Merti Dusun Sebagai Ungkapan Syukur, Berbagi, dan Kebersamaan
15 Sep 2015Merti dusun ini dilaksanakan untuk mengucapkan rasa syukur warga atas berkah Tuhan selama setahun yang telah mereka terima. Selain itu juga merupakan bentuk permohonan agar Tuhan senantiasa berkenan memberkati usaha dan kinerja mereka sehingga semuanya berjalan dengan baik.
Merti dusun adalah salah satu upacara tradisi yang sampai sekarang masih banyak dilaksanakan di berbagai wilayah di Jawa. Salah satunya adalah Dusun Beji Wetan, Kelurahan Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY, yang menggelar upacara itu pada hari Rabu, 9 September 2015. Rangkaian upacara merti dusun itu telah dilaksanakan sejak Selasa malam, 8 September 2015 dengan acara mujahadah dan pengajian. Sedangkan pada Rabu siang sekitar pukul 13.00 WIB masyarakat setempat melaksanakan kenduri bersama.
Kenduri tersebut dilaksanakan di rumah kepala dusun setempat dan juga di rumah ketua RW 13. Merti dusun dipungkas dengan pergelaran wayang kulit semalam suntuk dengan mengambil lakon Sri Mulih dengan dalang Ki Sutoyo dari Bantul dan bintang tamu Dhimas Tejo (Tejo Blangkon dari Gunung Kidul).
Menurut Parjiyo (49), ketua RW 13 Dusun Beji Wetan, acara merti dusun tersebut selalu dilaksanakan setiap tahun. Umumnya acara itu dilaksanakan pada bulan September, namun tanggal dan harinya tidak tentu. Kegiatan itu dilakukan dengan melihat situasi dan kondisi. Sedangkan dana untuk acara merti dusun berasal dari swadaya masyarakat dan juga kas dusun/pedukuhan. Untuk pelaksanaan merti dusun tahun 2015 ini setidaknya diperlukan dana sekitar Rp 20 juta.
Merti dusun ini dilaksanakan untuk mengucapkan rasa syukur warga atas berkah Tuhan selama setahun yang telah mereka terima. Selain itu juga merupakan bentuk permohonan agar Tuhan senantiasa berkenan memberkati usaha dan kinerja mereka sehingga semuanya berjalan dengan baik. Merti dusun juga merupakan bentuk pesta rakyat untuk menyatakan suka cita sekaligus berbagi rezeki. Di dalamnya juga terkandung pesan untuk hidup rukun dan tolong-menolong, tidak egois atau memikirkan diri sendiri, peduli, mencintai dan merawat kampung halaman.
Semula merti dusun pada tahun 2015 akan dimeriahkan dengan perarakan gunungan yang dikawal beberapa bregada prajurit dan kelompok-kelompok kesenian serta organisasi lain, namun karena dirasa belum siap, maka hal itu tidak jadi diselenggarakan. Oleh karena itu pula, merti dusun yang diselenggarakan dilakukan dengan acara yang relatif lebih sederhana namun esensinya tetap tidak berubah.
Acara inti dari merti dusun yang berupa kenduri untuk ucapan syukur, permohonan, dan berbagi bersama itu untuk RW 13 diikuti oleh semua kepala keluarga yang berjumlah 70. Masing-masing KK membawa nasi, lauk pauk, aneka buah dan makanan kecil (kue-kue) dalam kemasan atau wadah yang disebut panjang ilang. Semua makanan dalam panjang ilang tersebut dibawa dari masing-masing rumah dan dikumpulkan di tempat yang sudah ditentukan untuk didoakan bersama kemudian dibagi untuk siapa saja yang hadir di tempat itu.
Perlu diketahui pula bahwa Dusun Beji Wetan merupakan wilayah perbukitan kapur dengan lapisan tanah liat yang tidak terlalu tebal. Pada musim kemarau seperti sekarang hutan dan ladang di wilayah tersebut sebagian besar kering. Hampir semua tanaman menggugurkan daunnya.
Namun dusun ini tidak pernah kekurangan air, kaarena memiliki sendang atau telaga yang dinamakan Sendang Ngembel dengan debit air cukup besar yang mampu mengairi sawah di wilayah Beji Wetan dan sekitarnya sepanjang tahun. Oleh karena itu wilayah ini juga memiliki areal persawahan yang juga mampu ditanami padi sepanjang tahun tanpa diberi jeda dengan tanaman palawija. Untuk itulah warga setempat selalu melaksanakan acara merti dusun setiap tahun sebagai ucapan syukur atas berkah-berkah bagi kehidupan mereka yang mereka terima dari Tuhan.
