Tembi

Yogyakarta-yogyamu»JEMBATAN BARU KARANGJATI POGUNG ITU TELAH SELESAI DIBANGUN

11 Feb 2009 07:39:00

Yogyamu

JEMBATAN BARU KARANGJATI-POGUNG ITU
TELAH SELESAI DIBANGUN

Pembangunan di Yogyakarta terus berlangsung. Sama seperti di daerah atau kota-kota lain di dunia. Sebuah jembatan baru yang membentang di atas Sungai Code baru saja selesai dibangun. Penggunaan atau serah terima jembatan ini secara resmi belum dilakukan. Akan tetapi secara de fafcto jembatan ini sebenarnya sudah selesai dibangun. Orang atau kendaraan pun sudah bisa melintas di atasnya dengan nyaman. Jembatan baru ini menghubungkan Dusun Karangjati dengan Dusun Pogung Kidul (Sendowo).

Dengan dibangunnya jembatan baru ini kemungkinan besar jalur Pertigaan Gemawang-Pogung-Kentungan dan jalur Pertigaan Gemawang-Pogung-Teknik Sipil UGM akan menjadi lebih lega atau lengang. Jalur yang semula meniti jalan di pinggiran Selokan Mataram ini akan tergantikan oleh Jembatan Baru Karangjati-Pogung. Maklum jembatan ini dibuat cukup bagus, lebar dan lurus. Jalur Jalan Monjali-UGM-RSU Sardjito juga menjadi lebih singkat (pendek) dan nyaman.

Panjang bentangan Jembatan Karangjati-Pogung ini kira-kira 300 meter dengan lebar sekitar 10 meter dan dirancang untuk dua jalur. Pipi atau sisi kanan kiri jembatan ini diberi pengaman dengan pola hias seperti bangunan kraton yang penuh stilirisasi. Baik stilirisasi tumbuhan maupun bunga-bungaan. Tampilan visualnya boleh dikatakan Yogya banget atau Jawa banget. Titik tekan gaya demikian itu diperkuat juga dengan tampilnya sepasang dwarapala di pintu jembatan bagian timur dan bagian barat.

Dua pasang dwarapala itu dalam khasanah budaya nusantara bukanlah berdiri sebagai seonggok patung batu belaka. Keduanya merupakan simbol penolak bala. Simbol penawar unsur kejahatan. Dalam mitologi Jawa keduanya digambarkan sebagai penjaga pintu Sela Matangkep, yakni pintu pertama untuk menuju Kahyangan Jonggring Salaka, tempat mukim para dewa. Jadi, siapa pun yang akan masuk ke Kahyangan harus mendapat ijin dulu dari dua Dwarapala yang dinamakan Cingkara Bala dan Bala Upata ini. Keduanya memang kembar dan ditugaskan menjadi penjaga keamanan. Nah, jika Anda melintas di Jembatan Karangjati-Pogung-Sendowo ini sesungguhnya Anda sedang diingatkan untuk segera membuang niat atau pikiran-pikiran jahat Anda. Jika Anda bandel, mungkin Anda akan terkena tulahnya.

Jembatan tersebut pada rencana jangka panjang sangat mungkin akan menjadi salah satu pengalih arus lalu lintas di seputaran Kampus UGM. Maklum Kampus UGM memang sedang menata diri untuk menjadi kampus yang ramah lingkungan, jauh dari lalu lalang kepadatan lalu lintas. Selain itu jembatan ini juga dirancang juga untuk melancarkan arus lalin yang selama ini memadati jalur (jalan) di sisi Selokan Mataram yang sebelumnya memang tidak dirancang untuk jalan raya-namun kini berubah fungsi menjadi dan (dan terpaksa atau dipaksakan menjadi jalan raya). Dulunya, jalan di sisi Selokan Mataram ini hanya dirancang untuk jalan inspeksi saluran air Selokan Mataram. Seiring perkembangan zaman, orang kemudian memanfaatkannya menjadi jalan raya.

Jembatan baru di atas Sungai Code ini diharapkan memang mampu menjadi jalur lain dari Jalan Gejayan (Affandi) - Jalan Kaliurang menuju Jalan Monjali (Nyi Tjondroloekito) atau sebaliknya. Arus lalin dari arah Mirota Kampus bisa langsung menuju Jalan Monjali dengan melewati jalur RSU Dokter Sardjito-Jembatan Karangjati (tanpa perlu masuk Kampus UGM). Demikian pula sebaliknya. Demikian juga arus lalin dari arah Jalan Kaliurang-ke Jalan Monjali bisa langsung belok ke barat (kanan) di Perempatan Selokan, tanpa perlu masuk ke Kampus UGM, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian, arus lalin ke UGM memang akan diminimalisir, termasuk arus angkutan umum yang selama ini masuk ke jantung Kampus UGM.

sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta