Ada Rumah Limasan Tembi di Wonderful Yogyakarta

Author:editorTembi / Date:26-07-2014 / Pameran foto ini menampilkan keindahan dan kekhasan aspek budaya, religi dan alam di Yogyakarta. Rencananya, foto yang dipajang akan diganti setiap dua minggu. Pameran ini berlangsung pada 30 Juni – 27 Agustus 2014.

Pameran foto Wonderful Yogyakarta 2014, Tourist Information Center, Komunitas Fotografi Budaya dan Pariwisata Indonesia regional Yogyakarta, 30 Juni 2014 – 27 Agustus 2014, foto: Barata
Tembi Rumah Budaya, foto oleh Supriyono

Kekayaan budaya dan obyek wisata Yogyakarta dipamerkan di Tourist Information Center, Jl Malioboro No 56 Yogyakarta. Komunitas Fotografi Budaya dan Pariwisata Indonesia regional Yogyakarta memajang hasil jepretan keren mereka, yang mampu menggoda para turis untuk datang.

Rumah kayu gaya limasan di  Tembi Rumah Budaya juga ikut dipamerkan. Bale inap bernama Kriyan Lor dan Kriyan Kidul ini difoto Supriyono dari panggung terbuka Notoprajan (amphitheater) dalam format warna hitam putih. Batu kali di tangga panggung terbuka dan batu bata di dinding pagar rumah ikut memberi kesan ‘jadul’. Hasilnya adalah imaji klasik gaya Jawa.

Candi Ganjuran sebagai bangunan hasil karya artistik manusia juga ditampilkan. Namun sebagai bagian dari pementasan tari Bali kreasi baru, Legong Sang Kenya. ‘Kenya’ atau ‘kanya’ berarti perawan, yang mengacu pada kesucian, ketulusan dan kepasrahan Bunda Maria. Karya ciptaan Ni Luh Putu Rosiandani, dosen Univesitas Sanata Dharma (USD), ini dibawakan oleh belasan penari Komunitas Tari Sekar Jepun dari USD. Halaman Candi Ganjuran, yang terletak di kompleks Gereja Ganjuran, diwarnai oleh keindahan kesenian lokal Bali sebagai penghormatan terhadap Bunda Maria.

Pameran foto Wonderful Yogyakarta 2014, Tourist Information Center, Komunitas Fotografi Budaya dan Pariwisata Indonesia regional Yogyakarta, 30 Juni 2014 – 27 Agustus 2014, foto: Barata
Legong Sang Kenya, foto oleh Joel Yulianto

Yogyakarta yang dikenal sebagai ‘city of tolerant’ tampak pada pameran foto ini. Foto karya Furkanadi Raditex, ‘Larung Sesaji’, mendokumentasikan umat Hindu melakukan larung sesaji di Pantai Parangkusumo, Bantul. Sajen yang tampak cukup berat ditandu beberapa orang yang berjalan di laut setinggi betis, dinaungi payung merah. Larung saji ini merupakan simbol penyucian dunia dan diri manusia di dalam upacara Melasti pada perayaan hari raya Nyepi.

Foto Angga Ari F, ‘Bhiksu Melepaskan Lampion’, mengabadikan sejumlah biksu melepaskan lampion pada penutupan upacara waisak di Candi Borobudur. Maknanya adalah menitipkan doa dan harapan pada lampion yang terbang ke langit, semoga hidup di masa depan lebih baik.

Foto-foto ini setidaknya mencerminkan kebhinekaan yang ada di Yogyakarta, sisi lain yang patut dipertahankan di daerah istimewa ini. Representasi kebhinekaan yang mengekspresikan rasa syukur.

Rasa syukur diwujudkan pula dalam foto ‘Mengarak Hasil Bumi’ karya Esther Wibowo. Arak-arakan membawa mentimun, kacang panjang, tomat, terong, padi, dan lainnya, sebagai wujud syukur atas berkat yang diterima.

Masih senada dengan itu, kecintaan dan pengabdian para abdi dalem terhadap Sri Sultan ditampilkan dengan gaya human interest oleh Irsam Sudarto. Foto ‘Unjukan Dalem’ menunjukkan para abdi dalem yang mengantar minuman (unjukan) untuk Sri Sultan.

Pameran foto Wonderful Yogyakarta 2014, Tourist Information Center, Komunitas Fotografi Budaya dan Pariwisata Indonesia regional Yogyakarta, 30 Juni 2014 – 27 Agustus 2014, foto: Barata
Melawan Ombak, oleh Zulkarnaen Syri Lokesywara

Menurut Irsam, minuman berupa teh, kopi dan air putih dipersiapkan di Patehan, lantas diantar ke ruangan Sri Sultan pada pukul 09.00 dan 11.00. Tradisi ini ada sejak zaman Sri Sultan Hamengku Buwono I. “Ada atau tidak ada raja, rasa tenteram dan nyaman masih terasa dan melekat karena tradisi tersebut merupakan salah satu bentuk komunikasi untuk mendekatkan mereka terhadap raja Keraton Yogyakarta,” tulis Irsam dalam captionnya.

Foto-foto budaya lainnya cukup menarik. Foto prajurit bregada yang sedang kirab, pentas jathilan (kuda kepang), pentas tari Jampi Gugat ciptaan Kinanti Sekar Rahina di Tugu, maupun close up wajah abdi dalem sepuh berjenggot panjang dan close up wajah cantik dengan gigi rapi menarik dalam kirab Jogja Fashion Week.

Foto-foto alamnya memiliki pesona tersendiri. Sebagian karena kelihaian fotografernya sehingga muncul impresi yang memukau. Foto Zulkarnaen Syri Lokesywara ’Melawan Ombak’ dan Randry Tama ‘Senja di Pantai Siung’ bak lukisan realis yang puitis. Dalam foto karya Zulkarnaen di Pantai Baron Gunung Kidul ini, bukan saja adegan perahu nelayan yang pas terangkat ombak, namun juga keindahan garis-garis laut yang tebal berpola. Begitu pula dalam karya Randry, air laut yang melintasi batu-batu karang di Pantai Siung, Tepus Gunung Kidul, ini menjelma menjadi tampilan kombinasi bentuk dan warna alam yang memikat.

Pameran foto Wonderful Yogyakarta 2014, Tourist Information Center, Komunitas Fotografi Budaya dan Pariwisata Indonesia regional Yogyakarta, 30 Juni 2014 – 27 Agustus 2014, foto: Barata
Escape, foto oleh Zulkarnaen Syri Lokesywara; 
Mangunan, Bantul, foto oleh Angela Jennifer Aroem; Senja di Pantai Siung, 
foto oleh Randry Tama

Tujuan wisata yang juga menggoda dikunjungi adalah gua Rancang Kencana di Desa Bleberan, Playen, Gunung Kidul. Selain fenomena alam yang unik, foto karya Zulkarnaen Syri Lokesywara ini menarik karena komposisi simetrisnya. Sebuah lingkaran yang ternyata lubang gua dengan sebatang pohon tinggi menjulang di tengahnya. Pohon klumpit (terminalia edulis) berusia 300 tahun, Beberapa anak yang berdiri di dekat akar pohon tampak begitu kecil, kian mengesankan besar dan tingginya pohon tersebut.

Dalam pameran foto bertajuk ‘Wonderful Yogyakarta 2014’ ini ada sekitar 20 foto yang dipajang. Semuanya menampilkan keindahan dan kekhasan aspek budaya, religi dan alam di Yogyakarta. Rencananya, foto yang dipajang akan diganti setiap dua minggu. Pameran ini berlangsung pada 30 Juni – 27 Agustus 2014.

Naskah dan foto: Barata

Berita budaya

Latest News

  • 23-08-14

    Rini Widyastuti, San

    Wanita kelahiran Purworejo, 22 Desember 1974 ini seakan mewakili idealisasi kecantikan, keelokan, bahkan keseksian wanita Jawa. Kebaya, kain jarit,... more »
  • 23-08-14

    Hari Keberuntungan O

    Orang Wuku Bala punya watak pemberani, tak ada yang ditakuti, senang berada di tempat yang sepi, tetapi cenderung sombong, senang pamer, senang... more »
  • 23-08-14

    Masdjid dan Makam Do

    Judul : Masdjid dan Makam Doenia Islam  Penulis :  Penerbit : Balai Poestaka, 1932, Batavia-Centrum  Bahasa : Indonesia dan... more »
  • 23-08-14

    Di Museum Sandi Yogy

    Lembaga itu diberi nama Lembaga Sandi Negara (awalnya bernama Dinas Kode). Personil yang diberi tugas untuk mendirikan sekaligus sebagai pemimpin... more »
  • 21-08-14

    Hendrawan Nadesul In

    Selain dikenal sebagai dokter, ia juga penyair. Sejak tahun 1970-an dia sudah menulis puisi. Dalam ‘peta penyair’ di Indonesia, Hendrawan tercatat... more »
  • 21-08-14

    Ukir Perak Kotagede

    Judul : Ukir Perak Kotagede.  Penulis : Dr. Widya Nayati, M.A., dkk  Penerbit : Balai Pelestarian Nilai Budaya + Pusat Sudi... more »
  • 21-08-14

    Ayam Goreng Sentolo

    Ayam yang diungkeb ini kemudian digoreng dengan waktu yang cepat sehingga tekstur daging dan kulit ayam tidak mengeras seperti ayam goreng pada... more »
  • 21-08-14

    Raya Indonesia Menga

    Raya Indonesia merupakan pertunjukan yang mengajak generasi muda untuk bangun dan meninggalkan ketidakpedulian akan bangsa dan Tanah Air-nya yang... more »
  • 21-08-14

    Faces Of Java, Puisi

    Faces of Java merupakan judul antologi puisi dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris karya Iman Budhi Santosa. Ia penyair yang aktif menulis puisi... more »
  • 21-08-14

    Sinta Ilang, Menghar

    Ki Faizal Noor Singgih menyampaikan pesan pada cerita ‘Sinta Ilang’ bahwa Sinta adalah manusia lemah, namun begitu berharga dan bernilai tinggi di... more »