- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Yogyakarta-yogyamu»SOTO LENTHOK, SOTO KHAS BANTUL
01 Jan 2008 09:06:00Yogyamu
SOTO LENTHOK: SOTO KHAS BANTUL
Salah satu jenis makanan yang khas di Yogyakarta selain gudeg adalah soto lenthok. Soto dapat dikategorikan sebagai makanan jenis sup. Barangkali hal itu disebabkan oleh karena makanan ini berisi kuah dalam jumlah yang cukup banyak.
Soto lenthok yang merupakan salah satu makanan khas Yogyakarta dapat dengan mudah ditemukan di wilayah Kabupaten Bantul. Hampir di setiap ruas jalan utama di Kabupaten Bantul dapat ditemukan warung atau rumah makan yang menjual soto lenthok. Sejak kapan jenis makanan ini muncul di Yogyakarta, tidak ada yang dapat memastikannya. Hanya saja menurut dugaan jenis makanan ini mulai terkenal sejak tahun 1960-an.
Soto lenthok sesungguhnya adalah soto (ayam) biasa yang di dalamnya disertakan jenis makanan lain yang di Yogyakarta terkenal dengan nama lenthok. Istilah lenthok sesungguhnya lebih tepat dituliskan lenthuk (pembacaannya sama dengan membaca kata gethuk). Huruf e dan u dalam istilah ini dibaca seperti ketika orang membaca istilah gethuk. Jenis makanan lenthok ini berbentuk bulat-bulat seukuran dan sebangun dengan bola tenis. Ukuran bola tenis ini bukan ukuran yang mutlak. Artinya ukurannya sangat variatif.
Lenthok adalah makanan yang terbuat dari bahan baku singkong. Biasanya proses pembuatannya melalui pentahapan sebagai berikut. Pertama, singkong dikupas dan direbus. Setelah matang singkong ditumbuk atau dihaluskan dengan dibumbui garam, bawang, dan merica. Jika adonan telah dirasakan halus dan menyatu dengan bumbu-bumbunya, maka adonan itu dibentuk berbentuk bulat seperti bola tenis. Adonan yang telah berbentuk bola ini kemudian dicelupkan di dalam adonan tepung terigu encer yang telah dicampur telur (dapat juga tepung terigu saja). Bola-bola yang telah diberi adonan tepung terigu encer ini kemudian digoreng hingga matang.
Lenthok di dalam soto ini terkesan seperti lauk pelengkap. Akan tetapi sifat kandungan karbohidratnya yang demikian banyak menyebabkan lenthok memberikan rasa kenyang bagi penyantapnya. Jadi sebenarnya lenthok dalam hal ini lebih condong dapat menggantikan kedudukan nasi daripada lauk.
Barangkali pada masa lalu lenthok di dalam soto ini memang difungsikan ganda. Pertama sebagai lauk dan kedua sebagai pengganti nasi dengan harga yang relatif lebih murah. Maklum saja pada masa lalu (tahun 1960-an) beras merupakan bahan pangan pokok yang harganya cukup mahal bagi banyak orang. Diduga pula bahwa lenthok ini menggantikan kedudukan perkedel kentang yang lazim disertakan sebagai lauk dalam soto ayam. Oleh karena kentang lebih mahal daripada singkong, maka dibuatlah lenthok sebagai pengganti perkedel. Dugaan tentang kesertaan lenthok dalam soto ayam ini dapat pula diperpanjang dengan dugaan lain. Salah satunya adalah bahwa barangkali pada masa lalu memang orang mencoba-coba memadukan lenthok dengan soto ayam dan kemudian banyak yang merasa cocok, jadilah soto lenthok ini karena lenthok sesungguhnya merupakan jenis makanan tersendiri seperti gethuk goreng, jadah goreng, dan jenis makanan gorengan lainnya.
Jika Anda sedang atau akan berada di Yogyakarta tidak ada salahnya Anda mencicipi jenis masakan khas Yogya ini. Agar Anda tidak bingung, lebih baik Anda langsung masuk ke wilayah Bantul. Di wilayah ini Anda akan dengan mudah menemukan soto lenthok.
Teks: Sartono K.
Foto: Didit PD
Artikel Lainnya :
- JALAN-JALAN DENGAN NAMA JENDRAL DI YOGYA(01/01)
- Memasak dengan Kuwali, Cita Rasa lebih Nikmat (2) (Alat Dapur-6)(15/01)
- BENTENG KECIL DI DUSUN BETENG SLEMAN(19/05)
- Gua-Gua Jepang di Pundong, Bantul, Jogja, Tantangan Petualangan yang Lain(17/10)
-
Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat setiap tahun menggelar upacara Grebeg sebanyak tiga kali, salah satunya adalah upacara Grebeg Mulud atau Grebeg Sekaten. Upacara Grebeg Mulud diadakan untuk memperingati kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Mulud (menurut kalender Jawa) atau 12 Rabiul Awal (menurut kalender Hijriyah). " href="https://tembi.net/adat/20100306/index.htm">6 Maret 2010, Adat Istiadat - "GUNUNGAN BRAMA" HANYA MUNCUL GREBEG MULUD TAHUN DAL(07/03)- Jogja Jadi Kota Naga(10/02)
- 24 Maret 2010, Perpustakaan - Pengobatan Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta(24/03)
- TAMAN PINTAR YOGYAKARTA, FASILITAS YANG CUKUP DIMINATI(01/01)
- GENUKAN-2 (DOLANAN ANAK TRADISIONAL-22)(15/12)
- Babak Rampung Pameran Priadi, tapi Babak Pembuka Priadi Kembali(31/10)