BPH. Murdaningrat dan BPH. Panular
Gugur dalam Perang Jawa (1825-1830)

BPH. Murdaningrat dan BPH. Panular Gugur dalam Perang Jawa (1825-1830)

Keletakan

Makam Bendara Pangeran Harya (BPH) Murdaningrat dan BPH. Panular secara administratif terletak di Nglengkong Kidul, Kalurahan Sumberejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Propinsi DIY. Lokasi ini dapat dijangkau melalui Perempatan Tempel (selatan Jembatan Krasak-Tempel) ke arah barat. Jarak Permpatan Tempel dengan Kalurahan Sumberejo kira-kira 2,5 kilometer. Jarak Kalurahan Sumberejo dengan Nglengkong Kidul kira-kira 1,5 kilometer.

Kondisi Fisik

Kompleks makam BPH. Murdaningrat dan BPH. Panular merupakan kompleks makam yang cukup terawat. Nisan kedua bangsawan dari Yogyakarta ini berada dalam naungan cungkup yang dibangun dari batu bata (tembok). Cungkup tersebut terbilang kokoh. Cungkup memiliki arah hadap ke selatan. Di samping itu juga memiliki pintu di sisi timur yang menghadap pada jalan masuk ke kompleks makam. Kompleks makam ini tidak begitu jauh dari aliran Sungai Krasak. Kali Krasak tersebut tepatnya mengalir di sisi barat kompleks makam.

BPH. Murdaningrat dan BPH. Panular Gugur dalam Perang Jawa (1825-1830)

Nisan BPH. Murdaningrat dan BPH. Panular yang menempati ruang inti dari cungkup makam memiliki ukuran yang berbeda dan juga bentuk yang berbeda. Nisan BPH. Murdaningrat memiliki ukuran panjang 160 Cm, lebar 40 Cm, dan tinggi hingga kepala jirat 85 Cm. Sedangkan nisan BPH. Panular memiliki ukuran panjang 175 Cm, lebar 46 Cm, dan tinggi hingga kepala jirat 85 Cm.

Kedua nisan pangeran dari Yogyakarta ini posisinya tampak ditinggikan dari lantai dasar cungkup setinggi 50 Cm. Pada sisi kanan bawah nisan BPH. Panular ditempatkan nisan Kyai Colo dengan ukuran panjang 110 Cm, lebar 30 Cm, dan tinggi hingga kepala jirat 55 Cm. Keseluruhan lantai di cungkup ini telah dilapisi keramik berwarna putih dengan ukuran keramik 20 Cm x 20 Cm. Luas keseluruhan cungkup sekitar 15 m x 25 m.

BPH. Murdaningrat dan BPH. Panular Gugur dalam Perang Jawa (1825-1830)

Pada bagian dalam cungkup makam BPH. Murdaningrat dan BPH. Panular ini diletakkan sebuah papan yang berisi tentang keterangan dari tokoh yang dimakamkan. Keterangan itu bila dibaca lengkap akan berbunyi,

GPH. Moordhaningrat missi wakil HB V dalam Perang Diponegoro, utusan menemui BPH. Diponegoro tidak berhasil. Gugur pada hari Senen Kliwon 31 Maret 1826 kembali dari Desa Deksa dengan pengawal 20 infanteristen pimpinan Letnan Hauber. Pengikut utusan HB V adalah BPH. Panular. Penderek Bupati ada 2: 1. RT. Nitinegoro, 2. RT. Mangundjojo. Dimuljakan oleh trah RM. A.A. Djojodiningrat Bupati Karanganyar/ Bagelen/ Kedu Utara pada Senen Kliwon 10 Maret 1925, 99 tahun wafatnya Eyang Moordhaningrat condro sengkolo, memayu rahayuning djagad. Keterangan dari Dokter Abdulkadir buyut GPH. Moordhaningrat bekas dokter Kraton Sultan HB VIII yang turut memuljakan dibikin pada 1 Agustus 1964 oleh RM. Abdulkadir.

BPH. Murdaningrat dan BPH. Panular Gugur dalam Perang Jawa (1825-1830)

Kecuali nisan dari bangsawan Yogyakarta, di tempat ini juga terdapat sederetan nisan yang menurut sumber setempat merupakan nisan dari prajurit Legiun Mangkunegaran, Kasunanan Surakarta, dan Kasultanan Yogyakarta yang ikut gugur dalam Perang Jawa atau Perang Diponegoro (1825-1830). Nisan-nisan tersebut terletak di bagian depan dan tengah dari bangunan cungkup makam.

Bersambung

a.sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta