BCR Project
Jelajah Dunia Dengan Karya
BCR Project sebuah kelompok musik mengusung musik tradisional yang berhasil mendapat gelar Penciptaan Komposisi Terbaik dalam Festival Musik Tembi yang berlangsung Mei 2012 kemarin. Gelar tersebut di nilai langsung oleh Frans Sartono (Wartawan Kompas), Purwanto (Kua Etnika) dan Eross Candra (Sheila On 7). Dalam karya BCR ada upaya, spirit dan harapan untuk mengkreasi sebuah musik tradisi baru, kira-kira begitu penjabaran kenapa karyanya menjadi yang terbaik. BCR Project berawal dari Bayu Citra Raharja atau disingkat menjadi nama kelompok musiknya BCR, pria asal Situbondo, Jawa Timur ini mengaku memang sudah mencintai Vibraphone sejak mengenal alat musik ini.
Vibraphone yang kadang disebut vibraharp atau singkatnya vibes, merupakan alat musik berjenis mallet dalam keluarga alat musik perkusi. Tampilannya sangat mirip dengan xylophone dan marimba, walaupun vibraphone menggunakan batang-batang alumunium, bukan batang-batang kayu. Alat musik ini paling umum digunakan dalam musik Jazz, dimana alat musik ini seringkali menjadi pemeran utama dalam band konser sebagai instrumen standar perkusi. Dan Bayu bersama kelompok musiknya yang sudah dibentuk sejak Februari 2011 ini mengaku senang bereksperimen dan menbuat karya musik dengan alat musik ini. “Aku sepakat bersama teman-teman kalau genre musik kami adalah world musik perpaduan musik tradisi dari seluruh dunia, namun cenderung ke Indonesia,”.
Bersama BCR Project, Bayu mengaku pernah tampil dalam berbagai panggung, namun ketika pertama kali mengikuti festival, mereka mengaku sangat beruntung terpilih sebagai pencipta komposisi terbaik di Festival Musik Tembi 2012. Mahasiswa ISI tahun 2008 ini juga pernah tampil di Thailand mewakili Indonesia, dan menjadi juara satu solo marimba di Jakarta tahun 2009, dan baru-baru ini Bayu sedang mempersiapkan proposal untuk mewujudkan keberangkatan kelompok musik mereka ke Mesir. “Kebetulan kami diundang KBRI Mesir untuk main dan membawakan lagu kami disana, mudah-mudahan kami bisa berangkat dan memperkenalkan lebih jauh karya kami disana,” paparnya.
Usaha Bayu untuk mensosialisasikan lebih jauh alat musik vibraphone kepada masyarakat sedang dalam proses, selain mengadakan konser ke berbagai daerah, ia juga mau mendatangi sekolah-sekolah dan sanggar-sanggar musik agar ada rasa tertarik dan keinginan untuk belajar bersama. Sampai sekarang belum ada perfomance solo membawa alat musik vibraphone, dan dirasa Bayu ini bisa menjadi momentum baginya untuk mencari identitas dan tentunya agar karyanya bisa dikenal lebih banyak orang. “Aku yakin dan percaya diri, bahwa suatu hari nanti karyaku dan teman-teman bisa menjelajah dunia,”.
Temen nan yuk ..!
Natalis S.
Artikel Lainnya :
- PEYEK MBOK TUMPUK(31/08)
- COTO MAKASAR DAN SUP KACANG MERAH(12/04)
- 11 Januari 2011, Ensiklopedi - DOLANAN OBROG-2(11/01)
- SENI RUPA KENCRUNG(13/09)
- SITIHINGGIL TAHUN 1935(17/10)
- Tahu Tek Surabaya(02/07)
-
Pasukan Gajah dan Kuda juga ikut dikerahkan dalam upacara Grebeg Mulud tahun ini. Pasukan Hewan itu ikut mengantarkan Gunungan Jaler yang dibawa ke Kadipaten Pura Paku Alaman. Ikut mengantar pula sebagian abdi dalem dan prajurit Kraton Kasultanan. Di setip jalan yang dilewati, masyarakat berjubel ingin melihat iring-iringan pasukan yang membawa " href="https://tembi.net/adat/20100313/index.htm">13 Maret 2010, Adat Istiadat - "GUNUNGAN BRAMA" HANYA MUNCUL GREBEG MULUD TAHUN DAL(13/03)- 2 Februari 2011, Yogya-mu - DAUN PINTU SEBAGAI PENGINGAT AKAN BENCANA(02/02)
- Nurify Solo Exhibition Kebebasan dalam Beak Beak Word(19/05)
- 5 Februari 2011, Adat Istiadat - UPACARA ADAT SAPARAN BEKAKAK AMBARKETAWANG, GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA(05/02)