ENAKNYA JADI KORUPTOR
Kasus korupsi di Indonesia setiap tahunnya tidak semakin berkurang tetapi sebaliknya justru bertambah merata dan menyebar di berbagai sendi kehidupan di mana-mana. Hampir setiap sendi ada perbuatan korupsi. Seperti yang belum lama ini, kasus korupsi bisa diketahui dari berita koran, televisi dan internet, juga sudah merambah ke dunia olahraga. Kasus korupsi pada wisma atlet yang sedang dibangun di Sumatera Selatan untuk keperluan SEA GAMES mulai terkuak. Sementara di bidang pemerintahan (bupati, walikota, gubernur, pejabat pemerintah lainnya hingga para kadus), pengadilan, kejaksaan, dan kepolisian masih tetap ajeg, bahkan bertambah parah. Demikian pula di dunia pendidikan juga mulai terkuak pula. Korupsi sudah menjadi budaya orang Indonesia. Korupsi dianggap perbuatan yang wajar untuk dilakukan oleh siapa pun, lebih-lebih oleh orang yang mempunyai jabatan dan penguasa. Memang masih ada pejabat yang baik, tetapi hanya sedikit jika dibandingkan dengan pejabat yang korup.
Sebenarnya banyak masyarakat yang geram mengetahui ulah para koruptor tersebut. Apalagi sudah tahu melakukan korupsi, hukuman yang diberikan tidak sebanding dengan hasil yang dikorupsi. Ibaratnya hasil korupsi bisa untuk tujuh turunan, tetapi hukumannya hanya tiga tahun bahkan bisa kurang. Berbeda dengan rakyat kecil yang mencuri ayam, sudah tubuhnya babak belur dipukuli masyarakat, hasil curiannya tidak berharga, hukumannya bisa tiga bulan. Di pengadilan sendiri sudah dipenuhi dengan para makelar kasus. Negara semakin rusak jika penegak keadilannya saja sudah kehilangan budi pekerti yang baik, tidak bisa membedakan benar dan salah.
Yang membuat masyarakat tambah jengkel, para koruptor yang banyak uang bisa sesuka hati bepergian ke luar negeri seperti Singapura, Thailand, dan negara lainnya. Negara luar negeri, seperti Singapura dianggap surga bagi para koruptor. Orang berbuat korupsi jika ingin aman terhindar hukuman bisa saja pergi ke luar negeri tersebut, agar lebih aman. Sudah tahu jika para koruptor itu melakukan tindak korupsi, tetapi banyak yang merasa tidak melakukan korupsi. Ya seperti itulah perbuatan para koruptor, sudah jelas merugikan negara, masih bisa mengelak, masih bisa bepergian, masih bisa foya-foya. Memang enak benar jadi koruptor itu.
Teks oleh : Suwandi
Ilustrasi oleh : Sartono
Artikel Lainnya :
- MESIN KETIK BRAILE DI MUSEUM YAP(10/09)
- Arak-arakan Bedhol Kaprajan Kotagede(21/11)
- Sepeda(01/01)
- Keris Tangguh Tuban(04/08)
- Senam Barahmus 2012 Diawali di Museum Monjali (09/03)
- SITUS JOGOPATEN, NGAGLIK, SLEMAN(20/10)
- Rahayuning Bawana KapurbaWaskithaning Manungsa(27/11)
- Majalah Yang Tak Lagi Dikenal(05/07)
- Topeng Meksiko di ISI(14/05)
- 23 Nopember 2010, Kabar Anyar - OPERET ANAK KISAH RARA JONGGRANG(23/11)