- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Yogyakarta-yogyamu»JALUR PERTEMUAN DUA KABUPATEN
18 Nov 2009 12:00:00Yogyamu
JALUR PERTEMUAN DUA KABUPATEN
Arah mata angin yang membentang antara utara dan selatan, bisa dikatakan sebagai arah yang kontradiktif, artinya sulit –atau tidak bisa—dipertemukan. Karena ‘watak’ arah mata angin itu sendiri yang berlainan, seperti juga bumi dan langit, yang tidak bisa dipertemukan. Hanya, secara ilusif, bumi dan langit, kapan memandang laut lepas, seolah keduanya menyatu diujung jarak pandang antara langit dan bumi. Namun, sekali lagi, itu hanyalah ilusif.
Tetapi, pembagian geografis wilayah bisa menyatukan arah mata angin, yang kontradiktif itu. Dan bukan ilusif sebagaimana kita bisa melihat menyatunya langit dan bumi di ujung laut lepas. Di mana geografis antara utara dan selatan bisa menyatu? Kita tahu, Bantul dan Sleman adalah dua wilayah Kabupaten dibawah Propinsi DIY. Sleman terletak di ujung utara, persis ditepi kaki Gunung Merapi, bahkan ada bagian wilayahnya yang sangat dekat dengan puncak Merapi. Sedang Bantul terletak ditepi pantai selatan yang memanjang dari timur sampai barat. Perbatasan pantai dari timur dan barat terdapat dua wilayah yang berbeda, yakni Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Kulonprogo. Jadi, dari jarak dan arah, sesungguhnya, kedua wilayah itu tidak bisa bertemu. Apalagi ditengahnya ada Kotamadya Yogyakarta. Secara logika, titik untuk bertemu akan ‘dihadang’ oleh Kotamadya Yogyakarta, atau yang sekerang dikenal dengan nama Pemerintah Kota Yogyakarta.
Karena pembagian geografis mempunyai nalar sendiri, apalagi bentuk bumi juga tidak mendatar, ada juga pegunungannya, maka yang dianggap tidak mungkin bisa bertemu, akhirnya menyatu. Ada wilayah dusun yang menyatukan antara Bantul dan Sleman, yang letaknya berbeda: utara dan selatan. Dua dusun itu bernama dusun Sembung, Desa Balecatur, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman bertemu dengan dusun Sambikerep, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Kedua dusun ini berada, katakanlah, di ‘pedalaman’ yang jauh dari jalan raya. Tapi justru karena jauh, keduanya malah mempertemukan ‘induknya’.
Kedua dusun ini masih rindang. Banyak pohon disepanjang jalan, sehingga kapan melewati kedua dusun ini suasana sejuk tidak bisa dihindarkan. Panas Matahari terhalang oleh pepohonan. Jalan lintas beraspal halus. Meski tingkat kehalusannya berbeda. Dusun yang memasuki wilayah kabupaten Bantul, jalan aspal jauh lebih halus dibanding dengan dusun diwilayah Kabupaten Sleman. Dalam kata lain, jalan aspal di dusun Sambikerep merupakan jalan aspal yang sudah diperbaiki dan ada garis marka di tengahnya. Sedang, jalan dusun di Sembung, merupakan jalan lama, meski masih kelihatan halus. Yang menyamakan dari keduanya, jalannya naik turun, meski tidak tinggi. Dan ini mengasyikan.
Dua jalan yang berbeda ini, kiranya adalah dua jalur jalan yang mempertemukan dua kabupaten yang letaknya berlainan arah: utara dan selatan. Wilayah pantai selatan dan wilayah gunung Merapi.
Laiknya peribahasa: ikan di laut sayur di gunung akhirnya ketemu juga di belanga.
Ons Untoro
Artikel Lainnya :
- PROFIL ANAK-ANAK JAWA MASA LALU(10/01)
- Wayang Wong Gaya Yogyakarta. Masa Gemilang dan Memudar(03/08)
- BPH. Murdaningrat dan BPH. Panular Gugur dalam Perang Jawa (1825-1830)(31/05)
- Upacara Tingkepan(18/05)
- LOMBA LAGU PERJUANGAN, AGAR SISWA CINTA MUSEUM(10/12)
- DOLANAN BENGKAT(08/11)
- 6 Juli 2010, Kabar Anyar - GELAR BUDAYA YOGYAKARTA 2010: MENGENALKAN KHASANAH BUDAYA KERATON YOGYAKARTA (KASULTANAN DAN PAKU ALAMAN)(06/07)
- 13 Agustus 2010, Kabar Anyar - SENI MURAL UNTUK MAESTRO SASTRA(13/08)
- Membaca Puisi untuk Darmanto Yatman(24/01)
- Mutiara Wicara Jawa. Pandom Pranatacara lan Pamedharsabda(17/12)