Mengupas Perjalanan Seni Dramatari di Indonesia

13 Aug 2015

Dalam membicarakan dramatari, buku ini dibagi menjadi empat bab. Pertama, dramatari bertopeng yang berkembang di Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura dan Jawa Barat. Kedua, dramatari tanpa topeng dan berdialog prosa liris, yang berkembang di Bali, Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Judul : Dramatari di Indonesia, Kontinuitas dan Perubahan 
Penulis : R.M. Soedarsono, Tati Narawati 
Penerbit : Gadjah Mada University Press, 2011, Yogyakarta 
Bahasa : Indonesia 
Jumlah halaman : xxxii + 361

Secara garis besar ada empat bentuk dramatari yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Yaitu dramatari bertopeng berdialog prosa liris, dramatari tanpa topeng berdialog prosa liris, dramatari opera dan sendratari. Dramatari topeng masih dibagi dua yaitu yang dialognya disampaikan langsung oleh si pemain dan yang disampaikan oleh seorang dalang.

Bila dicermati dari sejarahnya semua wilayah yang memiliki kekayaan dramatari adalah wilayah yang pernah mendapat pengaruh cukup besar dari kebudayaan India, terutama dengan wiracaritanya yaitu Ramayana dan Mahabarata. Wilayah tersebut adalah Jawa Tengah dan Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura dan Bali. Bagi masyarakat wilayah tersebut, cerita Ramayana dan Mahabarata cukup mendarah daging.

Dalam membicarakan dramatari, buku ini dibagi menjadi empat bab. Pertama, dramatari bertopeng yang berkembang di Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura dan Jawa Barat. Kedua, dramatari tanpa topeng dan berdialog prosa liris, yang berkembang di Bali, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Ketiga, dramatari opera yang berkembang di Jawa Tengah dan Bali. Keempat, dramatari tanpa dialog verbal yang biasa disebut sendratari, yang berkembang di Jawa Tengah, Bali dan Jawa Barat.

Pembagian menjadi empat kategori ini bukanlah pembagian yang kaku atau seratus persen cocok. Sebagai contoh ada dramatari tanpa topeng, tetapi untuk lakon-lakon tertentu beberapa pemerannya memakai topeng. Misalnya wayang wong gaya Yogyakarta.

Penulis buku ini menyajikan satu persatu berbagai dramatari yang terdapat di wilayah tersebut. Mulai dari sejarah, karakter, fungsi serta perkembangan dan perubahan yang terjadi. Misalnya ada dramatari yang dulu mempunyai fungsi religius dan hanya disajikan pada saat-saat tertentu, sekarang dengan berbagai perubahan bisa disajikan sewaktu-waktu.

MKusalamani

EDUKASI

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 15-08-15

    Ki Catur Benyek Meng

    Di dalam dunia pewayangan, tercatat ada 4 perang besar yang melibatkan negara-negara besar serta memakan banyak korban. Yang pertama adalah perang... more »
  • 15-08-15

    Magenta Orkestra Tri

    Rangkaian pembukaan Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang Selatan, menyuguhkan berbagai hiburan, salah satunya konser Magenta... more »
  • 15-08-15

    Hari Baik dan Hari B

    Orang yang lahir pada Sabtu Pon, usia 0 s/d 12 tahun, adalah ‘PA’ Pandhita, baik. Usia 12 s/d 24 tahun, adalah ‘HA’ Hajar, tidak baik. Usia 24 s/d 36... more »
  • 15-08-15

    Penguburan Jenazah d

    Keterangan foto ini menyebutkan bahwa perarakan tersebut dilakukan secara sederhana dan tidak melibatkan begitu banyak orang. Semua orang yang... more »
  • 14-08-15

    Pemanasan Festival G

    Geneng Street Art Project (GSAP) adalah perhelatan seni rupa yang pantas disimak. Kegiatan ini dimotori mahasiswa dan alumni jurusan seni rupa... more »
  • 14-08-15

    Pameran Foto ‘Alkisa

    Menghidupkan kembali cerita rakyat Indonesia melalui seni fotografi, menjadi tujuan awal pembuatan karya foto ‘Alkisah’ oleh fotografer yang dikenal... more »
  • 13-08-15

    Mengupas Perjalanan

    Dalam membicarakan dramatari, buku ini dibagi menjadi empat bab. Pertama, dramatari bertopeng yang berkembang di Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur,... more »
  • 13-08-15

    Rafi dan Ria Girang

    Setidaknya ada 26 siswa-siswi yang merasa senang, karena menjadi juara dan nominator lomba macapat yang diselenggarakan oleh BPNB Yogyakarta tahun... more »
  • 12-08-15

    Gerakan Swadesi Luri

    Pada majalah itu dijelaskan bahwa gerakan itu semata-mata dilakukan oleh bangsa pribumi (khususnya orang Mataram: Yogyakarta dan Surakarta) untuk... more »
  • 12-08-15

    Indische Koffie Bert

    Suasana kafe bertabur puisi, baik yang dibacakan, dilagukan maupun ditembangkan. Ada pembaca puisi yang mengenakan pakaian Jawa, membacakan puisi... more »