- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Yogyakarta-tempo-doeloe»SELARONG PADA ABAD 19
17 Nov 2009 11:06:00Djogdja Tempo Doeloe
SELARONG PADA ABAD 19
Daya upaya untuk segera menghentikan perlawanan Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa (1825-1830) terus dilakukan pihak Belanda dengan berbagai cara. Penggambaran peta, wilayah, dan lain-lain yang bisa digunakan untuk “membaca” posisi lawan sangat diperhatikan oleh Belanda. Maklum dunia fotografi di zaman itu belum semaju sekarang.
Gambar berikut melukiskan situasi Selarong dan guanya pada abad tersebut yang disebut juga sebagai Gua Selarong atau Gua Secang. Gambar tangan yang lebih dekat dengan sketsa ini dalam sisi-sisi tertentu dapat menunjukkan detailnya. Detail dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan atau penekanan yang diperlukan pada saat itu. Jika kita perhatikan gambar tersebut kelihatan bahwa detail yang ingin dibidik setidaknya meliputi dua hal. Pertama adalah suasana atau gambaran tentang Bukit Selarong dengan suasana alam di sekitarnya. Kedua, posisi Gua Secang (Selarong) yang pernah menjadi (dan mungkin masih digunakan) oleh Pangeran Diponegoro sebagai tempat persembuyiannya. Gambaran seperti itu menjadi penting untuk dapat ”membaca” posisi atau tempat lawan.
Penggambaran situasi seperti dalam gambar itu akan ”memudahkan” pihak Belanda untuk memperkirakan pergerakan dan serangannya dalam menyerbu posisi lawannya. Sawah, kebun, tegalan, pemukiman penduduk, jalan setapak, jalan lebar, gua, bukit, dan sebagainya yang digambarkan dalam gambar itu dapat dijadikan sebagai tempat-tempat darurat untuk persembunyian, penyerangan, pertahanan, dan sebagainya.
Pada sisi-sisi tertentu gambar tangan/sketsa (hitam putih) dapat menampilkan titik-titik keindahannya tersendiri dibandingkan dengan foto yang menampilkan gambar lengkap seperti apa yang dibidiknya. Komposisi dari bentuk-bentuk aneka benda yang digambarkan membentuk harmoni yang padu. Keterangan melalui tulisan tangan pun dibuat menjadi satu goresan yang padu dengan style goresan gambarnya. Kepekaan estetis pembuat gambar serta kejeliannya dalam menggambarkan detail situasi dalam penggambaran menjadi unsur yang berperan penting dalam hal ini.
a sartono
sumber: P.J.F. Louw, t.t., Kaarten en Teekeningen Behoorende bij De Java-Oorlog van 1825-1830.
Artikel Lainnya :
- Majalah Yang Tak Lagi Dikenal(05/07)
- Pameran Lukisan Sense of Colours 2010(22/11)
Alun-Alun lor (utara) tahun 1888(17/10) - Hari Nahas Antara 2 Desember 2012 - 8 Desember 2012(29/11)
- DOLANAN LUMPAT TALI(29/11)
- 23 Maret 2011, Yogjamu - DUSUN BERJO SENTRA GENTENG YOGYAKARTA(23/03)
- SEGELAS SECANG MENGHANGATKAN(14/07)
- 28 Januari 2010, Primbon - Midodareni(27/01)
- KAPAL OTHOK-OTHOK HANYA BISA DITEMUKAN DI SEKATENAN(09/02)
- Denmas Bekel(27/04)