Topeng Meksiko di ISI
Pameran bertajuk ‘Mascaras Mexicanas’ atau Topeng Meksiko di Galeri ISI Yogyakarta berakhir hari ini. Pameran ini menampilkan beragam topeng khas Meksiko yang bukan sekadar memvisualkan ekspresi tapi karakter, yang mewakili mitologi maupun keimanan bangsa Meksiko.
Duta Besar Meksiko untuk Indonesia dan Timor Leste Melba Pria mengisahkan bahwa tradisi kekayaan Mesoamerika telah berusia ribuan tahun. Selama penaklukan Spanyol hampir lima ratus tahun tradisi ini tetap hidup, dan topeng Meksiko terkait erat dengan seni pertunjukan Eropa dan tradisi musik, yang dijadikan sarana untuk memperluas keyakinan Kristen.
Topeng, misalnya, juga dipakai sebagai ritual pastorelas, yang mengisahkan perjalanan penggembala mencari tempat kelahiran Yesus Kristus. Dalam perjalanan ini mereka harus berkonfrontasi dengan iblis, yang melakukan segala hal untuk menggagalkan misi perjalanan mereka.
Pameran ini sendiri cukup banyak menampilkan topeng iblis, baik dengan dua tanduk di kepalanya maupun tidak. Pada ritual di Meksiko, iblis muncul dalam tarian selama perayaan Natal, Karnaval dan Pekan Suci. Ekspresinya bermacam-macam, mulai dari yang main-main, nyaris centil sampai yang serius kejam menyeramkan. Sebagai karya seni, topeng-topeng iblis ini menarik. Ada yang konvensional, semacam iblis Tastuan, yang bertanduk, bergigi runcing, bertelinga lancip, dengan mata melotot dan lidah terjulur. Dipoles warna-warni, pantas dipajang sebagai hiasan dinding. Iblis Tastuanes satunya, dengan moncong bergigi runcing membuat bergidik. Ada pula topeng iblis perempuan berambut panjang dengan moncong tersenyum, meski tanpa tanduk dan gigi runcing pun, toh mendirikan bulu roma.
Topeng-topeng yang dipajang dalam pameran ini juga menampilkan figur-figur hewan. Paling banyak adalah jaguar atau harimau. Setelah masa penjajahan Spanyol, mitos jaguar era pra-Hispanik berganti dengan istilah ‘harimau’. Meskipun harimau dianggap hewan paling suci namun memiliki peran ganda, baik sebagai peran jahat yang diburu dan dibunuh maupun peran baik dalam ritual hujan dan panen yang baik.
Tidak semua topeng menyeramkan. Ada topeng lelaki tua yang lucu, tertawa menampakkan dua giginya. Dalam pementasan, pemakai topeng ini memainkan peran sebagai pelawak seremonial, yang mengejek kerapuhan orang tua, dengan gerakan tari yang minim disertai gemetar dan batuk. Lelaki tua juga mencerminkan rasa hormat terhadap orang tua yang menggabungan kebijakan usia dengan pemujaan leluhur.
Dari pameran ini kita bisa mengapresiasi topeng bukan saja sebagai bentuk kriya seni tapi juga sebagai bagian dari kebudayaan suatu bangsa (dalam hal ini Meksiko), yang mencerminkan perspektif, kepercayaan dan nilai-nilai yang dipegangnya.
Pameran topeng Meksiko yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Meksiko untuk Indonesia dan Timor Leste ini berlangsung pada 26 April – 14 Mei 2012.
barata
Artikel Lainnya :
- 22 Juni 2010, Ensiklopedi - KOKO-KOKO(22/06)
- Ornamen Nusantara. Kajian Khusus tentang Ornamen Indonesia(27/07)
- 27 Februari 2010, Adat Istiadat - UPACARA ADAT REBO PUNGKASAN SAPARAN KEMBUL SEWU SEDULUR, GIRIMULYO, KULON PROGO: MEMPERERAT PERSAUDARAAN(27/02)
- KERIS LUK 75, MIRIP GERGAJI(22/10)
- Dolanan Anak Tradisional Akan Tinggal Kenangan(08/05)
Bank BNI 46 tahun 1925(17/10) - PERINGATAN DAN ANCAMAN DI TENGAH KAMPUNG(08/06)
- BUNDERAN KAMPUS, TUGU, DPRD DAN DEMO(01/01)
- MENIKMATI SEGA ABANG DI ALAS BUNDER, GUNUNG KIDUL(11/05)
- DOLANAN ANJIR(04/10)