Tembi

Makanyuk»COTO MAKASAR DAN SUP KACANG MERAH

12 Apr 2010 10:08:00

Makan yuk ..!

COTO MAKASAR DAN SUP KACANG MERAH

Namanya hampir menyerupai, tetapi wujudnya berbeda. Bahan bumbunya juga berlainan. Keduanya sama-sama pakai kuah, tapi tak ada sayuran, misalnya kecambah atau kobis. Yang satu disebut soto dan satunya coto. Yang pertama dari Jawa. Yang kedua dari Makasar. Maka, menunya dikenal dengan nama coto Makasar. Dari nulisanya sudah berbeda dengan soto, meski hanya berbeda antara huruf ‘s’ dan ‘c’. Rupanya, bukan hanya berbeda pada huruf, tetapi juga berbeda pada rasa dan sajian.

Di Yogya ada beberapa warung yang menyajikan menu coto Makasar. Dari namanya, pastilah bukan berasal dari Yogya. Memang benar. Jenis menu itu berasal dari Makasar, atau yang sering disebut kawasan Sulawesi Selatan. Salah satu warung yang menyediakan coto Makasar adalah satu warung yang namanya dikenal sebagai‘Waroeng Goebok’. Mungkin karena berada di Yogya, tulisannya menggunakan ejaan lama, yakni ‘oe’ untuk menyebut ‘u’. Pada ejaan lama ‘oe’ memang dibaca ‘u’.

Biasanya, kalau ada menu coto Makasar, tersedia juga sop konro. Dan memang, di ‘Waroeng Goebok’ ini bisa memesan sop konro dan beberapa jenis menu dari Sulawesi selatan lainnya. Kecuali menu yang telah disebut, ada juga sup kacang merah.

Coto Makasar memang memiliki rasa yang berbeda dengan menu soto di Jawa. Sama-sama menggunakan daging, dan hanya daging serta kuah. Coto Makasar berbeda dengan soto sulung dari Madura. Yang membedakan, terutama kuahnya.Pada soto sulung, kuahnya encer, laiknya seperti kuah soto. Pada coto Makasar, kuahnya kental dan menyiratkan ada ramuan rempah-rempah.

Bagi yang tidak terbiasa makan coto Makasar, barangkali akan terasa aneh menikmatinya. Karena memang sajiannya lain. Memang tidak bisa dibandingkan dengan soto di Jawa, termasuk soto sulung tentunya. Coto Makasar memang khas menu dari ‘timur, namun berbeda dengan ‘timur’ yang lain, misalnya Sulawesi utara atau malah Bali. Coto Makasar memberikan rasa etnik, yang sebetulnya bisa juga dinikmati oleh etnik lain.

Harga coto Makasar memang berbeda dengan soto di Jawa. Menyebut angka Rp 8.000 rupiah, termasuk harga yang tinggi untuk soto di Yogya khususnya dan Jawa umumnya. Tetapi, coto Makasar, yang porsinya kecil, harganya Rp 9.000 belum termasuk nasinya. Harga sepiring nasih putih Rp. 3000. Jadi, harga lengkap dari coto Makasar sebesar Rp 12.000,-

Aneka minuman melengkapi menu di ‘Waroeng Goebok’. Ada teh poci. Ada aneka juice. Tinggal memilih jenis minuman apa yang disukai. Laiknya teh poci di beberapa tempat. Di ‘Warong Goebok’ teh poci juga menggunakan gula batu. Jenis tehnya yang disedu juga berbeda. Tentu berbeda pula harganya. Teh Poci di ‘Waroeng Goebok’ harganya Rp. 7000.

Sesekali, boleh juga menikmati coto Makasar di ‘Waroeng Goebuk’. Namun, tidak mampir pun juga tidak berdosa. Selera memang bebas dan tidak bisa dipaksa. Mencari ditempat lain yang menyajikan menu yang sama juga dipersilahkan.

Yang pasti, coto Makasar bisa mengingatkan menu etnik dari kawasan timur Indonesia. Itu saja.

Ons Untoro




Artikel Lainnya :


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta