- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Bale-dokumentasi-resensi-buku»Upacara Tingkepan
18 May 2006 08:34:00Perpustakaan
Judul : Upacara Tingkepan
Penulis : Suwarna Pringgawidagda
Penerbit : Adicita Karya Nusa, 2003, Yogyakarta
Halaman : x + 65
Ringkasan isi :
Tingkepan adalah tata cara dan tata upacara masyarakat Jawa yang dilaksanakan ketika kandungan seorang wanita mencapai usia tujuh bulan dan ia mengandung yang pertama kali. Tingkepan disebut juga mitoni. Pelaksanaan tingkepan biasanya dilaksanakan berdasarkan hitungan neptu (hari lahir dan pasaran calon ibu dan calon bapak misalnnya hari Senin pasaran Pon) untuk mencari saat yang dianggap tepat, kondisi calon ibu dan juga segi kepraktisan.
Peralatan (segala hal yang mendukung pelaksanaan tata upacara tingkepan) yang digunakan sangat banyak dan mengandung makna simbolis. Peralatan tersebut yaitu pengaron (tempayan air), toya suci perwita sari (air suci yang diambilkan dari tujuh sumber), sekar setaman (bunga mawar, melati, kantil dan atau kenanga), nyamping (kain jarit) tujuh macam (antara lain motif sidomukti, truntum, udan riris dan yang wajib harus ada adalah motif dringin) dan mori (lembaran kain putih). Peralatan yang lain kursi kecil (dhingklik), daun kluwih, alang-alang dan kapa-kapa, klasa bangka (tikar dari anyaman daun pandan), janur kuning, keris dan kunir, telur ayam, kelapa gading yang muda, klenthing, ayam dan sangkarnya, siwur (gayung air dari batok kelapa tanpa dihilangkan kelapanya), rujak dan dhawet. Dalam buku ini makna simbolis peralatan tersebut diterangkan secara sederhana tetapi jelas sehingga mudah dipahami.
Piranti (menurut penulis sebagai pengganti kata sesaji karena kata sesaji mengandung nuansa aninisme dan dinamisme) tingkepan sangat banyak dan juga mengandung makna simbolis. Piranti tersebut yaitu tumpeng tujuh beserta lauknya, tumpeng robyong dan tumpeng gundul, telur penyu (terbuat dari telur ayam yang diwarnai merah), jenang procot, clorot, sekul punar (nasi kuning), jenang (terdiri jenang merah, jenang putih, jenang merah putih, jenang palang putih, jenang palang merah, jenang baro-baro merah, jenang baro-baro putih, jenang sungsum dan bubur sungsum, jenang lare), tumpeng damar, pring sedhapur (ruas bambu kecil tujuh buah yang diikat), babon angrem, pasung, kupat pletek, apem, cenil dan klepon, srinthil thiwul, kacang panjang, lobak, kubis, lembayung, nasi gurih dan buah-buahan. Berbagai piranti tersebut dalam buku ini walaupun tidak mendetail disebutkan bahan dan bentuknya. Misal jenang procot terbuat dari tepung beras yang dimasak dan diberi gula. Di bagian tengah diberi pisang utuh yang telah dimasak terlebih dahulu. Disebut jenang procot dengan harapan jabang bayi lahir (mrocot) cepat, lancar dan selamat baik ibu maupun bayi.
Proses upacara tingkepan terdiri dari pembuka (dilaksanakan oleh pembawa acara, sambutan selamat datang dan ucapan terima kasih atas kehadiran para tamu, dilanjutkan upacara inti tingkepan terdiri sungkeman, siraman, sesuci, pecah pamor, brojolan, sigaran, nyampingan, luwaran dan simparan, wiyosan, kudangan, bubukan, kembulan dan unjukan, kukuban, rencakan, rujakan dan dhawetan. Setelah upacara inti selesai bisa dilanjutkan dengan makan bersama dan acara terakhir adalah penutup. Proses upacara tingkepan dalam buku ini diuraikan cukup jelas dan mendetail termasuk contoh-contoh ucapan dalam bahasa Jawa (wicara) dalam setiap tahapan proses upacara tingkepan.
Dalam buku ini juga diterangkan “candra” (“kiasan”) kehamilan sejak usia kehamilan satu bulan sampai sembilan bulan. Misal hamil tiga bulan candranya trilokamaya. Tri artinya tiga, loka artinya tempat (sasana), maya (alam ngondar-andir, alam yang sangat berbahaya). Oleh karena itu si ibu harus berhati-hati dalam ucapan maupun tindakan demikian juga si ayah agar tidak berakibat buruk bagi si bayi.
Upacara tingkepan sesungguhnya mengandung ucapan terima kasih, doa dan harapan kepada Tuhan agar segala sesuatunya berjalan dengan baik dan lancar.
Artikel Lainnya :
- Bakmi Si Bisu(06/08)
- Dandang, Spesialis untuk Adang Nasi (2) (Alat Dapur-8)(19/02)
- 18 Desember 2010, Denmas Bekel(18/12)
- PUSAT PENJUALAN MAKANAN KHAS YOGYAKARTA(01/01)
- PAKAIAN-PAKAIAN IMPORT MEMBANJIR DI YOGYAKARTA(01/01)
- JUDUL BUKU(08/03)
- Bisma (6) Badan Sentanu Semakin Kurus(02/02)
- 'IJAB QOBUL' UNTUK KEISTIMEWAAN(19/04)
- Panggung Krapyak Sebagai Penanda Lalu Lintas(31/07)
- SIKLUS DAN SIRKUS DARI KLOWOR KUCING WALDIONO(26/05)