Tembi

Makanyuk»MI PENTIL PATALAN MBAK ANI

15 Dec 2008 03:22:00

Makan yuk ..!

MI PENTIL PATALAN MBAK ANI

Jika selama ini kawasan Yogya populer dengan bakmi Jawanya, maka di Bantul ada mi yang juga kondang, yakni mi pentil. Bedanya dengan mi jawa, bahan baku mi pentil adalah pati. Kenapa disebut mi pentil karena mi ini mirip pentil ban, rada kenyal. Oya, hati-hati, Anda harus menyebut vokal ‘e’ pada ‘pentil’ seperti pada ‘becak’, jadi bukan ‘e’ pepet.

Lokasi mi pentil yang terkenal ada di Pundong, Bantul. Daerah ini kondang sebagai sentra produksi mi pentil. Di sini juga terdapat warung-warung makan mi pentil. Tapi ada satu warung mi pentil di luar Pundong yang bisa membuat penggemar mi jenis ini ingin balik lagi. Lokasinya di Desa Ngupit, Patalan. Di Jalan Parangtritis Km 14,5 di depan Rumah Bersalin Patalan ada jalan ke arah timur. Silakan ikuti jalan tersebut, sekitar 200 meter sampai pemakaman lalu sedikit belok ke utara. Anda akan menemui warung ini menghadap timur.

Warung ini berdiri sejak tahun 1986, yang dirintis oleh Ibu Wuryani (kini 51 tahun). Bu Wuryani adalah putri dari Mbah Pawiro, perintis mi pentil di Pundong pada tahun 1960an. Generasi ketiga, Mbak Ani (26 tahun) kemudian meneruskan usaha ibunya ini pada tahun 2003 setelah menikah.

Di Pundong, bu lik dan pak lik Mbak Ani juga berjualan. Mbak Ani membeli bakmi pentil (yang belum dimasak) juga di Pundong. Dalam sehari biasanya ia membutuhkan 10-15 kg bakmi. Jumlah itu lebih kecil dibanding dulu, yang mencapai 30-40 kg.

Menu di warung ini hanya dua macam, mi goreng dan mi godog. Tidak ada nasi goreng magelangan seperti lazimnya di warung bakmi Jawa.

Yang menarik, setiap akan dimasak, bakminya ditimbang dulu. Dua ons untuk satu piring. Mungkin presisi ini salah satu cara untuk menjagarasa. Tentu campuran bumbu tidak kalah penting. Bumbu yang diperlukan adalah bawang, kemiri, merica dan ebi. Tidak seperti bakmi Jawa, bumbu-bumbu ini digangsa dulu. Akhirnya terhidanglah sepiring mi yang aromanya menggugah selera. Di warung ini bakminya dicampur telur ayam, bukan irisan daging ayam. Tapi itu sama sekali bukan masalah. Rasanya sueedep. Campuran bumbunya menggigit lidah. Apalagi jika menyantap mi godog pada saat hujan turun, pedas mericanya membuat badan Anda hangat malah bisa berkeringat.

Harganya murah. Untuk sepiring mi pentil Anda cukup mengeluarkan kocek Rp 4.000. Warung yang amat sederhana ini buka pada pukul 16.00 dan tutup pukul 23.00.

a. barata, herjaka




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta