Tompi Dendangkan Lagu Tanah Kelahirannya

Author:editorTembi / Date:26-03-2014 / Teuku Adifitrian atau yang lebih dikenal dengan nama Tompi selalu memiliki konsep unik di tiap aksi panggungnya, salah satunya adalah project musik terbarunya bersama Dr & The Professor. Di Galeri Indonesia Kaya, mereka mengajak penonton mengenal Aceh lewat lagu.

Tompi, Dendangkan Lagu Dari Tanah Kelahirannya, 16 Maret 2014, foto: dok. Imagedynamic
Tampilan baru Tompi tanpa topi

Melihat performance Tompi dijamin tidak akan kecewa. Selain mahir menciptakan lagu, karakter vokalnya yang khas pengaruh dari nyanyian tradisional Aceh dan mengaji Al-Qur’an juga terdengar beda dari vokalis pria lainnya. Lewat jalur pop jazz, pria yang juga bekerja sebagai dokter bedah plastik ini mampu membawa musik jazz bisa dinikmati berbagai kalangan.

Bertempat di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia Jakarta, Minggu, 16 Maret 2014, Tompi bersama Dr & The Professor, membawakan sejumlah lagu tentang Aceh. Kelompok musik pengiringnya ini merupakan proyek musik terbaru Tompi bersama Fajar Adi Nugroho (bass), Wahyu Prastya (drum) dan profesor musik sekaligus penggagas Institut Musik Daya Indonesia (IMDI) Tjut Nyak Deviana Daudsjah (vokal, piano).

Sore itu, Tompi tampil tidak biasa, mengenakan jins dan kemeja putih, ia menyelempangkan kain khas Aceh di bahunya. Pada penampilannya kali ini, ia melepas atribut topi yang sudah menjadi ciri khasnya. Tampak rambut ikalnya sudah memanjang. Sementara yang lainnya memakai pakaian yang senada. Professor Tjut Nyak Deviana sore itu mengenakan rok panjang bermotif.

Tompi, Dendangkan Lagu Dari Tanah Kelahirannya, 16 Maret 2014, foto: dok. Imagedynamic
Tompi bersama DR & The Professor

Pertunjukan dibuka dengan tarian Aceh yang dibawakan oleh 5 orang penari dari IMDI, disambung dengan lagu berjudul ‘Si Judo Dua’ atau dalam bahasa indonesia berarti dua sejoli. “Lagu ini selalu dibawakan pada saat resepsi pernikahan. Sayang lagu ini sudah tak lagi populer, saya mendengar lagu ini terakhir saat SMP,” tutur pria kelahiran Lhokseumawe 22 September 1978 ini.

Lagu yang menceritakan keindahan bunga cempaka yang terkenal di Aceh kemudian dikumandangkan. ‘Bungong Jeumpa’ dibawakan dengan aransemen yang berbeda. Sedikit bocoran, lagu ini akan dibawakan dengan iringan orkestra dalam proyeknya bersama Dr & The Professor. Bahkan Tompi jauh-jauh pergi ke Jerman untuk menggarap lagu ini.

Tompi, Dendangkan Lagu Dari Tanah Kelahirannya, 16 Maret 2014, foto: dok. Imagedynamic
Tompi dan Tjut Nyak Deviana pendiri IMDI

Sebuah lagu dari Sulawesi berjudul ‘Anging Mamiri’ pun turut dibawakan. Lagu yang selalu mengingatkan akan kampung halaman ini dibawakan dengan aransemen apik dari kelompok musik ini. lagu-lagu tradisional yang dibawakan diaransemen dengan nuansa modern dan segar.

Tak lupa Tompi membawakan salah satu lagunya berjudul ‘Menghujam Jantungku’. Ia memasukkan unsur musik tradisional Aceh dalam lagunya ini. “Melalui pertunjukan ini saya ingin menyampaikan kerinduan saya akan Aceh, yang nyaman, aman dan bisa kembali seperti dulu,” tuturnya.

Natalia S 
Foto: dok Imagedynamic

Peristiwa budaya

Latest News

  • 25-06-14

    Gule Rakyat yang Ser

    Benar-benar harga rakyat karena untuk seporsi nasi gule hanya dibanderol Rp 4.000 dan secangkir teh Rp 1.000. Jadi untuk sekali makan dan minum di... more »
  • 25-06-14

    Sejarah Perkembangan

    Judul : Sejarah Perkembangan Arsitektur Kota Islam Banten. Suatu Kajian Arsitektural Kota Lama Banten Menjelang Abad XVI sampai dengan Abad XX... more »
  • 25-06-14

    Jose Immanuel Bingun

    Malam itu ada banyak wisatawan asing dan wisatawan Nusantara yang secara khusus menyaksikan pergelaran wayang golek di Tembi. Sebagian dari wisatawan... more »
  • 24-06-14

    Olga Lydia Senang Be

    Artis bedarah oriental Olga Lydia mengaku sangat senang berkunjung ke museum. Tidak hanya museum di dalam negeri, jika ada kesempatan ke luar negeri... more »
  • 24-06-14

    Nisan Panglima Jogod

    Panglima Jogodolok menurut sumber setempat adalah keturunan Majapahit yang mengembara sampai di Cepor dan kemudian tinggal di tempat ini.... more »
  • 24-06-14

    Aroma Of Heaven, Seb

    Film ini menceritakan asal mula kopi yang berkembang di Desa Doro yang terletak di Pekalongan, Jawa Tengah, sampai mengulas tradisi mengunyah biji... more »
  • 23-06-14

    Jembawan Menjadi Ker

    Ramawijaya mengetahui hal ini dan berniat menjatuhkan hukuman kepada adiknya karena telah melakukan perbuatan yang tidak pantas. Namun sebelum orang... more »
  • 23-06-14

    Denmas Bekel 23 Juni

    more »
  • 23-06-14

    Rainforest World Mus

    Pada tahun ini, RWMF yang rutin diadakan setiap tahun sejak 1997 telah memasuki episode ke-17. Sebuah perjalanan yang panjang hingga festival ini... more »
  • 21-06-14

    Selama Sepekan Ini O

    Orang Wuku Pahang suka berbicara berlebih, cenderung menentang bila merasa benar, mudah curiga hingga amat berhati-hati dalam bekerja. Kadangkala ia... more »