Tembi

Yogyakarta-yogyamu»NAMA atau ISTILAH KEJEPANG JEPANGAN DI YOGYAKARTA

01 Jan 2008 04:06:00

Yogyamu

NAMA/ISTILAH KEJEPANG-JEPANGAN
DI YOGYAKARTA

Pergaulan bangsa-bangsa yang kemudian berkembang akhir-akhir ini dengan tren globalisasi telah membawa dampak tertentu pada masyarakat Indonesia. Hubungan antara bangsa Indonesia dan Jepang salah satunya berdampak pada latahnya bangsa/masyarakat Indonesia khususnya Yogyakarta untuk menggunakan istilah yang berbau kejepang-jepangan. Penggunaan istilah ini di Yogyakarta secara kebetulan banyak digunakan untuk menamakan warung/rumah makan, toko, dan tempat-tempat yang digunakan untuk transaksi jual beli. Bagi yang tidak peka pada gaya guyon ala Yogyakarta, nama-nama yang berbau Jepang yang bahklan dituliskan dalan gaya kaligrafi Jepang, akan mengira bahwa nama-nama itu adalah nama Jepang asli.

Nama-nama yang berbau kejepang-jepangan itu misalnya takasi murah (tak kasih murah), isaku iki (bisa saya cuma ini), niki eco (ini enak), numani (membikin ketagihan) niki sae (ini bagus), niki murah (ini murah). Nama atau istilah yang berbau kejepang-jepangan ini memang menimbulkan kesan main-main. Main-main karena bagi orang yang tahu bahasa Jawa istilah tersebut jelas berasal dari kosa kata dalam bahasa Jawa. Hanya saja ketika dirangkai-rangkaikan kedengarannya menjadi seperti bahasa Jepang. Main-main ini jelas mempunyai tujuan menarik minat khalayak. Ketertarikan ini menimbulkan perhatian, perhatian menimbulkan rasa ingin tahu, rasa ingin menimbulkan rasa ingin mencoba. Mencoba dan menjadi langganan inilah nampaknya yang menjadi tujuan dari si pembuat istilah untuk toko/warung/tempat transaksi jual belinya. Menariknya lagi, tempat-tempat yang menggunakan istilah itu juga menyediakan barang dagangan yang tidak jauh-jauh benar dari dagangan atau apa-apa yang ada di negeri Jepang, misalnya makanan yang berbahan dasar ikan, mie, atau sayur.

Jika Anda ke Yogya jangan kaget atau terkecoh kalau menemukan tempat transaksi jual beli yang menggunakan nama yang berbau Jepang ini. Perhatikan dulu, ini Jepang betul apa bukan. Barangkali hal ini tidak lepas dari kebiasaan orang Yogya yang suka plesetan itu.

Teks: Sartono Kusumaningrat
Foto: Didit Priya Daladi



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta