LONG-2
(PERMAINAN ANAK TRADISIONAL-74)

LONG-2Bambu bahan long yang sudah dilubangi di bagian semua ruasnya (kecuali paling pangkal) dan sudah dikeringkan, tidak lupa dibuat lubang kecil ukuran sekitar 2x2 cm di bagian pangkal bambu. Tepatnya di bawah ruas paling bawah yang dilubangi. Fungsi lubang ini untuk memasukkan minyak tanah ke dalam bambu dan sekaligus tempat untuk menyalakan long. Ada baiknya lubang long kanan kirinya dilapisi seng, agar mudah menyalakan dan lubang tidak semakin membesar. Sebaiknya, bambu long yang masih basah setiap hari dijemur dan malam hari diletakkan di tempat teduh agar tidak kehujanan. Jika sudah kering, bisa disimpan, menunggu waktu liburan Puasa.

Alat lain yang perlu disiapkan adalah stik atau tongkat bambu dengan ukuran panjang bervariasi antara 30—50 cm. Semakin panjang semakin aman dari percikan api yang ditimbulkan dari lubang long. Stik bambu mudah didapat pula di sekitar rumah. Jika ingin lebih awet, menggunakan bilahan bambu atau kayu yang kuat, bukan ranting. Sedapat mungkin besarnya stik tidak melebihi besarnya lubang long. Sebaiknya berdiameter sekitar 1 cm saja, agar mudah memasukkan stik ke dalam lubang long.

Jika musim liburan tiba dan hendak memulai menyalakan long, tidak lupa harus menyiapkan minyak tanah sedikitnya 1 liter. Tidak lupa harus menyiapkan sentir, teplok, atau sejenisnya untuk menyalakan long. Minyak tanah sebagian bisa dimasukkan ke long lewat lubang kecil yang sudah ada. Kira-kira 0,5 liter terlebih dahulu. Posisi lubang long harus di atas, dan posisi ujung long harus lebih tinggi daripada bagian bawah. Ketinggian bagian ujung long kira-kira 20—30 cm, tergantung panjang long. Kanan kiri long bisa diapit batu atau bata merah agar tidak goyang dan lebih kuat. Selanjutnya, sentir atau teplok dinyalakan. Stik dimasukkan ke dalam lubang long agar terkena minyak tanah. Setelah itu stik dinyalakan lewat api sentir kemudian api dimasukkan ke dalam lubang long. Dilakukan berulang kali. Lama-kelamaan jika long sudah panas, maka setiap api stik dimasukkan ke dalam lubang long, akan muncul bunyi letupan mirip bom. Semakin panas dan bahan long baik, maka bunyi long akan semakin keras.

Kadang-kadang minyak tanah bahan menyalakan long dicampuri dengan bensin agar suaranya lebih keras. Apalagi bensin sifatnya lebih peka terhadap api, sehingga saat dicampur dengan minyak tanah akan menimbulkan suara keras. Namun harus hati-hati, karena jika terlena bisa mengenai anak-anak yang bermain long. Jika minyak tanah yang ada di dalam long habis atau berkurang, maka bisa ditambahi lagi dari persediaan yang masih ada.

Pada saat membunyikan long, jangan lupa setiap telah usai berbunyi, maka lubang long ditiup untuk mengeluarkan asapnya. Namun harus hati-hati, harus dilihat dulu bahwa dalam long tidak ada apinya. Sebab jika masih ada apinya, maka saat ditiup, api tersebut akan kembali keluar dan bisa mengenai wajah anak yang meniupnya. Untuk mengantisipasi agar api sudah benar-benar mati, maka bisa ditutup dengan gombal atau kain pada lubang long. Beberapa saat kemudian tentu sudah akan mati. Saat itulah saat yang tepat untuk memulai lagi menyalakan long.

Biasanya setiap gang jalan di kampung ada lebih dari 5 anak secara berkelompok menyalakan long dari tempat yang berbeda-beda. Saat musim menyalakan long, maka akan terdengar suara long yang bersahut-sahutan satu sama lain yang sangat riuh. Sepintas seperti suara meriam perang yang saling berbalas menyerang lawan. Suasana akan sangat meriah.

Itulah dolanan long yang dulu masih sering dimainkan oleh anak-anak pedesaan dan anak kampung untuk melatih kemandirian anak membuat mainan tanpa harus mengeluarkan biaya besar, kecuali hanya untuk membeli minyak tanah. Dolanan itu jelas menumbuhkan kreativitas anak terhadap bahan-bahan yang ada di sekitar mereka. Sayang, perubahan zaman dan interfensi mainan luar negeri, kadang mematikan kreativitas anak untuk menghasilkan karya mainan.

Suwandi

Sumber: 33 Permainan Tradisional yang Mendidik, Dani Wardani, 2010, Yogyakarta: Cakrawala; Baoesastra Djawa, WJS. Poerwadarminta, 1939, Groningen, Batavia: JB. Wolters’ Uitgevers Maatscappij NV, Pengamatan dan Pengalaman Pribadi




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta