Tembi

Yogyakarta-yogyamu»PASAR PASAR LOAK DI YOGYAKARTA

01 Jan 2008 03:41:00

Yogyamu

PASAR-PASAR LOAK DI YOGYAKARTA

Pada awal Krisis Moneter 1997, bangsa Indonesia seperti tenggelam dalam bencana yang tidak bertepi sampai sekarang. Pada masa-masa itulah harga-harga melambung naik sementara daya beli masyarakat merosot turun. Di mana-mana orang bingung, frustrasi, gusar, dan marah. Orang menjadi sensitif dan mudah sekali meledak dalam amuk. Orang tidak tahu lagi bagaimana keluar dari belitan krisis bak lilitan ular pyton ini. Tidak terkecuali masyarakat Yogyakarta juga sakit mengalami hantaman krisis itu.

Orang lantas berhitung betul-betul untuk mengeluarkan uangnya. Hal yang tidak penting tidak dibeli. Uang sedapat mungkin dibelanjakan untuk kepentingan nasi. Selain itu, nanti dulu. Dalam kondisi semacam ini barang-barang seperti barang elektronik, suku cadang kendaraan, pakaian, obat-obatan, dan semua barang import menjadi demikian mahal, nyaris tidak terjangkau. Tidak aneh kalau kemudian orang berusaha mencari harga-harga murah untuk keperluan itu. Akibtanya, barang-barang bekas yang istilah kerennya second hand menjadi begitu diminati karena harganya jelas lebih rendah dari harga barang-barang yang masih baru.

Kondisi semacam itu membangkitkan tumbuhnya aktivitas jual beli barang bekas secara meluas di Yogyakarta (sekalipun pada masa sebelum krisis aktivitas semacam ini juga sudah ada) . Kondisi semaca itu telah memicu tumbuhnya pasar-pasar loak di Yogyakarta. Bahkan pasar ini menjadi sasaran utama para pencari suku cadang kendaraan, kunci, barang elektronik, pakaian, sepatu, bahkan sampai pada urusan alat tulis. Jika kita keliling Yogyakarta kita akan menemukan pusat-pusat penjualan barang bekas itu, di antaranya; Alun-alun Selatan, Pasar Kranggan, Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Wanasari (Sekar Suli), Jejeran (Plered), Pasar Beringharjo, Paku Alaman, Depan Pasar Gampingan, Tamansari, dan mungkin juga di tempat-tempat lain dalam skala besar maupn kecil. Berikut ini Tembi menyajikan tempat-tempat penjualan barang bekas yang sering disebut sebagai pasar klithikan oleh masyarakat Yogyakarta. Klithikan dalam bahasa Jawa dikonotasikan sebagai sesuatu yang kecil, remeh, dan murah. Silakan simak.

Naskah: Sartono Kusumaningrat
Foto: Didit Priya Daladi




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta