- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Berita-budaya»Membaca Puisi untuk Darmanto Yatman
24 Jan 2012 09:49:00Sebagai penyair, Darmanto Yatman telah menulis banyak puisi. Salah satu buku puisi yang merupakan kompilasi dari karya-karya puisi sejak awal dan sudah diterbitkan dalam bentuk buku puisi, ‘Bangsat’, (1974) ‘Sang Darmanto’(1976), ‘Ki Blakasuta Bla Bla’ (1980) dan ‘Karto Iya Bilang Mboten’ (1981) sampai puisi-puisi karyanya yang tersebar di media cetak, diterbitkan dalam satu buku yang berjudul ‘Golf untuk rakyat’. Salah satu puisinya yang berjudul ‘Istri’ sangat mengesankan jika dibacakan, dan Darmanto Yatman sering membacakannya.
Pada acara yang diberi tajuk ‘Malam sastra Tembi bersama Darmanto Yatman’, Sabtu (21/10 lalu, puisi yang berjudul ‘Istri’ dibacakan oleh Whanny Darmawan, seorang aktor handal. Whanny membacakannya dengan sangat bagus. Penuh penjiwaan dan dengan kesadaran panggung yang terjaga. Kata demi kata dalam puisi ‘Istri’ dia bacakan dengan intonasi suara penuh ekspresi:
“Istri sangat penting untuk ngurus kita
Menyapu pekarangan
Memasak di dapur
Mencuci di sumur
Mengirim rantang ke sawah
dan ngeroki kita kalau kita masuk angin
Ya. Istri sangat penting untuk kita” Whanny membacakannya dengan penuh penghayatan.
Selain ‘Istri’ Whanny membacakan dua judul puisi ‘Rumah’ dan ‘Anak”.
Butet Kartaredjasa, yang dikenal luas sebagai raja Monolog. Malam itu membacakan dua puisi karya Darmanto Yatman, masing-masing berjudul ‘Hai Sapi’ dan ‘Golf untuk Rakyat’. Seperti halnya Whanny, penampilan Butet sangat memukau publik penonton. Seperti biasa pula, penampilan Butet selalu menghadirkan lawakan sehingga gelak tawa penonton tidak terhindarkan.
Kemampuan aktor Butet yang kuat, mampu menghidupkan kata demi kata dari puisi Darmanto Yatman. Kata-kata dalam puisi Darmanto yang multilingual. Oleh Butet ‘dihidupkan’ sehingga puisinya menjadi bisa untuk dinikmati.
“Denok deblong
Pernahkah sampeyan ke pasar Beringharjo Circa 1982
Kalau sampeyan tutup mata sampeyan
Lalu sampeyan buka telinga sampeyan
Yakinlah:
Ini seminar, bukan pasar’ demikain Butet mengawali membaca puisi yang berjudul ‘Hai Sapi’ dengan penuh ekspresif.
Tak kalah menariknya, penampilan Landung Simatupang, aktor kuat dari Yogya. Landung membacakan dua puisi yang berjudul ‘Melintasi Antlantik’ dan ‘Impresi Honolulu’. Dua puisi itu dibacakan dengan memikat oleh Landung Simatupang. Puisi yang tidak gampang dibacakan, seperti puisi-puisi karya Darmanto Yatman, menjadi ‘hidup’ dibacakan oleh Landung Simatupang.
Genthong Hariono Selo Ali, yang tampil pertama membawakan dua puisi dengan judul ‘Sekarang bahwa aku merasa tua’ dan ‘The 27th Crisis’. Genthong bersahabat dengan Darmanto Yatman sudah sejak 47 tahun yang lalu, sehingga dia kenal dekat dengan Darmanto. Selain itu, Genthong adalah seorang aktor senior dari Yogya, sekaligus adalah sastrawan.
Dua pembaca yang lebih muda, adalah Gunawan Maryanto dan Naomi Srikandi. Keduannya dari teater Garasi. Gunawan Maryanto, yang lebih akrab dipanggil ‘Cindil’ membacakan puisi yang berjudul ‘Pidato lurah Karangdempel’ dan Naomi membacakan puisi yang berjudul ‘Teori Probabiliti Tukini’.
Duduk di kursi roda ditemani istrinya, dan bersanding dengan Romo Kuntara Wiryamartana, sahabatnya. Darmanto Yatman menyimak teman-temannya membacakan puisi karyanya. Ia kelihatan terharu sekaligus bahagia. Setiap puisi yang dibacakan, Darmanto menyimak, sehingga seperti kelihatan serius mendengarkan. Sahabat dekat Darmanto Yatman yang hadir, selain Romo Kuntara, ada Bakdi Soemanto, Faruk HT, Eko Budiharjo, khusus datang dari Semarang, dan seniman muda lainnya serta anak-anak muda lainnya.
Salah seorang penonton, mantan Wartawan dan juga seorang aktor teater, Daru Meheldaswara namanya, menulis status di facebook, tengah malam pkl 23. 30, sesaat setelah acara ‘ Malam sastra Tembi bersama Darmanto Yatman’ selesai. Demikan status facebook itu:
“Malam ini benar-benar luar biasa. Malam Sastra bersama Darmanto Yatman di Rumah Budaya Tembi, jalan Parangtritis Km 8,5, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta, benar-benar berlangsung luar biasa. Semua yang tampil membaca puisi-puisi Darmanto Yatman, seperti Butet Kertarejasa, Landung Simatupang, Genthong Haryono Selo Ali, Whanny Darmawan, Gunawan Maryanto, dan Naomi Srikandi, berhasil membuktikan kelasnya sebagai aktor-aktris terbaik negeri ini. Maka tak mengherankan kalau Sang Penyair, Darmanto Yatman, terharu dan berulang kali mengusap airmata harunya dari kursi roda yg harus selalu menyertainya sejak beberapa waktu lalu. Benar-benar acara berkualitas”.
Ons Untoro
Artikel Lainnya :
- 17 Maret 2010, Perpustakaan - JUDUL BUKU 69(17/03)
- WAROENG PECEL CABEAN(25/01)
- 12 Februari 2010, Pasinaon basa Jawa - MANGSA PACEKLIK(12/02)
- Memasukkan Pensil dalam Botol-1 (Permainan Anak Tradisional-86)(07/08)
- 7 April 2011, Situs - KYAI DAN NYAI CEBONG: CIKAL BAKAL DUSUN CEBONGAN(07/04)
- Membaca dan Mementaskan Puisi Di Tembi(07/08)
- 11 Januari 2011, Bothekan - DERMAN GOLEK MOMONGAN(11/01)
- 15 September 2010, Perpustakaan - Bijdragen 6 (15/09)
- Tembi Gowes-Gowes di Tribun Jogja(24/10)
- Tembung-Tembung Basa Krama Desa (10/08)