Nurify Solo
Exhibition
Kebebasan dalam Beak Beak Word
Satu lagi artist residence dari Tembi Rumah Budaya yang memamerkan beberapa karyanya setelah 3 bulan residensi mengeksplor konsep dan berproses membuat karya yang baik tanpa batasan. Nurify adalah satu-satunya peserta perempuan termuda setelah tiga Artist in Residence dari Tembi sebelumnya, seniman otodidak lulusan STIE jurusan Manajemen di Jogjakarta ini mengaku mendapat ilmu seni dari teman-teman ISI dan organisasi Mulyakarya yang bergerak pada seni grafis alternatif, untuk 17 karyanya yang dipamerkan di Galeri Tembi Rumah Budaya Jakarta 6-19 Mei 2010 dan Tembi Rumah Budaya Jogjakarta, dia bereksperimen dengan dengan bahan-bahan homeclay yang dibuatnya sendiri, dari campuran lem dan tepung dengan maksud membuat detail dan ditempel pada lukisan seolah-olah menjadi tiga dimensi.
Visual burung terlihat dominan dari sebagian karya Nuri, untuk hal ini ia mempunyai filosofi tersendiri, ikon unggas itu representasi dari kebebasan dan kedamaian. Buatku burung punya pilihan untuk hidupnya sendiri, dia bebas terbang kemanapun dia mau. Dan aku juga ingin seperti itu, bebas menentukan pilihan hidupku tapi tetap tanggung jawab dengan apa yang sudah aku pilih, itulah kenapa banyak ikon burung dalam karya-karyaku, paparnya. Kebebasan ini ternyata berkaitan dengan pengalaman pribadi si pelukis, meski sadar betul bakat melukisnya sudah ada sejak kecil, Nuri tidak punya kesempatan untuk meneruskan bakatnya yang akhirnya tersingkirkan sampai ia dewasa. Karena itulah ia menjadi satu-satunya artist residence di Tembi yang tidak memliki pendidikan seni secara khusus seperti yang lain.
Dan karya-karyanya tak melulu menceritakan tentang kebebasan dan pengalaman hidup sosialnya sehari-hari, ada kegelisahan ketika ia menggambar dengan isu perdagangan anak dan wanita. Melihat fenomena konsumsi dalam karyanya yang berjudul Consume, yang coba menceritakan tentang kehidupan seorang Shopaholic, Alcoholic, Musicholic, dan Vacationholic dalam satu kanvas. Ada lagi instalasi berupa boneka yang dibuat dari clay berjudul Pasti Rutin, tiga boneka dalam sangkar burung yang terlihat sedang melakukan rutinitas sehari-hari, makan, tidur dan kekamar mandi. Tiga bulan dalam perjalanan residensi memberi Nuri lebih banyak pengalaman baru, tak hanya secara teknis dalam melukis tetapi bagaimana berkarya dengan pilihan dan kata hatinya.
Dara kelahiran 6 Juni 1986 ini kemudian mengakhiri jawaban akan pertanyaan apakah karyanya akan terus seperti ini nantinya, Nuri yang sadar lahir di era modernisasi dan kekinian mengaku akan tetap mempertahankan karyanya dijalan ini, dia tidak mau sok realis atau surealis, meski semua karya kini terlihat seragam, semua hampir pop dan semua hampir kartun, semua kembali lagi pada pilihan, ada tanggung jawab moral yang ingin ia buktikan kelak keluarga dan dunia.
Titin Natalia