Museum Sonobudoyo Pamerkan Uang di Bantul Expo 2015

06 Aug 2015

Dari jenis uang logam yang dipamerkan, terdapat uang kepeng berbahan kuningan, tembaga, dan timah. Uang logam berbahan kuningan dibuat pada zaman Hindia Belanda, berangka tahun 1945 bernilai 2,5 sen. Pada uang logam itu terdapat tulisan Arab, Jawa, dan Belanda.

Yudi, siswa SD Sungapan Bantul tertegun sejenak ketika melihat-lihat koleksi uang yang dipamerkan Museum Negeri Sonobudoyo dalam kegiatan Bantul Expo 2015 yang diselenggarakan di Pasar Seni Gabusan mulai 26 Juli hingga 5 Agustus 2015. Ia bersama teman-temannya mengamati dengan seksama koleksi uang, baik kertas maupun logam, termasuk uang kertas terbaru nominal Rp 100.000. Karena penasaran, ia bertanya kepada pemandu Museum Sonobudoyo yang kala itu sedang bertugas, “Pak, ini uang asli Pak?” Lalu dijawab oleh petugas, “Benar dik, ini uang asli.” “Lho kenapa dipasang di sini Pak?” lanjutnya.

Pemandu museum kemudian menjelaskan dengan sabar tentang latar belakang uang dipasang di pameran ini, juga tentang fungsi uang, termasuk sejarah uang yang dicetak pemerintah Indonesia dari awal kemerdekaan hingga sekarang.

Yudi dan teman-temannya sibuk mencatat keterangan-keterangan yang ada di label dan juga penjelasan dari pemandu. Siswa yang lainnya meneliti satu per satu koleksi uang mulai dari yang kuno hingga yang terbit terbaru. Lalu mereka keluar dari stan Museum Sonobudoyo untuk melanjutkan stan lainnya. Begitu rombongan ini keluar, ada rombongan SD lain yang juga tertarik dan kemudian memasuki stan pameran Museum Sonobudoyo.

Itulah sekelumit kisah kunjungan para siswa SD dan SMP di Bantul yang sedang menyaksikan pameran Bantul Expo 2015. Museum Sonobudoyo adalah satu-satunya stan yang mewakili museum di DIY yang ikut pameran di Bantul Expo 2015 kali ini. Dalam pameran di tempat ini, Museum Sonobudoyo mengambil tema tentang “Uang sebagai Alat Tukar dalam Kehidupan Ekonomi Masyarakat.” Ada banyak koleksi uang yang dipamerkan di acara kali ini. Uang-uang logam dan kertas itu berasal dari zaman yang berbeda-beda, mulai Hindia Belanda, Penjajahan Jepang, Indonesia Merdeka, Revolusi, Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi.

Dari jenis uang logam yang dipamerkan, terdapat uang kepeng berbahan kuningan, tembaga, dan timah. Uang logam berbahan kuningan dibuat pada zaman Hindia Belanda, berangka tahun 1945 bernilai 2,5 sen. Pada uang logam itu terdapat tulisan Arab, Jawa, dan Belanda. Sementara uang kertas tertua yang dipamerkan pada kesempatan kali ini adalah uang kertas 25 gulden yang dikeluarkan oleh Bank Java bertanggal 18 Januari 1935. Pada uang kertas tersebut bertuliskan Arab, Jawa, dan Cina dan bergambar wayang.

Dengan adanya pameran mengangkat tema uang ini, Museum Negeri Sonobudoyo setidaknya berharap agar masyarakat Bantul, termasuk anak-anak sekolah, mengenal sejarah uang yang pernah ada di Indonesia dan sekaligus bisa menghargai uang sebagai alat bertransaksi yang sah.

Naskah dan foto: Suwandi

Pameran Uang Museum Sonobudoyo di Bantul Expo 2015, sumber foto: Suwandi/Tembi Pameran Uang Museum Sonobudoyo di Bantul Expo 2015, sumber foto: Suwandi/Tembi Pameran Uang Museum Sonobudoyo di Bantul Expo 2015, sumber foto: Suwandi/Tembi Pameran Uang Museum Sonobudoyo di Bantul Expo 2015, sumber foto: Suwandi/Tembi EDUKASI

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 08-08-15

    Prajurit Bugis Kerat

    Prajurit Bugis merupakan salah satu nama regu prajurit milik Kasultanan Yogyakarta. Struktur Prajurit Bugis terdiri atas Panji yang membawa pedang,... more »
  • 08-08-15

    Pesta Puisi Di Malam

    Satu acara yang diberi tajuk ‘Malam Sastra Nol Kilometer’ akan diisi pesta puisi dalam bentuk pembacaan puisi, yang diselenggarakan Minggu 9 Agustus... more »
  • 08-08-15

    Hari Baik dan Hari B

    Orang yang lahir pada Selasa Paing, pada usia 0 s/d 12 tahun, adalah ‘Pa’ Pandhita, baik. Usia 12 s/d 24 tahun, adalah ‘Ha’ Hajar, tidak baik. Usia... more »
  • 07-08-15

    Pagelaran Macapat Te

    Jika para wanita tidak memiliki sifat-sifat utama, maka kekacauan akan mudah ditemukan di masyarakat. Menurut “Serat Musthika Buwana,” perempuan... more »
  • 07-08-15

    Sebuah Refleksi Di B

    Bentara Budaya Yogyakarta menyelenggarakan pameran dengan tema Di Balik Kelambu. Pameran berlangsung dari Senin malam, 3 Agustus hingga 11 Agustus... more »
  • 07-08-15

    Golek Memanising Pat

    Pepatah ini ingin menegaskan bahwa orang yang telah mencapai umur tertentu (tua) hendaknya lebih banyak golek memanising pati sehingga jika orang... more »
  • 06-08-15

    Dhenok Menangis Samb

    Dhenok Kristianti, seorang penyair dan pemain teater, pentas monolog dengan lakon ‘Kisah Nyai Ontosoroh atau Misteri Kopor Coklat Tua.’ Dhenok... more »
  • 06-08-15

    Museum Sonobudoyo Pa

    Dari jenis uang logam yang dipamerkan, terdapat uang kepeng berbahan kuningan, tembaga, dan timah. Uang logam berbahan kuningan dibuat pada zaman... more »
  • 05-08-15

    Geguritan Campur Lud

    Suasana khas surabayaan mendominasi dan nuansa akrab terasa muncul antara pemain dan penonton. Pembaca puisi dan pemain saling membanyol sehingga... more »
  • 05-08-15

    Menguak Identitas Ka

    Buku ini mengulas tentang dinamika dan perkembangan kampung Kauman, mencakup antara lain bidang agama, pendidikan, ekonomi, kebudayaan, status dan... more »