Naskah dan foto: a. sartono
Berita BUDAYABaca Juga
- 17-09-15
Arwinto Bersorban Awan
Dalam antologi ini terdapat 101 puisi, yang dibagi dalam dua bab. Pada bagian pertama diberi judul “Pulang Ke Tubuh Sendiri” dan bagian kedua... more » - 17-09-15
Kegelisahan Rence Alfons Membuahkan Revitalisasi Suling Bambu Maluku
Dampak sosial orkes ini juga nyata dirasakan. Dua kampung bertetangga yang sebelumnya bertikai akhirnya malah kini berdamai karena keduanya terlibat... more » - 16-09-15
“Jagongan Wagen Goes To Jakarta” Presentasi Kreatif Seniman Muda PSBK
Setelah menjalani program selama kurang lebih enam bulan di Bantul Yogyakarta, delapan dari sepuluh seniman terpilih penerima beasiswa Program... more » - 15-09-15
Antologi Puisi Saksi Korban Siap Diluncurkan
Buku antologi puisi dengan tema saksi korban, berjudul “Jalan Remang Kesaksian” sedang dalam proses cetak, dan direncanakan akan di-launching dalam... more » - 12-09-15
Pameran Perjuangan UU Keistimewaan Yogyakarta
Pameran Dokumentasi Keistimewaan DIY ini digelar pada tanggal 31 Agustus – 2 September 2015 bertempat di pendopo Dinas Kebudayaan DIY. Pada pameran... more » - 11-09-15
Kirab Festival Kesenian Yogyakarta Seharusnya Bisa Lebih Beraneka Sagam
Meski jumlah peserta kirab banyak tapi secara keseluruhan ada kesan monoton. Penyebabnya karena sebagian besar peseta menampilkan kesenian serupa.... more » - 10-09-15
Denny Wirawan Mengangkat Transformasi Batik Kudus
Denny Wirawan dipilih karena konsistensinya dalam mengembangkan kekayaan budaya dengan wujud kekinian tanpa menghilangkan karakter sang perancang itu... more » - 10-09-15
Pameran Bukan Foto Biasa
Pameran bertajuk ‘Sehat Walafiat’ ini memang terkesan bukan pameran foto biasa. Butuh pemahaman lebih dan pemicu rasa lebih untuk menikmati foto-foto... more » - 08-09-15
Pameran Foto Nusa Bahari, Syukur Atas Kekayaan Laut
Berkabar melalui foto, itulah barangkali yang dilakukan para jurnalis foto kelompok Pewarta Foto Indonesia (PFI), dalam pameran foto bertajuk Nusa... more » - 08-09-15
Upaya Menjaga Ingatan tentang Udin
Kini sudah 19 tahun kematian Fuad Muhammad Syafrudin atau Udin, wartawan harian Bernas Yogyakarta, yang tewas dibunuh pada tahun 1996, namun proses... more »
Artikel Terbaru
- 17-09-15
Arwinto Bersorban Aw
Dalam antologi ini terdapat 101 puisi, yang dibagi dalam dua bab. Pada bagian pertama diberi judul “Pulang Ke Tubuh Sendiri” dan bagian kedua... more » - 17-09-15
Jembatan Nambangan-N
Hal yang menarik dari Jembatan Nambangan-Nangsri ini adalah pintu plat baja yang cukup besar. Pintu ini ditempatkan di ujung jembatan di wilayah... more » - 17-09-15
Kegelisahan Rence Al
Dampak sosial orkes ini juga nyata dirasakan. Dua kampung bertetangga yang sebelumnya bertikai akhirnya malah kini berdamai karena keduanya terlibat... more » - 16-09-15
“Jagongan Wagen Goes
Setelah menjalani program selama kurang lebih enam bulan di Bantul Yogyakarta, delapan dari sepuluh seniman terpilih penerima beasiswa Program... more » - 16-09-15
Rombongan SMPN1 Gode
“Wah hebat ya Tembi, pemiliknya ternyata ahli sejarah. Namanya tadi siapa Pak?” celutuk seorang siswi, Dewi di sela-sela penjelasan. Lalu Tembi... more » - 16-09-15
Musik Menandai Ulang
“Amistad” yang berarti persahabatan; merupakan tajuk dari pagelaran konser perayaan hubungan diplomatis Indonesia dan Peru yang telah berlangsung... more » - 15-09-15
Dewa Budjana Bawakan
Album solo terbaru Dewa Budjana dirilis Februari 2015. Album ke-8 itu diberi nama ‘Hasta Karma’, yang ditampilkan di di Bentara Budaya Jakarta, Kamis... more » - 15-09-15
Antologi Puisi Saksi
Buku antologi puisi dengan tema saksi korban, berjudul “Jalan Remang Kesaksian” sedang dalam proses cetak, dan direncanakan akan di-launching dalam... more » - 15-09-15
Merti Dusun Sebagai
Merti dusun ini dilaksanakan untuk mengucapkan rasa syukur warga atas berkah Tuhan selama setahun yang telah mereka terima. Selain itu juga merupakan... more » - 14-09-15
Jagal Bilawa (2): Be
Dikarenakan Matswapati tidak segera menjawab, maka Bilawa mengulangi pertanyaannya, apakah engkau tidak yakin aku menang? Pada akhirnya Matswapati... more »