DOLANAN LUMPAT TALI-1
(PERMAINAN ANAK TRADISIONAL-71)

DOLANAN LUMPAT TALI-1Lumpat tali, sebuah nama dolanan yang identik dengan perempuan. Artinya, dolanan ini lebih banyak dimainkan oleh anak-anak perempuan jika dibandingkan dengan anak laki-laki. Lumpat tali berarti melompat dengan melangkahi tali. Tali umumnya terbuat dari untaian atau rangkain karet gelang yang diuntai seperti rantai. Panjangnya sekitar 3 meter. Memakai tali karet karena sifatnya elastis, lentur, tidak mudah putus, dan tidak mudah melukai. Dolanan lumpat tali kiranya juga merupakan salah satu dolanan tradisional yang sudah dimainkan sebelum tahun 1980-an. Hingga saat ini, dolanan ini termasuk salah satu dolanan yang masih cukup eksis, walaupun tidak seramai waktu lalu.

Dolanan ini bisa bersifat lomba atau tanding. Dilombakan jika ada dua anak yang jadi, sementara anak lainnya menjadi pemain mentas. Ditandingkan jika ada dua regu, satu regu sebagai pemain dadi dan satu regu menjadi pemain mentas. Dolanan ini lebih bersifat permainan hiburan dan mengharuskan kepada semua pemain untuk lebih trampil dan cekatan bermain lumpat tali.

Lebih baik dolanan ini dimainkan di tempat yang nyaman dan teduh. Bagus dimainkan di lantai berubin. Kadang juga dimainkan di lantai tanah, di halaman kebun atau halaman depan rumah. Tempatnya harus longgar dan lapang, setidaknya berukuran 4 x 6 meter. Lebih luas lebih baik. Biasa dimainkan saat waktu senggang, baik pagi, siang sore, atau malam hari saat terang bulan purnama. Yang jelas dolanan ini memerlukan tempat yang terang. Boleh jadi menggunakan penerangan lampu. Anak-anak bermain lumpat tali biasanya seusai membantu orang tua atau selesai mandi sore (jika dimainkan sore hari).

Sementara peralatan yang dibutuhkan hanya tali karet yang sudah dirangkai seperti rantai sepanjang sekitar 3 meter. Karet gelang ada dua jenis, yang mentah dan matang. Karet mentah biasanya lebih kuat dan tidak mudah putus jika dibandingkan dengan karet matang. Ciri-ciri karet mentah, warna lebih mengkilat dan lebih bening. Karet gelang ini biasa dibeli di toko-toko atau warung-warung. Karet gelang ini sekarang lebih berfungsi sebagai tali bungkus makanan.

Idealnya, dolanan lumpat tali dimainkan lebih dari 4 anak, antara 6 hingga 8 orang. Mereka bisa memulai setelah salah satu anak atau lebih membawa karet gelang yang sudah dirangkai. Kemudian mereka segera menuju lokasi bermain. Sebelum memulai dengan hompimpah, harus disepakati terlebih dahulu aturan lisan, seperti: 1) ditentukan batas ketinggian lompat tanpa menyentuh tali, setelah memperoleh sawah; 2) batas ketinggian menyentuh karet harus ditentukan untuk anak kecil atau yang belum mendapat sawah; 3) kesempatan lompat setiap anak maksimal 3 kali; anak mendapat sawah 1 apabila telah dapat melompat pada batas tertinggi lompatan; dan lain sebagainya.

Awal permainan dimulai dengan hompimpah dan sut. Dua pemain terakhir yang kalah, harus menjadi pemain dadi terlebih dahulu, misalkan pemain A dan B. Sementara 6 pemain lain menjadi pemain mentas, misalkan pemain C, D, E, F, G, dan H. Kedua pemain dadi berada di dua ujung garis sejajar dengan jarak sekitar 3 meter. Masing-masing anak dadi memegang ujung tali karet.

bersambung

Suwandi

Sumber: 33 Permainan Tradisional yang Mendidik, Dani Wardani, 2010, Yogyakarta: Cakrawala; Baoesastra Djawa, WJS. Poerwadarminta, 1939, Groningen, Batavia: JB. Wolters’ Uitgevers Maatscappij NV dan Pengalaman Pribadi




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta