangsung sejak tahun 2000 yang telah diadakan diberbagai Negara, seperti Brazil, Mozambique, Kuba, Islandia, Jepang dan masih banyak lagi.
Di Indonesia, kegiatan fotografi ini telah dilakukan pada Oktober dan November 2009 di Sumatera dengan melibatkan 174 anak murid sekolah dasar dan menengah. Tempat yang di tuju adalah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (Propinsi Lampung) dan Taman Nasional Tesso Nilo (Riau). Dua tempat ini memiliki kekayaan alam hayati yang sangat tinggi dan juga kebanggaan Indonesia dan dunia. Pihak penyelenggara acara berharap kegiatan ini tak hanya menumbuhkan apresiasi akan lingkungan dan kekayaan alam Indonesia, khususnya Sumatera melalui hasil karya fotografi, tetapi meningkatkan pemahaman publik akan pentingnya pelestarian alam Indonesia juga mempromosikan potensi-potensi wisata alam, konservasi dan bidaya didaerah setempat. Dengan tumbuhnya pemahaman dan kebanggaan akan kekayaan alam di lokasi tersebut, diharapkan upaya perlindungannya juga meningkat.
Saat pembukaan pameran di Japan Foundation beberapa waktu lalu, Nagatake mengaku sangat kagum dengan hasil karya yang diperoleh dari anak-anak sekitar Taman Nasional Bukit Barisan dan Tesso Nilo. Sebanyak 174 partisipan berusia 6-12 tahun yang mewakili sekolah masing-masing di lingkungan sekitar, menciptakan karya-karya yang menakjubkan. Bagi saya, anak-anak sangat jujur pada objek dan apa yang menjadi ketertarikan mereka pada sekitar. Hasilnya bisa terlihat sungguh luar biasa, paparnya saat pembukaan pameran. Pesan yang disampaikan lewat cara pandang anak-anak ini pun tak terbatas hanya pada lingkungan dan alam, tetapi sosial, ekonomi dan budaya disekitar mereka.
Nagatake sebagai pemrakarsa kegiatan Wonder Eyes mengaku mulai memikirkan kegiatan ini sejak ia terjun langsung ke Timor Leste pada tahun 2000 sebagai fotografer. Sejak disana ia merasa bisa melakukan sesuatu untuk anak-anak lalu dimulailah kegiatan kreatif ini. Tentu bukan hal mudah mengarungi dan menghadapi anak-anak dari berbagai belahan dunia untuk kegiatan ini. Berbagai pengalaman menarik telah dialami Nagatake, apalagi kebanyakan anak-anak di pedalaman baru pertama kali memegang dan menggunakan kamera. Karena itu sebelum kegiatan memotret berlangsung, Nagatake memberikan workshop khusus untuk penggunaan kamera, setelah itu anak-anak diberikan kebebasan untuk memotret apapun yang mereka lihat. Hasilnya adalah ribuan foto yang indah dan luar biasa, dan dengan terpaksa Nagatake harus memilih 50 bersama tim untuk dipamerkan di Japan Foundation.
Tak hanya dipamerkan, foto-foto karya anak-anak tersebut kemudian dibuat menjadi kartu pos yang kemudian dikirim sebagai media untuk menjalin persahabatan dengan pelajar di Jepang. Kegiatan ini pun membuat mereka bangga, karena mereka merasa bisa memiliki teman dan sahabat dari berbagai belahan dunia kemudian saling memberitahu budaya dan keindahan alam masing-masing Negara. Selanjutnya, kegiatan ini akan terus berlangsung dan pada 2010, di ulang tahun Wonder Eyes Project yang ke-10, Nagatake berencana kembali ke Amazon untuk project selanjutnya.
Titin