Tembi

Berita-budaya»JEMBATAN SESEK DI JOGJA

27 Jul 2011 09:26:00

Istilah Sesek mungkin tidak begitu populer di kalangan masyarakat kota, lebih-lebih kota metropolitan. Namun istilah ini cukup terkenal di wilayah Jogja. Sesek adalah jembatan darurat yang dibuat dari bambu. Jembatan semacam ini biasanya dibuat jika jembatan penghubung antara dua desa (wilayah) terputus. Oleh karena itu pula jembatan yang disebut Sesek ini demikian populer bagi masyarakat pinggiran atau tepian sungai.

Di Jogja saat ini setidaknya ada beberapa Sesek yang keberadaannya demikian vital. Vital karena peranannya yang menjadi penghubung antardua wilayah. Salah satu Sesek tersebut membentang di atas Sungai Progo sisi selatan. Sesek ini tepatnya menghubungkan Dusun Manukan, Sendangsari, Pajangan, Bantul dan Dusun Temben, Lendah, Kulon Progo. Sedangkan yang satunya lagi membentang di atas Sungai Opak. Sesek yang membentang di atas Sungai Opak ini menghubungkan Dusun Gunung Puyuh, Panjangrejo, Pundong, Bantul dan Dusun Soka, Seloharjo, Pundong, Bantul.

Jembatan Sesek yang membentang di Dusun Manukan-Temben memiliki panjang sekitar 150 meter, lebar sekitar 2 meter. Jembatan Sesek yang membentang antara Dusun Soka-Gunung Puyuh memiliki panjang yang nyaris sama dengan Jembatan Sesek di atas Sungai Progo. Demikian pula lebarnya. Hanya saja Jembatan Sesek yang dibuat di atas Sungai Progo kelihatan lebih rapi. Selain itu tiang penyangga Jembatan Sesek di Sungai Progo kelihatan lebih pendek dibandingkan tiang-tiang penyangga Sesek di Sungai Opak.

Jembatan Sesek Sungai Progo juga dilengkapi dengan pipi jembatan yang berfungsi sebagai pagar pengaman. Sementara Jembatan Sesek di atas Sungai Opak tidak juga dilengkapi dengan pagar pengaman seperti Sesek di atas Sungai Progo, namun pembuatannya lebih terkesan kurang rapi. Pengaman hanya berupa beberapa batang bambu yang dipasang begitu saja sebagai tepian jembatan (pipi jembatan). Padahal Jembatan Sesek di Pundong ini memiliki ketinggian sekitar 4 kali lipat ketinggian Jembatan Sesek di atas Sungai Progo.

Menurut Sumber setempat Jembatan Sesek di Sungai Progo ini terpaksa dibuat karena jasa penyeberangan dengan menggunakan perahu tidak memungkinkan lagi mengingat semua sungai di Jogja mengalami pendangkalan akibat erupsi Gunung Merapi dan banjir lahar dingin. Sementara Jembatan Sesek di Pundong dibangun karena jembatan permanen yang dibuat di atas Sungai Opak di wilayah ini putus akibat terjangan banjir lahar dingin beberapa bulan lalu.

Ada sensasi tersendiri ketika menyeberang sungai dengan Jembatan Sesek ini. Tembi yang mencoba melintasinya dengan kendaraan roda dua merasakan sensasi itu. Sensasi pertama adalah perasaan takut. Jantung berdebar karena ada keragu-raguan akan kekuatannya. Ketika roda kendaraan Tembi mulai melindas bentang Jembatan Sesek terdengarlah bunyi berisik akibat pergesekan bambu yang mengalasi bentang jembatan. Selain itu terasa benar goyangannya. Mungkin di situlah sensasinya. Di sini adrenalin kita seperti terpacu (seperti petualangan di fear factor).

Ketika kendaraan roda dua melintas di atas Sungai opak terasa benar ketinggian Jembatan Sesek ini (mungkin karena gamang) jadi kelihatan tinggi. Ketika melintas di Jembatan Sesek Progo juga terasa benar kegamangannya. Kali ini bukan faktor ketinggian jembatannya, tetapi justru karena laju air di bawah jembatan seperti menyentuh dasar jembatan.

Sebenarnya konstruksi Jembatan Sesek ini tidak bisa dibilang sederhana. Tentu tidaklah mudah memancangkan tiang-tiang bambu di tengah sungai yang mengalir airnya. Tidak mudah pula menjalin sekian ratus bambu menjadi konstruksi yang ringan namun kuat menahan laju kendaraan roda dua dengan beban sekitar 40-100 kilogram. Sekalipun bahan utamanya bambu namun kosntruksinya sesungguhnya penuh dengan perhitungan yang tidak bisa dibilang sederhana. Lagi pula jika diperhatikan Jembatan Sesek ini juga memiliki konstruksi yang indah, artistik.

Untuk bisa menyeberangi Jembatan Sesek orang pun diminta kerelaannya untuk memberikan semacam uang iuran perawatan Jembatan Sesek sebesar Rp 2.000,-. Tidak apa-apa, hitung-hitung ikut membantu para perawat jembatan yang telah bersusah payah membangun jembatan sederhana namun sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Pernah melintasi Jembatan Sesek dari bambu yang membentang panjang di atas sungai ? Coba saja Jembatan Sesek di Pundong atau di Pajangan, Bantul.

a.sartono

JEMBATAN SESEK DI JOGJA JEMBATAN SESEK DI JOGJA JEMBATAN SESEK DI JOGJA JEMBATAN SESEK DI JOGJA JEMBATAN SESEK DI JOGJA JEMBATAN SESEK DI JOGJA JEMBATAN SESEK DI JOGJA

JEMBATAN SESEK DI JOGJA




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta