Lukman Sardi Merdeka Dari Diri SendiriNama Lukman Sardi sudah tak asing khususnya di dunia seni peran. Itu wajar karena sejak usia lima tahun anak dari pemain biola legendaris, Idris Sardi ini sudah aktif membintangi berbagai judul film, antara lain Kembang-kembang Plastik, Pengemis dan Tukang Becak arahan sutradara Wim Umboh. Nama Lukman semakin melambung setelah ia mendapatkan berbagai penghargaan dari dunia seni peran, salah satunya, “Pemeran Pendukung Pria Terbaik Indonesia Movie Award 2009”. Lukman Sardi terkenal dengan peran-perannya yang tidak pernah sama, lihat saja aktingnya di film GIE (2005), dan Quickie Express (2007) yang berbeda jauh. Namun darah seni memang benar-benar sudah mengalir dalam dirinya, semua peran dilahapnya bahkan dimainkan dengan total.

Sama dengan saat ia memerankan dalam sebuah lakon pentas teater “Kabaret Keroncong” di Gedung Kesenian Jakarta beberapa waktu lalu. Memang tidak mudah memerankan tokoh anak muda dari ayah seorang veteran, apalagi dengan waktu latihan yang bisa dibilang sangat singkat. “Terus terang deg-deg-an juga soalnya mereka itu kan pejuang sedangkan aku bukan siapa-siapa”. Paparnya saat ditemui usai pertunjukan.

Ibarat padi, seperti itulah LukmaLukman Sardi Merdeka Dari Diri Sendirin Sardi kalau bercerita tentang kepiawaiannya di dunia akting, makin berisi makin merendah. “Meski aku lama di film, tapi buatku belajar itu nggak ada habisnya, meski basic-nya sama-sama teater tapi film dan seni panggung adalah media yang berbeda. Di film kalo salah bisa take ulang, tapi kalau di panggung, kalo ada salah ya mesti jalan terus, gak bisa diulang. Itu makanya saya masih harus belajar bagaimana menunjukkan ekspresi, artikulasi, gerak tubuh secara lebih lebar karena itu berguna banget buat di film”.

Memet, panggilan akrab Lukman Sardi mengaku sangat antusias saat ditawari oleLukman Sardi Merdeka Dari Diri Sendirih Maudy Koesnadi, produser Kabaret Keroncong untuk mengisi peran dalam pagelaran yang dipersembahkan bagi para veteran pejuang kemerdekaan. “Aku tertarik karena konsep acara ini memang sengaja dikemas untuk menghibur para pejuang, itu makanya aku antusias banget ketika diajak ikut dalam pementasan ini.”

Dirinya juga mengakui bahwa dialog-dialog yang terdapat dalam naskah pementasan cabaret ini seperti memberi energi baru bagi profesinya dalam dunia akting. Kata-kata tentang “Ketegasan” dalam salah satu dialog pementasan kali itu adalah kata yang “menyadarkan” dirinya bahwa setiap orang harus memiliki siLukman Sardi Merdeka Dari Diri Sendirikap itu. Sikap tegas menunjukkan keyakinan akan keputusan yang didasarkan oleh suara hati yang jujur. Jujur demi kepentingan bangsa, bukan untuk kepentingan kelompok yang sifatnya sementara, bisa berubah-ubah. Diri yang merdeka adalah diri yang memiliki ketegasan. “Buat saya kemerdekaan itu harus dimulai dari diri sendiri.” Pernyataan yang patut didukung.

Lukman menyontohkan bagaimana ia memerdekakan dirinya dengan pekerjaan yang ia geluti. “Aku nggak mau dibatasi, aku ingin berkarya untuk Indonesia di dunia yang aku suka, yaitu film.’’

Lukman berharap dengan kemerdekaan yang ia lakukan dengan berperan dalam Kabaret Keroncong ini akan lebih banyak lagi orang yang berbuat bagi para veteran pejuang. Di sisi lain, musik keroncong punya kesempatan untuk menunjukkan, ini lho the real musik Indonesia yang akhirnya masyarakat luas terutama anak muda bisa menghargai keroncong sebagai warisan budaya asli Indonesia.

Temen nan yuk ..!

ypkris
Foto-foto: Kapanlagi.com




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta