Teka Katon Raine Lunga Katon Gegere

Author:editorTembi / Date:26-06-2014 / Pepatah ini secara lebih luas mengajarkan bahwa hendaknya orang bersikap ksatria, jujur, terbuka, sportif, dan bertanggung jawab. Atau tidak ada yang disembunyikan (khususnya untuk hal-hal yang bersifat buruk) di dalam dirinya.

Teka Katon Raine Lunga Katon Gegere

Pepatah Jawa di atas secara harafiah berarti datang tampak muka (wajah) pergi tampak punggungnya.

Pepatah ini secara lebih luas mengajarkan bahwa hendaknya orang bersikap ksatria, jujur, terbuka, sportif, dan bertanggung jawab. Atau tidak ada yang disembunyikan (khususnya untuk hal-hal yang bersifat buruk) di dalam dirinya.

Jika orang datang ke suatu tempat (bertamu) ia harus menampakkan wajahnya. Jika ia tidak menampakkan wajahnya berarti dia memang menyembunyikan sesuatu di dalam dirinya. Umumnya sesuatu yang tidak ditampakkan itu memang bernuansa keburukan atau kenegatifan. Jika orang datang ke suatu tempat dengan menutupi wajahnya hal itu sama artinya bahwa dirinya tidak ingin diketahui. Ia sengaja menyembunyikan jati dirinya agar tidak dikenali.

Demikian pun jika orang tersebut meninggalkan suatu tempat yang baru saja dikunjungi, mestinya kepergiannya akan menampakkan punggungnya. Tidak tiba-tiba lenyap begitu saja tanpa ada orang lain yang tahu. Jika ia melakukan hal yang demikian, maka boleh diterka bahwa orang tersebut memang menyembunyikan sesuatu. Artinya ia tidak jujur dan terbuka. Kemungkinan besar ia memang memiliki maksud tertentu yang orang lain tidak boleh tahu.

Jujur, tanggung jawab, terbuka, adil, sportif memang menjadi nilai-nilai positif yang berlaku di mana saja.

A. Sartono

Ensiklopedi Bothekan

Latest News

  • 27-06-14

    Siswa Sekolah Kriste

    Anak-anak yang terlihat dalam foto tersebut merupakan muri sekolah di Kaliceret, Salatiga. Waktu itu sekolah yang dibuka oleh para misionaris ini... more »
  • 27-06-14

    Arsip seniman, Sudah

    Sastrawan Iman Budi Santosa menganjurkan agar seniman, sebagai langkah pertama, mengumpulkan arsip dari dirinya sendiri. Langkah berikutnya adalah... more »
  • 27-06-14

    Rumah Gempa di Sangk

    Melalui tajuk ‘Melankolia’ lima perupa dari Malang, Jawa Timur, masing-masing Antoe Budiono, Gatot Pujianto, Iwan Yusuf, Joni Ramlan dan Keo Budi... more »
  • 26-06-14

    Vandalisme di Yogyak

    Upaya pembersihan dan pembenahan yang dilakukan pemerintah, pelajar, kelompok-kelompok tertentu, dan warga biasa sering terasa sia-sia karena begitu... more »
  • 26-06-14

    Didik Nini Thowok: L

    Kekhasan Didik adalah tari cross gender, artinya tarian yang dibawakan oleh penari yang jenis kelaminnya berlawanan. Tarian putri dibawakan oleh... more »
  • 26-06-14

    Teka Katon Raine Lun

    Pepatah ini secara lebih luas mengajarkan bahwa hendaknya orang bersikap ksatria, jujur, terbuka, sportif, dan bertanggung jawab. Atau tidak ada yang... more »
  • 25-06-14

    Gule Rakyat yang Ser

    Benar-benar harga rakyat karena untuk seporsi nasi gule hanya dibanderol Rp 4.000 dan secangkir teh Rp 1.000. Jadi untuk sekali makan dan minum di... more »
  • 25-06-14

    Sejarah Perkembangan

    Judul : Sejarah Perkembangan Arsitektur Kota Islam Banten. Suatu Kajian Arsitektural Kota Lama Banten Menjelang Abad XVI sampai dengan Abad XX... more »
  • 25-06-14

    Jose Immanuel Bingun

    Malam itu ada banyak wisatawan asing dan wisatawan Nusantara yang secara khusus menyaksikan pergelaran wayang golek di Tembi. Sebagian dari wisatawan... more »
  • 24-06-14

    Olga Lydia Senang Be

    Artis bedarah oriental Olga Lydia mengaku sangat senang berkunjung ke museum. Tidak hanya museum di dalam negeri, jika ada kesempatan ke luar negeri... more »