- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Bale-dokumentasi-resensi-buku»Mengenal Batik dan Cara Mudah Membuat Batik
19 May 2010 02:37:00Perpustakaan
Judul : Mengenal Batik dan Cara Mudah Membuat Batik
Penulis : Tim Sanggar Batik Barcode
Penerbit : Tim Sanggar Batik Barcode + Kata Buku, 2010, Jakarta
Bahasa : Indonesia
Jumlah halaman : vii + 131
Ringkasan isi :
Batik merupakan kesenian warisan nenek moyang yang mempunyai nilai seni tinggi. Batik adalah perpaduan antara seni dan teknologi. Batik mulai berkembang pada jaman kerajaan Majapahit dan penyebaran Islam di Jawa. Pada mulanya batik hanya dibuat terbatas oleh kalangan keraton dan dipakai pula pada kalangan keraton.Tetapi pada saat kerajaan Majapahit memperluas kekuasaan batik ikut menyebar. Pusat batik pada masa kerajaan Majapahit antara lain di Mojokerto dan Tulung Agung. Pada saat Islam mulai berkembang batik ikut menyebar, salah satunya di daerah Ponorogo Jawa Timur. Batik di daerah Solo dan Yogyakarta dikenal semenjak kerajaan Mataram, pada masa Panembahan Senopati. Pada awalnya batik juga terbatas hanya di kalangan keraton. Batik terus meluas dan berkembang seiring dengan berbagai peristiwa yang terjadi. Ketika terjadi peperangan banyak keluarga raja yang mengungsi dan menetap di daerah-daerah baru seperti Banyumas, Pekalongan, Ponorogo, Tulungagung dan lain-lain. Di daerah ini mereka mengembangkan batik dan akhirnya batik dikenal masyarakat luas.
Batik mempunyai motif-motif tertentu yang sarat makna filosofis. Makna-makna tersebut menunjukkan kedalaman pemahaman terhadap nilai-nilai lokal. Beberapa makna filosofis motif batik tersebut yaitu motif sawat ( bahasa Jawa artinya melempar), berupa sebelah sayap dengan harapan si pemakai mendapatkan perlindungan dalam kehidupannya. Motif gurda (berasal dari kata garuda), sebagai simbol kehidupan dan kejantanan. Motif meru (berasal dari kata Gunung Mahameru), merupakan simbol kemakmuran dan kebahagiaan. Motif semen (berasal dari kata semi / tunas), agar si pemakai selalu ingat Sang Maha Pencipta. Motif bango tulak (berasal dari nama burung yaitu burung tulak berwarna hitam putih), melambangkan kehidupan kekal. Motif sindur, didominasi warna merah dan putih yang melambangkan asal mula kehidupan. Motif gadhung mlathi (gadhung berarti warna hijau, mlathi = bunga melati), melambangkan kemakmuran dan kesusilaan.
Setiap daerah yang mengenal batik pasti mempunyai motif khas masing-masing, dengan makna atau filosofis dari motif tersebut dan tata cara penggunaannya. Misal:
-
Daerah Yogyakarta, ada motif bledak sidoluhur latar putih dipakai untuk upacara tingkeban mempunyai arti agar si pemakai dalam keadaan gembira, motif grageh waluh dipakai sehari-hari dengan harapan si pemakai mempunyai cita-cita/tujuan tentang sesuatu, motif udan liris dengan harapan si pemakai menghindari hal-hal yang kurang baik, dan lain-lain.
-
Daerah Surakarta, ada motif parang kusuma, dipakai calon mempelai perempuan pada saat pertunangan agar hatinya berbunga-bunga, motif truntum dipakai orang tua mempelai mempunyai makna orang tua harus dapat memberi tuntunan, dan lain-lain.
-
Daerah Cirebon, ada motif megamendung dipakai pada acara-acara resmi mempunyai arti sebagai pembawa kesuburan dan pemberi kehidupan, motif tiga negeri dipakai pada acara resmi mempunyai arti toleransi dalam kehidupan, dan lain-lain.
-
Batik Banyumas digunakan pada acara-acara resmi mengandung makna kewibawaan.
-
Batik Garut, ada motif merak ngibing yang digunakan dalam acara-acara resmi mengandung makna keindahan dan kepatutan.
-
Daerah Indramayu ada motif wadasan untuk pakaian sehari-hari mengandung arti kehidupan yang dinamis.
-
Batik Pekalongan digunakan untuk pakaian sehari-hari, merupakan batik pesisir dengan corak dekoratif realistik mempunyai komposisi cerah. Motif yang ada misal Jawa Hokokai.
-
Batik Madura berwarna cerah dengan motif flora fauna atau cerita daerah.
-
Batik Rejang Lebong Bengkulu, seperti motif kain besurek yang bertuliskan huruf Arab yang dapat dibaca, merupakan kain sakral, digunakan untuk upacara adat pengantin dan menutupi mayat. Mengandung makna hubungan manusia dengan Tuhan.
-
Batik Kerinci, Jambi digunakan pada acara formal mengandung makna hubungan manusia dengan alam.
-
Batik Kalimantan mempunyai berbagai motif, seperti di Kalimantan Selatan disebut kain Sasirangan, di Kalimantan Tengah terkenal dengan batik benang bintik. Motifnya bervariasi misal batang garing (simbol batang kehidupan bagi masyarakat Dayak), mandau, burung enggang/tinggang, balanga.
Menurut teknik pembuatannya batik yang berkembang di Indonesia ada dua macam yaitu batik tradisional seperti batik Pekalongan yaitu batik yang disertai dengan coletan, batik kerokan yaitu dengan pengerokan untuk menghilangkan lilin. Yang kedua batik gaya bebas (modern) misal batik cap menggunakan pelekatan lilin dengan canting cap, batuk tulis menggunakan pelekatan lilin dengan canting tulis, batik painting menggunakan pelekatan lilin dengan kuas dan batik kombinasi.
Dari waktu ke waktu batik mengalami perkembangan yang pesat. Dengan mudah sekarang dapat dijumpai batik untuk pembuatan kemeja, kebaya, kaos, kimono, alas meja, tas, pelapis sandal dan lain-lain.
Untuk lebih mengenal tentang batik dalam buku ini dimuat tentang bahan-bahan dan alat-alat untuk membatik, cara-cara membuat batik, berbagai gambar motif batik serta cara-cara perawatan batik.
Teks : Kusalamani
Artikel Lainnya :
- Elo, Elo Lha Endi Buktine Seabad Kelahiran Empu Karawitan Ki Tjokrowasito(15/04)
- 10 Mei 2010, Suguhan - NASI GORENG MAGELANGAN(10/05)
- Tayub. Pertunjukan dan Ritus Kesuburan(10/03)
- Tempat Parkir Sepeda yang Sepi(20/06)
- SEEING JAVA MANUSIA, GUNUNG DAN LUMPUR(03/01)
- 24 Juni 2010, Kabar Anyar - BENTENG: DULU, KINI, DAN ESOK(24/06)
- HANGATNYA KULINER DALAM SEJUKNYA MALAM DI ALUN-ALUN KIDUL(18/08)
- Slamet Riyadi Sabrawi Di Negeri Barbar(29/11)
- Gabul, Ampas Singkong yang Populer di Pundong, Bantul, Jogja(29/02)
- 10 Desember 2010, Figur Wayang - Durpadi Sayembara(10/12)