Tembi

Yogyakarta-yogyamu»TUMBUHLAH PERGOLA HIJAU DI YOGYAKARTA

01 Jan 2008 04:15:00

Yogyamu

TUMBUHLAH PERGOLA HIJAU DI YOGYAKARTA

Jika kita berjalan-jalan di Yogyakarta, khususnya di ruas Jalan Kleringan (depan Stasiun Tugu) dan Jl. Abubakar Ali (sebelah barat Gereja Kotabaru) kita akan menemukan pergola yang dibuat di sebagian ruas jalan itu. Panjang keseluruhannya mungkin tidak lebih dari 500 meter.

Pergola itu dibuat Pemkot untuk perlindungan bagi para pejalan kaki yang melewati ruas jalan tersebut di atas. Niat baik itu tentu akan disambut dengan baik pula mengingat para pejalan kaki di ruas jalan tersebut memang nyaris tidak punya pelindung berupa peneduh. Baik peneduh berupa bangunan, atau lebih-lebih pepohonan. Perlu diketahui bahwa dua ruas jalan itu memang bisa dikatakan tidak punya pepohonan apa pun sebagai peneduhnya. Hampir semuanya berupa bangunan tembok, pagar besi, dan tentu saja jalan beraspal. Dengan begitu, hampir dalam setiap harinya ruas jalan itu diterpa cahaya matahari langsung sehingga jika siang hari terasa demikian teriknya. Lebih-lebih lagi, ruas jalan itu dikenal sebagai ruas jalan yang sangat padat.

Ruas jalan itu mengalirkan arus lalu lintas dari dan ke Kotabaru-Malioboro-Jalan Mataram-Jalan Pasar Kembang. Sementara di atasnya melintas jalur rel kereta api jurusan Yogyakarta-Surabaya. Persimpangan seperti itu menyebabkan setiap saat kendaraan berhenti karena menunggu giliran lampu hijau. Di tengah suasana demikian karbon monoksida menyebur dari sekian ratus atau ribu kendaraan menjadi satu dengan suasana yang demikian panas. Para pejalan kaki pun terpaksa juga menerima dua hal negatif, yakni menghirup karbon monoksida sekaligus menerima terpaan sinar matahari yang demikian panas.

Munculnya pergola sebagai pelindung yang menaungi trotoar itu kelihatan cukup simpatik bagi pejalan kaki. Tanaman menjalar yang ditanam untuk menutupi atap pergola itu juga mulai merimbun daunnya. Pergola hijau tampaknya memang akan berhasil. Keberhasilan itu tentu tidak lepas dari kinerja Pemkot dan jajarannya. Kerutinan penyiraman merupakan faktor utama bagi tumbuh dan mekarnya tanaman tersebut.

Di samping mampu menjadi pelindung panas matahari, pergola hijau ini sedikit banyak tentu ikut menyedot atau mengurangi CO 2 yang berhamburan di tempat itu. Tidak disangsikan lagi, kehadirannya amat bermanfaat.

Persoalan yang mungkin timbul adalah sampai kapankah pergola hijau itu mampu bertahan. Pergola yang terbuat dari logam besi tentu memiliki masa uzurnya. Lebih-lebih jika terus-menerus berada di ruanga terbuka yang selalu terkena panas, hujan, lembab, debu, dan sebagainya. Tentu saja jika mengeropos diperlukan penggantian atau pembenahan. Penggantian atau pembenahan itu tentu membutuhkan biaya. Demikian juga jika tanamannya mengalami kerusakan atau kematian.

Keberadaan fasilitas umum semacam itu hendaknya diterima dengan rasa syukur karena memang memberikan kemanfaatkan kepada banyak orang. Warga Yogyakarta tentu dituntut perhatiannya agar fasilitas yang memang berguna itu tidak cepat rusak. Menghindari bersikap atau bertindak jahil tentu merupakan tindakan yag terpuji sebab selama ini banyak fasilitas umum di Yogya yang rusak atau coreng moreng karena kejahilan tangan dari warga Yogya atau orang yang datang ke Yogya.

Selamat datang Pergola Hijau. Hijau dan segarkan kota Yogyakarta !

Teks dan foto: sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta