Didik Nini Thowok: Lihatlah Tarianku

Author:editorTembi / Date:26-06-2014 / Kekhasan Didik adalah tari cross gender, artinya tarian yang dibawakan oleh penari yang jenis kelaminnya berlawanan. Tarian putri dibawakan oleh penari putra, dan sebaliknya. Didik sangat luwes membawakan tarian putri.

Didik Nini Thowok, sumber foto: rosicadewi.blogspot.com
Berbagai tarian crossgender Didik Nini Thowok, 
foto:  rosicadewi.blogspot.com

Seniman tari Didik Nini Thowok kini tergolong penari “papan atas” dengan kekhasannya yang menyedot perhatian. Keluwesan dan kejenakaannya dalam membawa tari komedi ciptaannya telah mengangkat namanya dalam dunia seni dan hiburan. Di sisi lain, banyak yang mengatakan bahwa aura dan ‘taksu’ penari yang bermukim di Yogya ini terasa saat ia membawakan tarian putri klasik.

Kekhasan Didik adalah tari cross gender, artinya tarian yang dibawakan oleh penari yang jenis kelaminnya berlawanan. Tarian putri dibawakan oleh penari putra, dan sebaliknya. Didik sangat luwes membawakan tarian putri.

Pada masa kuliah di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI), ia selalu memperoleh nilai tinggi untuk tarian putri. Namun sebaliknya, nilainya pas-pasan untuk tarian putra atau gagahan. Penuturan ini disampaikannya pada sebuah seminar di Universitas Gadjah Mada beberapa waktu yang lalu.

Didik mengakui, dirinya adalah laki-laki feminin. “Mungkin karena saudara saya semuanya perempuan,” katanya. Bahkan saat kuliah, untuk menunjang kondisi ekonominya, ia membuat dan menjual renda, keahlian lain yang diperoleh dari neneknya.

Latar inilah agaknya yang mendorong Didik menekuni tari cross gender. Ia terus belajar berbagai tarian putri, bahkan hingga kini. Ia belajar tari topeng Cirebon gaya Palimanan, tari Legong gaya Saba, dan tarian Nusantara lainnya. Ia juga belajar tari cross gender dari negara lain, seperti Jepang, Cina dan India. Selain menekuni tari klasik, Didik juga menciptakan banyak tari cross gender.

Saat pentas di Jepang, Didik sempat dijuluki Onakata Bado Tamasaburo-nya Indonesia. Bado Tamasaburo adalah pemain kabuki terkemuka yang biasa memerankan perempuan (onakata). Di Tiongkok juga terdapat seniman terkemuka yang membawakan peran perempuan dalam Peking opera, Melan Fang. Sebenarnya di Indonesia, menurut Didik, banyak penari cross gender tapi masih takut untuk muncul.

Didik Nini Thowok, sumber foto: kabarinews.com
Publikasi pentas tari Didik Nini Thowok ‘Gender Mystic’ 
di San Fransisco, Amerika Serikat pada tahun 2011, 
foto:  kabarinews.com

Melalui tarian cross gender, Didik kerap diundang untuk pentas di luar negeri. Salah satu yang membanggakan Didik adalah ia bisa membawa nama Indonesia karenanya. Ia juga sering didatangi para peneliti asing berkaitan dengan tarian cross gender-nya.

Didik mengaku, pada awalnya, jalur cross gender yang dipilihnya memang terasa sangat berat. Tapi dengan etos profesionalitasnya ia bisa melewati kendala-kendala yang ada. Profesionalitas yang dimaksud Didik adalah sikap mentalnya sebagai penari. “Berkesenian harus total,” ujarnya. “Harus berani menembus batas, jangan mengkotak-kotakkan diri.”

Dalam menimba ilmu sejumlah tari klasik, Didik ‘nyantrik’ pada gurunya, tinggal bersama dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Ia juga menjalani ritual-ritual mistis sebagai penari. Dengan demikian, tidak sekadar teknik, tapi ia mendapatkan aura dan energi tarian tersebut. Maka saat Didik membawakan tari topeng Cirebon gaya Palimanan atau tari Legong gaya Saba, misalnya, orang bilang ada ‘taksu’nya.

Didik mengaku, saat masuk dalam karakter tarian apa pun dan dimana pun ia seperti trans. Saat menari, ia tidak ingat siapa penontonnya, bahkan juga lupa siapa dirinya. “Yang penting bukan lihatlah saya menari tapi lihatlah tarianku,” katanya.

Menurutnya, penari harus rendah hati dan mengosongkan diri (emptiness) dan tidak punya beban, dengan demikian ego tidak muncul. Jika ikhlas dan sepenuh hati akan ada dampak tak terduga. Tari, tandasnya, adalah bagian dari jiwa.

Bagaimana dengan konsep tarian ciptaan Didik yang dikonsumsi sebagai hiburan? Untuk tarian jenis ini, Didik mengolah teknik tari dalam bahasa pasar tapi tidak menyerahkan sepenuhnya ke pasar. Ia mengolah bahan mentahnya tetap dengan bahasa estetika yang tidak kodian.

Tari komedi yang juga identik dengan gaya tarian Didik menjadi bagian inovasinya yang sangat mengandalkan kepiawaian olah tubuh dan penguasaan teknik tari. Di sini ada ketekunan dan keuletan dalam belajar, menciptakan dan mengembangkan. Maka lahirnya berbagai varian tari dua mukanya yang terkenal itu.

Etos profesionalitas lainnya yang dipegang Didik adalah tidak membeda-bedakan siapa yang menonton dan memberi order. “Bagi saya, menari di depan presiden dan di jalanan, sama kualitasnya,” katanya.

Temen nan yuk ..!

Barata

 

Teman

Latest News

  • 30-06-14

    Batik Kontemporer. T

    Judul : Batik Kontemporer. Teknik Batik sebagai Media Transformasi Budaya  Penulis : Lucky Wijayanti, Benny Gratha  Penerbit :... more »
  • 30-06-14

    Sekolah Gajahwong, S

    Orangtua siswa sebagian besar berprofesi pemulung dan buruh. Menurut koordinator pendidikan Sekolah Gajahwong, Faiz Fakhrudin, sekolah ini didirikan... more »
  • 30-06-14

    Rekaman Video Tsunam

    Selain koleksi film tsunami Aceh, Museum Penerangan Jakarta juga memamerkan koleksi unik, berupa mesin ketik manual beraksara Jawa. Mesin ketik ini... more »
  • 30-06-14

    Denmas Bekel 30 Juni

    more »
  • 28-06-14

    Hari Keberuntungan O

    Dewa yang menaungi Wuku Kuruwelut adalah Batara Wisnu yang menggambarkan terang pandangannya serta berwawasan luas dan bijaksana. Orang Kuruwelut... more »
  • 28-06-14

    Sajian Spesial Menu

    Paket menu ketiga dinamakan Takjil Kurma Ramadan, yang punya variasi isi lebih banyak. Paket ini berisi satu mangkuk jenang monte, dua butir kurma,... more »
  • 28-06-14

    Mas Cebolang Kaget I

    Setelah mengenal lebih dekat dengan para wanita yang ditinggal para lelakinya, Mas Cebolang ingin mengetahui seperti apa kehidupan para lelaki yang... more »
  • 28-06-14

    Dalang Muda Mainkan

    Malam itu Ki Gondo Suharno, yang sekaligus menjadi ketua Sukra Kasih, mementaskan lakon “Jayengrana Kalajaya”. Iringan gending dengan syair-syair... more »
  • 28-06-14

    Museum Penting tapi

    Dengan melihat museum, pengunjung dapat terkesan betapa hebatnya orang pada zaman dahulu yang dengan kreativitas dan daya inovasi dapat menciptakan... more »
  • 27-06-14

    Siswa Sekolah Kriste

    Anak-anak yang terlihat dalam foto tersebut merupakan muri sekolah di Kaliceret, Salatiga. Waktu itu sekolah yang dibuka oleh para misionaris ini... more »