MOBIL BUNG TOMO, KINI BERADA
DI MUSEUM SEPULUH NOPEMBER SURABAYA (2)

MOBIL BUNG TOMO, KINI BERADA DI MUSEUM SEPULUH NOPEMBER SURABAYA (2)Semua bangunan dan patung yang berdiri megah di areal out door ini tentunya mempunyai makna-makna tertentu yang berkaitan dengan budaya dan sejarah perjuangan. Misalkan, gerbang candi bentar yang berdiri megah di bagian depan sisi selatan. Salah satu sisinya (di bagian barat sisi dalam), terdapat sebuah surya sengkalan berbunyi “Manembah tataning Kusuma Praja” atau menunjuk angka tahun 1952 Masehi. Sengkalan itu menandai peresmian Tugu Pahlawan oleh Presiden RI Pertama di tahun 1952. Di sini unsur budaya masuk. Di sisi timur bagian dalam juga terdapat sebuah surya sengkalan berbunyi “Hastaning Kusuma Anggatra Nagara” (1998), yang menggambarkan peresmian Museum Sepuluh Nopember oleh Walikota Surabaya, Sunarto Sumoprawiro di tahun itu.

Masih mengenai gerbang candi bentar. Gerbang itu dibangun dengan ketinggian 4,5 meter dan lebar keduanya 1,7 meter. Keduanya menunjuk tanggal dan tahun yang dikeramatkan oleh bangsa Indonesia sebagai hari Proklamasi Kemerdekaan RI. Itulah salah satu makna bangunan yang berada di luar gedung masih di areal dalam Monumen TugMOBIL BUNG TOMO, KINI BERADA DI MUSEUM SEPULUH NOPEMBER SURABAYA (2)u Pahlawan Surabaya. Tentu, bangunan maupun koleksi lainnya yang berada di luar gedung juga memiliki makna historis pula.

Sebelum Anda memasuki pintu masuk museum, di sebelah kiri jalan masuk museum, Anda akan menemukan sebuah mobil Opel Kapitan warna hitam, yang kelihatannya masih baru. Mobil itu ditempatkan di sebuah bangunan beratap yang kelihatannya juga masih baru. Sesuai dengan identifikasi yang terpampang di depan koleksi, mobil itu buatan Jerman dan diproduksi tahun 1956. Mobil bernomor plat N 1708 A dan bernomor seri K25L55-23585K tersebMOBIL BUNG TOMO, KINI BERADA DI MUSEUM SEPULUH NOPEMBER SURABAYA (2)ut pernah dipakai oleh Bung Tomo semasa tinggal di Malang sebelum wafat di tahun 1981.

Sayangnya, walaupun mobil masih kelihatan baru, ternyata memang sudah tidak bisa dijalankan. Pengecatan hanya pada bodinya, agar bisa lebih bagus dan awet ketika ditampilkan di museum. Menurut salah satu pengelola museum, MT Agus, mobil tersebut dihibahkan ke Museum Sepuluh Nopember oleh Bambang Sulistomo, putra Bung Tomo yang mengurusi Yayasan Bung Tomo (di Jakarta). Koleksi mobil tersebut mulai dibawa ke museum sekitar Oktober 2010. Namun sebelum dipamerkan, dilakukan perbaikan. Sementara mulai dipamerkan di museumMOBIL BUNG TOMO, KINI BERADA DI MUSEUM SEPULUH NOPEMBER SURABAYA (2) pada bulan September 2011. Jadi, memang kelihatan masih baru.

Selama tahun 1981 hingga 2010, mobil tersebut berada di Malang dalam keadaan tidak terpakai. Mungkin karena tidak terpakai itulah, yang mengakibatkan mesin rusak dan mati. Anda yang berkenan berkunjung ke Museum Sepuluh Nopember ini tentu bisa berfoto di samping mobil tersebut, walaupun hanya di luarnya.

Setelah melihat koleksi mobil Bung Tomo, Anda tiba di pintu masuk museum. Sebelum memasuki pintu masuk, silakan untuk membeli tiket masuk sebesar Rp 3.000/pengunjung. Jika Anda datang berombongan minimal 30 orang, akan mendapatkan diskon 10%. Sementara di atas 100 orang, mendapatkan diskon sebesar 15%. Harga tiket yang cukup murah untuk memperoleh pengetahuan sejarah perjuangan yang sangat bermanfaat.

bersambung

Suwandi

Sumber: Leaflet dan Buku Panduan “Monumen Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh Nopember Surabaya” tahun 2007, penerbit Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkot Surabaya; serta kunjungan lapangan

Artikel Lainnya :


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta