Sa’Unine String Orchestra Membuai Bandung
Kelompok musik asal Jogjakarta, Sa’Unine String Orchestra baru saja memperkenalkan album baru mereka bertajuk Buaian Sepanjang Masa pada Kamis, 15 September 2011 kemarin di Bentara Budaya Jakarta. Malam itu Sa’Unine berhasil memukau dan membuai para penonton yang hadir dengan instrumen-instrumen baru yang masih bernuansa Indonesia. Malamnya usai konser di Jakarta, dalam rangkaian Ngamen Tamasya Sa’Unine di 7 Kota, Jakarta, Bandung, Semarang, Salatiga, Solo, Malang dan Surabaya mereka kemudian berangkat menuju kota pertama, Bandung untuk melanjutkan Ngamen mereka di beberapa tempat di Bandung, antara lain Taman Ganesha dekat Institut Teknologi Bandung, dan di Universitas Parahyangan Bandung.
Musik orchestra yang selama ini dianggap musik megah dan hanya untuk kalangan tertentu dibuktikan oleh Sa’Unine bahwa musik orchestra bisa dinikmati semua kalangan, dan lebih memasyarakatkan musik orchestra karna itu rangkaian perjalanan musik ini dinamakan Ngamen Tamasya Sa’Unine String Orchestra. Konsep Ngamen di ruang publik dan bisa dilihat oleh siapa saja terbukti berhasil, dari tukang batagor, mahasiswa sampai orang kantoran di Taman Ganesha menjadi saksi Sa’Unine mampu memperkenalkan music orchestra dengan cara berbeda. Meski tampil sederhana dan apa adanya instrumentyang dibawakan dari album I dan II milik Sa’Unine lagi-lagi berhasil membuat masyarakat dan mahasiswa sekitar Taman Ganesha terkagum-kagum.
Pertunjukkan belum berakhir, sore harinya Sa’Unine mendatangi Universitas Parahyangan, Bandung setelah sebelumnya sudah berlangsung diskusi menarik seputar musik string di kampus tersebut. Di UNPAR Sa’unine membawakan lagu-lagu yang terdapat di album II dan I, Kara, Kanaya, Paris Berantai, Padang Bulan dan lainnya. Apresiasi yang luar biasa dari mahasiswa dan mahasiswi UNPAR akhirnya membuat Sa’Unine tak bisa berhenti, mereka terus meminta Sa’Unine untuk memainkan beberapa lagu lagi hingga 2 jam lebih pertunjukkan.
Bandung adalah kota kedua dari rangkaian Ngamen Sa’Unine, semoga kota-kota lain berikutnya lebih apresiatif menerima musik Sa’Unine ,dan tujuan Sa’Unine dan bersama N.Nuranto sebagai produser album dari Tembi Rumah Budaya untuk memasyarakatkan musik orchestra dapat tercapai. Karena seperti yang dikatakan N.Nuranto, musik ini musik Indonesia, di aransemen ulang oleh musisi Indonesia, dimainkan dan direkam di Indonesia, jadi kenapa tidak musik ini dikenalkan kepada masyarakat Indonesia.
Temen nan yuk ..!
Natalia.
Artikel Lainnya :
- 29 Januari 2011, Adat Istiadat - UPACARA ADAT SAPARAN BEKAKAK AMBARKETAWANG, GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA (29/01)
- Denmas Bekel(11/02)
- 2 Juni 2010, Kabar Anyar - AMERIKA SERIKAT DAN TRAGEDI '65(02/06)
- SENDANG PATIRTAN KAMULYAN DAN BERDIRINYA DUSUN BANGERAN, BANTUL(22/03)
- Maca Titi, Basa lan Carita. Jilid IV(20/06)
- Ketika Siswa SD Menikmati Pameran Seni Rupa(11/12)
- Kamus-kamus Istilah(01/09)
- 25 Maret 2011, Pasinaon basa Jawa - LINDHU LAN TSUNAMI GEDHE ING JEPANG(25/03)
- RUMAH DESA MENGGAMBARKAN SUASANA KEDAMAIAN(04/08)
- 27 Oktober 2010, Kabar Anyar - 230 YEARS OF COLLECTING INDONESIAN HISTORY: BELAJAR MENGERTI DAN MENGHARGAI SEJARAH PADA BANGSA ASING(27/10)