- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Yogyakarta-yogyamu»TAMAN PINTAR YOGYAKARTA, FASILITAS YANG CUKUP DIMINATI
01 Jan 2008 09:46:00Yogyamu
TAMAN PINTAR YOGYAKARTA:
FASILITAS YANG CUKUP DIMINATI
Satu lagi tempat dan fasilitas yang dipergunakan untuk umum bagi warga Yogyakarta dibangun di belakang kompleks Benteng Vredeburg. Lokasi ini dulunya pernah menjadi terminal, kemudian berubah menjadi kompleks pasar sayur-buah, buku, ruko, gedung bioskop, dan kios buku.
Perubahan bentuk dan fungsi dari sebuah terminal-pasar/tempat berjualan itu sekarang berubah. Berubah dalam arti berubah bentuk maupun fungsinya. Saat sekarang kompleks yang dulu hiruk pikuk oleh kegiatan jual beli ini berubah menjadi arena bermain dan belajar. Pemkot menamakannya Taman Pintar. Sesuai dengan namanya, kompleks ini dibangun sedemikian rupa dengan tujuan agar dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi anak-anak Yogyakarta.
Sesungguhnya sampai bulan september 2006 ini pembangunan kompleks Taman Pintar ini belumlah selesai. Akan tetapi antusiasme warga dan anak-anak untuk menikmati atau menggunakan fasilitas ini sudah begitu kuat. Tidak mengherankan jika kompleks Taman Pintar yang belum selesai dibangun dan diperlengkapi ini sudah kuwalahan menerima kunjungan. Anak-anak dan orang tua di wilayah kota, bahkan di kabupaten pun ingin menikmati dan mengetahui apa dan bagaimana Taman Pintar itu. Alhasil, hampir setiap sore atau hari libur kompleks Taman Pintar ini penuh oleh kunjungan anak-anak, yang tentu saja diantarkan oleh orang tua mereka.
Beberapa fasilitas yang sudah dapat dinikmati di antaranya adalah jembatan gantung, taman air mancur, keterampilan panjat tali, taman pasir, dan kompleks tiruan suasana desa. Sedangkan bangunan untuk aquarium besar, ruang-ruang permainan yang menggunakan peralatan komputer dapat dikatakan belum dapat dipergunakan karena bangunan dan peralatannya belum sempurna.
Barangkali Taman Pintar ini cukup memberi ruang bagi anak-anak kota Yogyakarta yang notabene rumahnya relatif tidak mempunyai halaman yang luas. Setidaknya keberadaan Taman Pintar bisa menjadi arena bermain dan belajar bagi anak-anak Yogyakarta. Di tempat ini mereka diajak untuk mengenali lingkungan alam, teknologi, dan berbagai informasi yang perlu diketahui untuk pengkayaan pengetahuan dan pengertian mereka akan berbagai hal. Kecuali itu taman di tempat ini bisa memberi sedikit kelegaan bagi anak-anak yang mungkin saja merasa sumpeg dengan kondisi di rumah yang cenderung mengurung mereka dalam bangunan tembok.
Sayangnya, ketika kompleks ini belum tuntas pembangunannya, beberapa fasilitas yang ada di sana telah rusak. Di antara fasilitas yang telah rusak itu adalah patung sapi yang tidak lagi bisa berbunyi melenguh, rumput yang mati karena terus diinjak-injak oleh pengunjung. Kecuali itu, banyak juga pengunjung yang belum bisa tertib diri misalnya dalam membuang sampah atau bungkus makanan. Beberapa bungkus minuman ringan, bungkus makanan ringan masih tampak bertebaran, khususnya di sudut-sudut taman yang relatif luput dari perhatian orang.
Yogyakarta sebagai kota pariwisata dan budaya memang sebaiknya terus memperhatikan dan membangun dirinya agar menjadi sebuah kota yang nyaman dan sehat untuk dihuni. Di samping itu, sudah sepantasnya bila pemerintah setempat dapat semakin memberikan fasilitas berupa kemudahan dan kemurahan bagi warganya untuk mencerdaskan diri.
Teks: Sartono K
Foto: Didit PD
Artikel Lainnya :
- GEREJA HATI KUDUS TUHAN YESUS GANJURAN, GEREJA BERWAJAH JAWA(16/09)
- 27 Januari 2010, Perpustakaan - Teater Lenong Betawi. Studi Perbandingan Diakronik(27/01)
- UNJUK GIGI LEWAT BAK TRUK(01/01)
- REPOSISI TAMAN BUDAYA YOGYAKARTA(14/04)
- WITING TRESNA JALARAN SAKA KULINA(26/07)
- 5 Maret 2010, Kabar Anyar - PAMERAN SENI RUPA SAKATO 'BAKABA'(05/03)
- BANGUNAN BARAK PENGUNGSIAN YANG MERANA(03/08)
- Membaca Puisi untuk Darmanto Yatman(24/01)
- 20 Januari 2010, Yogjamu - BANTULAN: SENTRA KERAJINAN BERBAHAN PAKU PASIR DAN SEMEN(23/01)
- Dewi Sinta(16/09)